Eko Budiwiyono
Eko Budiwiyono (lahir 17 Maret 1956) adalah mantan direktur utama Bank DKI. Eko Budiwiyono merupakan alumni Fakultas Ekonomi UGM. Pendidikan
Karier perbankanPekerjaan dan organisasi:
Karier di BNI (1980-2003) Deputy General Manager:
PrestasiEko Budiwiyono memiliki prestasi saat berkarier di Asuransi Jasa Indonesia. Eko Budiwiyono berhasil menaikkan laba Jasindo dari Rp. 90 Miliar menjadi Rp. 117 Miliar pada tahun 2008. Bahkan 2 tahun kemudian Eko Budiwiyono mampu menaikkan laba menjadi hampir Rp. 200 Miliar. Eko Budiwiyono menerapkan 5 hal dalam memimpin Bank DKI yaitu Performance, Service, SDM, Good Corporate Governance (GCG), dan Corporate Social Responsibility (CSR).[1] Dia diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama Bank DKI pada pertengahan 2015 karena kinerja yang mengecewakan.[2] Namun Eko juga pernah mengalami masa sulit yaitu ketika Bank BNI terkena kasus pada tahun 2003 silam. Ketika itu, bank ini demikian gencar disorot media dan publik berkenaan dengan kasus pembobolan dana sebesar Rp. 1,7 Triliun yang dilakukan dengan modus kredit ekspor berjaminan letter of credit (L/C). Saat itu Eko Budiwiyono menjadi Direktur Treasury BNI yang dianggap seharusnya mengetahui arus lalu lintas uang.[1] Catatan kaki
Referensi
|