Fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga barang atau jasa yang ada di pasar dengan kuantitas penawaran yang ditawarkan oleh seorang produsen,[1] fungsi ini berbentuk persaman matematika yang didapatkan dari 2 atau lebih data yang memperlihatkan banyak barang yang ditawarkan dengan harga barang tersebut pada suatu waktu. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen dengan tujuan untuk menganalisa kemungkinan-kemungkinan banyaknya barang yang akan diproduksi dan menyusun strategi pemasaran.
Fungsi penawaran mengikuti hukum penawaran. Bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. Jadi, dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen memiliki hubungan positif, karenanya gradien dari fungsi penawaran selalu positif.[2]
Bentuk fungsi penawaran
Fungsi penawaran menghubungkan antara variabel harga dan varabel jumlah (barang/jasa) yang ditawarkan.[3] Bentuk umum fungsi penawaran: atau
keterangan:
= Banyak barang yang ditawarkan
= Harga barang
= Konstanta
= Kemiringgan/slope/gradient
Fungsi penawaran didapatkan dari 2 data atau lebih dari proses penawaran di pasar pada suatu waktu tertentu, berikut ini adalah rumus untuk menentukan fungsi penawaran
Berikut adalah contoh[3] beberapa data yang menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual untuk tiap harga yang akan diterimanya di pasar.
Harga per unit (ribuan Rp)
Jumlah yang ditawarkan
100
800
600
400
200
350
300
250
200
150
Dari data tersebut kita dapat membuat bentuk fungsi penawarannya dengan memasukkan rumus , dengan menggambil 2 data sebarang misal P1 = 200, P2 = 400, dan Q1 = 150, Q2 = 200,
Kurva penawaran
Kurva penawaran adalah kebalikan dari kurva permintaan. Jika harga suatu barang naik, maka barang yang di tawarkan juga akan naik. Begitulah bunyi hukum pada kurva penawaran. Kurva ini memiliki gradient / kemiringan / slope positif, artinya slope pada kurva ini berjalan naik dari pojok bawah kiri ke pojok kanan atas.[4]
Pergerakan dan pergesaran kurva penawaran
Seperti kurva permintaan, kurva penawaran juga bisa bergeser atau mengalami pergerakan. Faktornya tetap sama, yaitu perubahan harga barang dan faktor ceteris paribus (faktor selain harga barang itu sendiri), misalnya biaya produksi dan teknologi.
Sebagai contoh, pada saat harga bakso Rp16.000,00 jumlah bakso yang ditawarkan adalah sebesar 160 mangkok. Ketika harganya naik menjadi Rp18.000, mengakibatkan bertambahnya jumlah bakso yang ditawarkan dari 160 mangkok menjadi 180 mangkok. Sehingga jika dibentuk fungsi penawarannya akan menghasilkan sebuah kurva yang bergerak dari satu titik ke titik lainnya pada satu garis lurus.
Sementara itu, jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus, sebagai contoh teknologi, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Bila teknologi meningkat (ditemukan teknologi baru yang semakin canggih yang memungkinkan produksi lebih banyak dan efisien), kurva penawaran bergeser sejajar ke kanan. Jika teknologi menurun, kurva penawaran bergeser sejajar ke kiri.