Ensefalopati Traumatik Kronis |
---|
|
Otak normal (kiri) dan Otak dengan ETK (right) |
|
Nama lain | Sindroma Ensefalopati Traumatik, dementia pugilistica,[1] punch drunk syndrome |
---|
Spesialisasi | Neurologi, psikiatri, kedokteran olahraga |
---|
Penyebab | Cedera Kepala Berulang[1] |
---|
Faktor risiko | Olahraga kontak fisik, militer, KDRT, trauma kepala berulang[1] |
---|
|
Gejala dan tanda | Gangguan perilaku, gangguan mood, gangguan proses pikir[1] |
---|
Komplikasi | Demensia,[2] sikap agresif, Depresi, Pikiran untuk bunuh diri[3] |
---|
Awal muncul | Bertahun-tahun setelah trauma[2] |
---|
Diagnosis | Otopsi[1] |
---|
Kondisi serupa | Penyakit Alzheimer, Penyakit Parkinson[3] |
---|
Perawatan | Pengobatan suportif[3] |
---|
Prevalensi | Tidak diketahui[2] |
---|
Ensefalopati Traumatik Kronik (ETK) adalah sebuat penyakit neurodegeneratif yang disebabkan oleh cedera kepala berulang.[4] Gejala biasanya baru muncul beberapa tahun setelah cedera terjadi. Gejala yang muncul dapat berupa gangguan perilaku, gangguan mood, dan gangguan proses pikir. [4][5] Pengaruh ETK terhadap risiko bunuh diri masih belum diketahui.[4]
Kasus yang paling sering didokumentasikan terjadi pada atlet olahraga kontak fisik seperti tinju, sepak bola amerika, gulat profesional, hoki es, rugbi, dan sepak bola.[4][6] Risiko lainnya termasuk menjadi bagian dari militer, adanya riwayat kekerasan dalam rumah tanga, dan mengalami benturan kepala berulang. [4] Derajat keparahan trauma yang diperlukan sampai terjadi ETK masih belum diketahui. [4] Penyakit ini diklasifikasikan sebagai penyakit tauopati. [4]
Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini.[7]
Angka kejadian ETK ditemukan sekitar 30% dari pasien yang memiliki riwayat cedera kepala berulang,[4] namun angka kejadian pada populasi masih belum diketahui[5] Penelitian mengenai kerusakan otak akibat cedera kepala berulang dimulai pada tahun 1920-an, pada saat itu ETK dikenal dengan dementia pugilista atau punch drunk syndrome.[4][7] Telah diusulkan perubahan peraturan pada beberapa cabang olahraga dengan tujuan mencegah ETK.[4]
Referensi
- ^ a b c d e Asken, BM; Sullan, MJ; DeKosky, ST; Jaffee, MS; Bauer, RM (1 October 2017). "Research Gaps and Controversies in Chronic Traumatic Encephalopathy: A Review". JAMA Neurology. 74 (10): 1255–62. doi:10.1001/jamaneurol.2017.2396. PMID 28975240.
- ^ a b c Stein, TD; Alvarez, VE; McKee, AC (2014). "Chronic traumatic encephalopathy: a spectrum of neuropathological changes following repetitive brain trauma in athletes and military personnel". Alzheimer's Research & Therapy. 6 (1): 4. doi:10.1186/alzrt234 . PMC 3979082 . PMID 24423082.
- ^ a b c "Alzheimer's & Dementia". Alzheimer's Association. Diakses tanggal 21 September 2017.
- ^ a b c d e f g h i j Asken, Breton M.; Sullan, Molly J.; DeKosky, Steven T.; Jaffee, Michael S.; Bauer, Russell M. (2017-10-01). "Research Gaps and Controversies in Chronic Traumatic Encephalopathy: A Review". JAMA Neurology (dalam bahasa Inggris). 74 (10): 1255. doi:10.1001/jamaneurol.2017.2396. ISSN 2168-6149.
- ^ a b Stein, Thor D; Alvarez, Victor E; McKee, Ann C (2014). "Chronic traumatic encephalopathy: a spectrum of neuropathological changes following repetitive brain trauma in athletes and military personnel". Alzheimer's Research & Therapy (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 4. doi:10.1186/alzrt234. ISSN 1758-9193.
- ^ Maroon, Joseph C.; Winkelman, Robert; Bost, Jeffrey; Amos, Austin; Mathyssek, Christina; Miele, Vincent (2015-02-11). Lewis, Patrick, ed. "Chronic Traumatic Encephalopathy in Contact Sports: A Systematic Review of All Reported Pathological Cases". PLOS ONE (dalam bahasa Inggris). 10 (2): e0117338. doi:10.1371/journal.pone.0117338. ISSN 1932-6203.
- ^ a b "Alzheimer's Association Update". Alzheimer's & Dementia. 17 (2): 318–319. 2021-02. doi:10.1002/alz.12306. ISSN 1552-5260.