Ekspresi mikro adalah ekspresi yang dimunculkan wajah dalam waktu singkat, hanya berlangsung sepersekian detik.[1] Ini bisa muncul sebagai akibat dari aktivitas komunikasi antar orang dalam interaksi sosial. Respon eskpresi mikro yang dimiliki wajah terjadi secara spontan dan serta merta, sehingga kecil kemungkinan untuk dapat dimanipulasi.[2]
Sejarah
Pertama kali digagas oleh Haggard dan Isaacs pada tahun 1966. Dalam teori Haggard-Isaacs ekspresi mikro disebut juga sebagai Micro Momentary Expressions. Tetapi mereka berdua juga menjelaskan bahwa ekspresi mikro tidak dapat dikenali secara real-time. Selanjutnya Paul Ekman bersama teman lamanya Wallace V. Friesen dengan lebih luas menjabarkan penjelasan mengapa ekspresi mikro terjadi. Ekspresi mikro terjadi ketika seseorang telah menyembunyikan perasaan mereka dari diri mereka sendiri atau ketika mereka sengaja mencoba untuk menyembunyikan perasaan mereka dari orang lain.
Ekspresi Universal
Tujuh ekspresi dasar yang secara general dapat ditemui pada semua wajah orang adalah marah, merendahkan, senang, terkejut, takut, sedih dan jijik. Ekspresi yang bersifat universal diantara umat manusia terbentuk secara biologis dan bukannya kultural. Dalam arti, tidak ada perbedaan ekspresi diantara peradaban manusia yang berbeda-beda. Bahkan orang-orang tunanetra dan yang mengalami kebutaan sejak lahir (difabel) memiliki bentuk ekspresi yang mirip dengan mereka yang memiliki kemampuan penglihatan. Dengan memahami ekspresi dasar ini kita dapat memprediksi latar belakang psikologi seseorang yang berguna dalam setiap pengambilan keputusan saat berhadapan dengan orang lain.[3]
Dalam budaya populer
Dalam serial televisi Amerika terkenal Lie to Me (2009) yang mana ekspresi mikro menjadi tema utama ceritanya. Karakter utama menggunakan kepekaan akan ekspresi mikro dan bahasa tubuh, untuk memastikan apakah seseorang melakukan kebohongan dan menyembunyikan suatu hal.
^Pranowo, Awal (2020-05-15). "Why MICRO EXPRESSION AND BODY LANGUAGE". Inspektorat Jenderal Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-30.