Emping beras adalah salah satu makanan atau camilan khas dari Pulau Belitung, provinsi Bangka Belitung, dengan lokasi persebaran pada Kabupaten Belitung Timur. Makanan ini terbuat dari beras yang diambil dari bulir padi. Bulir padi ini direndam sekitar satu hari dengan air santan, setelahnya baru ditumbuk. Selama proses penumbukan ini, tahap terbentuknya emping beras dimulai dengan bulir padi berubah bentuk menjadi pipih yang menyerupai emping. Biasanya, untuk memastikan emping beras betul-betul bersih, kulit dipisah dari isinya dengan menggunakan tampah. Setelah jadi emping beras yang mentah, penyajian makanan ini dilanjutkan dengan pembuatan kuah yang menggunakan bahan-bahan seperti air putih, santan, gula merah, gula pasir, garam, dan daun pandan.
Sejarah
Pada sejarah kebudayaan masyarakat Pulau Belitung, terdapat kelompok masyarakat yang disebut Orang Darat. Masyarakat ini memiliki tradisi agraris yang disebut Maras Taun. Dalam perayaan Maras Taun, masyarakat menghidangkan makanan khas berupa lepat, dan didampingi dengan emping beras. Representasi dari emping beras ini merupakan gambaran dari Orang Darat yang hidup sebagai peladang huma.
Kondisi budaya
Camilan ini mulai jarang ditemukan di tempat umum ataupun rumah makan sehingga kondisi budayanya sudah berkurang. Namun, kuliner ini masih dapat dinikmati pada beberapa kelompok masyarakat yang menyelenggarakan acara Maras Taun, seperti pada Desa Balok Kecamatan Dendang, Desa Jangkar Asam, dan Desa Air madu yang terletak di Kecamatan Gantung. Kuliner ini hampir tidak mungkin ditemukan pada hari-hari biasa karena proses pengerjaannya melibatkan banyak ketika saat yang dibuat khusus sebagai hidangan pada ritus Maras Taun. Dengan demikian, kuliner ini merupakan makanan khas yang dapat ditemui pada saat-saat tertentu saja.
Referensi
[1]
[2]
[3]