Emigrasi Tionghoa
Arus emigrasi Tionghoa (juga dikenal dengan sebutan diaspora Tionghoa) terjadi sepanjang sejarah. Emigrasi masaal yang dikenal sebagai diaspora Tionghoa, terjadi dari abad ke-19 sampai 1949, utamanya disebabkan oleh perang dan kelaparan di Tiongkok daratan, invasi dari berbagai negara asing, serta masalah yang diakibatkan dari korupsi politik. Kebanyakan imigran adalah petani buta huruf dan buruh manual, yang disebut "kuli" (Hanzi: 苦力; Pinyin: kǔ lì; harfiah: 'Buruh Keras'), yang beremigrasi untuk bekerja di negara-negara seperti Amerika, Australia, Afrika Selatan, dan Asia Tenggara. Menurut buku Lynn Pan Sons of the Yellow Emperor, emigrasi kuli Tionghoa dimulai setelah perbudakan dihapuskan di seluruh kawasan yang diduduki oleh Inggris. Menghadapi penyusutan tenaga manusia, para pedagang Eropa memutuskan untuk mengganti para budak Afrika dengan para buruh dari Tiongkok dan India. Seorang penanam Guiana Britania menyatakan soal alasannya memilih para buruh Tionghoa: "fisik kuat mereka, keuletan mereka untuk menghasilkan uang, kerja keras mereka dari bayi". Diaspora Tionghoa adalah orang-orang dengan keturunan Tionghoa yang tinggal di luar Tiongkok yang merupakan diaspora terbesar di dunia. Terdapat 45 juta jiwa diaspora Tionghoa yang tinggal di dunia. Catatan
Artikel ini berisi bahan berstatus domain umum dari situs web atau dokumen Library of Congress Country Studies. [1] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Chinese diaspora.
|