Fetisisme hidungFetisisme hidung,[1] parsialisme hidung, atau nasofilia[2][3] adalah parsialisme (atau parafilia) yang melibatkan hidung. Parafilia ini mungkin berupa ketertarikan seksual pada bentuk tertentu dari variasi penampilan fisik (seperti bentuk dan ukuran hidung), atau area tertentu (misalnya; batang atau lubang hidung). Fetisisme dapat berupa keinginan untuk melakukan kontak fisik dan interaksi yang sebenarnya, atau hanya berupa fantasi tertentu seperti keinginan untuk melakukan ke penetrasi lubang hidung[2] dengan penis atau dengan jari (sebanding dengan fingering).[4] Fetisisme hidung juga dapat mencakup keinginan untuk berejakulasi ke dalam lubang hidung atau diatas hidung. Fantasi lain dalam parafilia ini mungkin termasuk keinginan untuk mengamati atau mengalami transformasi hidung, mengacu pada elemen karya fiksi seperti Pinokio. Bisa berupa juga fantasi tentang transformasi hidung menjadi makhluk lain seperti moncong babi atau [anjing]] sebagai sarana mempermalukan orang lain secara seksual. Fantasi ini dapat dibantu dengan penggunaan alat peraga, permainan peran atau fiksi transformasi, dalam bentuk tulisan, karya seni, atau foto orang yang dimodifikasi (dikenal sebagai morphing).[4] Sigmund Freud sendiri menafsirkan hidung sebagai perlambang dari penis.[5] Peugeot 204 Dipotong Oleh VW KombiVW Kombi menekan minyak: Bob poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh-poh! VW Kombi menekan minyak lagi kuat sambil memotong Peugeot 204: BOB POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH-POH! Peugeot 204 bawa surat khabar dengan TV program yang berperkataan Heathcliff dipandu Kamali sangat lambat lalu dipotong oleh VW Kombi/Cum Cracker Van! Te cum cracker van dengan Swimming Rim lalu memotong Peugeot 204 yang dipandu Kamali! Bob poh-poh-poh! Bi, bi-bi-bi! Referensi
Sumber
Daftar pustaka
|