Drainase jalur kereta api

Drainase Jalur rel kereta api sangat penting dalam menjaga stabilitas tubuh ban (subgrade) pada jalur kereta api. Drainase pada jalur kereta api mempunyai peran sebagai pembatas atau mengurangi kelebihan air dalam suatu waktu dan tempat di jalur kereta api, sehingga konstruksi tubuh ban (sub grade) tetap terjaga secara optimal.

Fungsi Drainase pada Jalur Rel Kereta Api

- Genangan air pada jalur rel kereta api tidak terjadi.

- Konsentrasi tubuh ban (sub grade) tetap tejaga karena pengaruh air yang berkurang.

- Genangan air tidak mengganggu operasi perjalanan kereta api.

Kategori Drainase Jalur Rel Kereta Api

Konstruksi jalur rel kereta api memiliki karakteristik masing-masing disetiap lokasi yang berbeda-beda, seperti jalur kereta api pada daerah datar atau rata, pada daerah tanah timbunan ataupun pada daerah galian jalur kereta api. oleh karena itu terdapat 3 (tiga) kategori drainase jalur kereta api, yaitu :

1. Drainase Permukaan.

Drainase permukaan terletak pada sisi jalur rel kereta api pada kondisi jalur lurus, posisi bibir drainase sejajar dengan tubuh ban (sub grade) yang berguna untuk menampung dan meneruskan genangan air ketempat pembuangan.

2. Drainase Bawah Tanah.

Drainase bawah tanah terletak didalam tanah yang posisi dapat ditempatkan pada sisi kiri dan kanan dari badan jalan rel kereta api. Adapun drainase bawah tanah ini dibuat menyilang didalam badan jalan atau biasa disebut drainase menyilang (cross drainage).

3. Drainase Lereng.

Drainase lereng digunakan pada jalur rel kereta api galian atau dekat dengan lereng bukit atau gunung. Dengan bentuk zig.zag dari atas lereng guna mengurangi terjadinya erosi tanah yang diakibatkan oleh gerusan air hujan dari atas bukit / gunung.

Permasalahan

Dua masalah utama sebagai hasil dari tidak tepatnya pembuatan drainase track adalah menyebabkan satu atau keduanya dengan terbenamnya ballast kedalam tanah lembek atau tanah tanah lembek masuk kedalam ballast. Dua masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ballast tenggelam pada tanah lunak. Tanah basah menjadikan jalur kereta api tidak aman dimana tanah dasar tidak dapat memberikan suatu dasar yang keras (firm bed) pada ballast. Sebagai akibatnya ballast ini tenggelam kedalam formasi tanah dasar (subgrade earth formation). Area dibawah rel segera mendapatkan tekanan lanjutan dan dapat menuju (ultimately lead) pada tenggelamnya track secara keseluruhan.

2. Tanah basah masuk kedalam ballast (Wet earth getting into the ballast) yang disebabkan karena peningkatan kadar air yang masuk dalam tubuh ban (sub grade) lalu terpompa keatas dibawah tekanan beban lalu lintas. Penomena ini dikenal sebagai mud pumping.

.

Referensi

Lihat pula

Pranala luar