Eksaptasi dan istilah "ko-opsi" yang berhubungan mendeskripsikan perpindahan fungsi suatu ciri tubuh selama evolusi. Sebagai contoh, sebuah ciri dapat berevolusi untuk menjalani fungsi tertentu, namun kemudian barangkali dapat digunakan untuk menjalani fungsi lainnya. Eksaptasi umum ditemukan di anatomi dan perilaku.
Bulu burung adalah sebuah contoh klasik dari hal ini. Awalnya, bulu burung barangkali berevolusi untuk membantu regulasi suhu tubuh, namun belakangan beradaptasi untuk terbang. Saat bulu pertamakali digunakan untuk membantu terbang, hal ini dikenal dengan penggunaan eksaptif. Semenjak itu, bulu burung telah dibentuk oleh seleksi alam untuk mengembangkan kemampuan terbang, sehingga pada wujud sekarang, mereka lebih baik dianggao sebagai adaptasi untuk terbang. Hal yang serupa terjadi pada beragam jenis struktur yang awalnya memiliki fungsi sebagai eksaptasi: setelah berkembang untuk menjalani fungsi baru, mereka beradaptasi lebih jauh untuk menjalankan fungsi tersebut.
Minat pada eksaptasi berhubungan kepada proses dan produk evolusi: proses yang membentuk ciri kompleks dan produk (fungsi, struktur anatomis, senyawa kimia, dan lain sebagainya) yang barangkali berkembang secara tak sempurna.[1][2] Istilah "eksaptasi" pertamakali diusulkan oleh Stephen Jay Gould dan Elisabeth Vrba, sebagai pengganti 'pre-adaptasi', yang mereka anggap sebagai istilah yang sarat teleologis.
Referensi
- ^ Bock, W.J. (1959). "Preadaptation and multiple evolutionary pathways". Evolution. 13 (2): 194–211. doi:10.2307/2405873. JSTOR 2405873.
- ^ Hayden, Eric J.; Ferrada, Evandro; Wagner, Andreas (2 June 2011). "Cryptic genetic variation promotes rapid evolutionary adaptation in an RNA enzyme" (PDF). Nature. 474 (7349): 92–95. doi:10.1038/nature10083. PMID 21637259.