Ferdinand Christian BaurFerdinand Christian Baur (1792-1860) adalah seorang teolog Protestan[1] dan sarjana Perjanjian Baru yang berasal dari Jerman.[2] Ia juga merupakan seorang sejarawan Gereja dan salah satu pendiri dari Universitas Tübingen.[2][1] Sejak tahun 1817 sampai tahun 1826 ia mengajar sejarah dan ilmu bahasa-bahasa di Blaubeuren.[1] Di sana juga, tepatnya pada tahun 1824-1825 ia menghasilkan karyanya yaitu Symbolik und Mythologie.[1] Ia menolak keaslian banyak surat yang dianggap berasal dari Paulus.[2] Menurutnya pertentangan keras dalam jemaat rasuli antara Petrus dan Paulus disembunyikan oleh penulis Kisah Para Rasul demi kepentingan rekonsiliasi.[2] Perselisihan itu selesai dalam bentuk kekristenan am pada abad ke-2 ketika keempat Injil telah terhimpun.[2] Hal ini merupakan penafsiran yang mirip dengan filsafat sejarah dialektis yang dikembangkan oleh Hegel.[2] Salah satu ahli berkebangsaan Inggris yang menentang pandangan Baur ini adalah J.B. Lightfoot.[2] Dewasa ini secara luas diakui bahwa literatur Perjanjian Baru harus dipahami dalam hubungan dengan kepelbagaian.[2] Kemudian perbedaan-perbedaan dalam jemaat perdana merupakan bagian dari pertentangan-pertentangan serta ketegangan-ketegangan sejarah universal.[2] Pandangan Baur sejauh ini mendapat sedikit dukungan modern.[2] Baur mengembangkan teorinya lebih lanjut dalam karyanya yang kemudian (tahun 1835, tahun yang sama dengan penerbitan buku karya David Strauss' Leben Jesu), Über die sogenannten Pastoralbriefe ("Mengenai apa yang disebut Surat-surat Am"). Di sini Baur mencoba membuktikan bahwa "guru-guru palsu" yang disebut dalam Surat 2 Timotius dan Surat Titus adalah para penganut Gnostikisme, terutama pengikut Marcion, dari abad ke-2, dan dengan demikian menurutnya, surat-surat Am itu ditulis pada pertengahan abad ke-2 untuk melawan ajaran Gnostikisme. Kemudian ia melanjutkan penelitian atas surat-surat Paulus yang lain dan Kisah Para Rasul dengan cara yang sama, hasilnya diterbitkan pada tahun 1845 dengan judul Paulus, der Apostel Jesu Christi, sein Leben und Wirken, seine Briefe und seine Lehre ("Paulus, rasul Yesus Kristus, kehidupan dan pekerjaannya, surat-surat dan ajarannya"). Di sini ia menyimpulkan bahwa hanya Surat Galatia, Surat 1 Korintus dan Surat 2 Korintus serta Surat Roma yang asli ditulis oleh Paulus, juga Paulus yang ditulis dalam Kisah Para Rasul bukan orang yang sama dengan Paulus, sang penulis surat-surat asli ini. Sang pengarang surat adalah seorang pengikut Paulus, yang sambil mengamati kelompok-kelompok yang berbeda dalam gereja, dengan susah payah menggambarkan Simon Petrus sejauh mungkin dari Kekristenan menurut Paulus (yaitu kaum Paulist) dan memisahkan Paulus sejauh mungkin dari aliran yang mengikuti ajaran Simon Petrus (Petrinist). Sekolah TübingenSekolah Tübingen (Tübingen School) yang dimotori ajarannya oleh Baur mencapai puncak pengaruh pada tahun 1840-an, tetapi kehilangan landasan karena fakta-fakta sejarah yang muncul berlawanan dengan ajaran-ajaran tersebut.[3] Sejak Adolf von Harnack (~ tahun 1910) mengusulkan tarikh-tarikh jauh lebih awal mengenai masa penulisan Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul, ajaran Sekolah Tübingen umumnya telah ditinggalkan.[4] Lihat pulaReferensi
|