Disputasi Bern (bahasa Jerman: Berner Disputation atau Berner Religionsgespräch) adalah perdebatan mengenai teologi Reformasi Swiss yang berlangsung di Bern pada tanggal 6 hingga 26 Januari 1528 dan berakhir dengan Bern menjadi kanton kedua di Swiss yang secara resmi menjadi Protestan.[1]
Latar belakang
Seiring dengan berkembangnya reformasi di Zürich pada tahun 1520-an, kanton-kanton Swiss di sekitarnya juga terkena dampaknya.[1] Bern merupakan ibu kota Konfederasi Swiss dan merupakan "kanton Swiss yang paling besar, paling konservatif, dan paling aristokratis" pada saat itu.[1](hlm.137) Gerakan Protestan awal yang dipelopori oleh Martin Luther berpengaruh di Bern sejak tahun 1518, dan ajaran Protestan mulai diperdebatkan di Bern pada tahun 1522.[2] Pada tahun 1523, kaum Protestan telah memegang jabatan penting di Bern, termasuk seniman Niklaus Manuel dan pengkhotbah Berchtold Haller.[3] Disputasi dengan Luther dan para pengikutnya telah terjadi di berbagai daerah di Jerman, dan Swiss juga telah menjadi tempat terjadinya Disputasi Zürich yang membuat Zürich secara resmi menjadi Protestan pada bulan Januari 1524.[3][4]
Disputasi Baden
Pemerintah Swiss mengadakan sebuah disputasi resmi pada tahun 1526 di kota Baden im Aargau yang beragama Katolik.[1] Banyak dari kalangan Protestan yang menganggapnya tidak aman untuk dihadiri, terutama reformator terkemuka dari Swiss, Ulrich Zwingli.[1][2](hlm.143) Dua delegasi Protestan terkemuka ke Baden adalah Johannes Oecolampadius, yang menggantikan Zwingli, dan Berchtold Haller dari Bern.[3] Disputasi ini melibatkan lebih banyak perwakilan Katolik Roma, yang jumlahnya jauh melampaui jumlah perwakilan Protestan, dan pendebat Katolik Roma yang memimpin adalah Johannes Eck, yang terkenal pernah berdebat dengan Martin Luther pada tahun 1519.[2](hlm.143) Perselisihan tersebut secara resmi mengutuk semua ajaran Protestan dan juga mengekskomunikasi Zwingli. Meskipun Disputasi Baden merupakan kemenangan telak Katolik Roma, bahasanya yang tajam membuat banyak pihak menjauh dari kubu Katolik Roma, termasuk para pemimpin Bern.[3][1] Selain itu, pemerintah Swiss menolak untuk mengizinkan para pemimpin Bern untuk melihat dokumentasi dari proses disputasi tersebut.[2](hlm.143) Oleh karena itu, Bern menjauhkan diri dari Disputasi Baden dan terus mereformasi.
Disputasi Bern
Perkembangan
Pada tahun 1527, pemilihan umum kota Bern melantik dewan kota yang mayoritas anggotanya adalah Protestan.[3] Dewan tersebut segera menyerukan agar disputasi diadakan pada tanggal 6 Januari 1528.[1]Kaisar Romawi SuciKarl V menyerukan agar disputasi tersebut dibatalkan, tetapi surat tersebut datang terlambat untuk diberlakukan.[2](hlm.144) Konsili ini mengundang para klerus dari seluruh kanton-kanton Swiss, serta delegasi dari pemerintah Swiss dan kota-kota di Jerman bagian selatan. Para uskup Bern diminta oleh konsili untuk hadir, tetapi tidak hadir, yang merupakan bentuk pembangkangan terhadap dewan kota.[2](hlm.143-44) Dewan kota mengundang perwakilan Katolik Roma maupun Protestan, tetapi sebagian besar delegasi Katolik Roma menolak untuk hadir.[1] Johannes Eck, pemimpin perwakilan Katolik Roma dalam Perselisihan Baden, menolak untuk "mengikuti para bidat ke sudut-sudut mereka."[1] Perwakilan Protestan terkemuka termasuk Ulrich Zwingli, Heinrich Bullinger, Johannes Oecolampadius, Martin Bucer, dan Wolfgang Capito.[5][6] Secara keseluruhan, ada sekitar 350 peserta yang hadir, sekitar 200 di antaranya berasal dari wilayah Bern.[2](hlm.144)
Sepuluh Tesis
Disputasi tersebut memperdebatkan sepuluh tesis berikut:
1. Gereja Kristen yang kudus, yang satu-satunya Kepalanya ialah Kristus, lahir dari Firman Allah, dan tinggal di dalam Firman itu, dan tidak mendengarkan suara orang asing.
2. Gereja Kristus tidak membuat hukum dan perintah tanpa Firman Allah. Oleh karena itu, tradisi-tradisi manusia tidak lebih mengikat kita daripada sejauh mana tradisi-tradisi itu didasarkan pada Firman Allah.
3. Kristus adalah satu-satunya hikmat, kebenaran, penebusan, dan pemuasan bagi dosa-dosa seluruh dunia. Oleh karena itu, merupakan suatu penyangkalan terhadap Kristus ketika kita mengakui dasar keselamatan dan pemuasan yang lain.
4. Kehadiran tubuh dan darah Kristus yang esensial dan jasmaniah tidak dapat dibuktikan dari Kitab Suci.
5. Misa yang sekarang digunakan, di mana Kristus dipersembahkan kepada Allah Bapa untuk dosa-dosa orang yang hidup dan yang mati, adalah bertentangan dengan Kitab Suci, sebuah penghujatan terhadap pengorbanan, penderitaan, dan kematian yang maha kudus Kristus, dan karena penyelewengannya, misa merupakan kekejian di hadapan Allah.
6. Sebagaimana hanya Kristus yang telah mati untuk kita, demikian pula Ia harus dipuja sebagai satu-satunya Pengantara dan Pembela antara Allah Bapa dan orang-orang percaya. Oleh karena itu, adalah bertentangan dengan Firman Allah untuk mengusulkan dan memohon pengantara-pengantara lain.
7. Kitab Suci tidak mengenal adanya api penyucian setelah kehidupan ini. Oleh karena itu, semua misa dan upacara-upacara lain untuk orang mati tidak ada gunanya.
8. Penyembahan terhadap gambar-gambar bertentangan dengan Alkitab. Oleh karena itu, gambar-gambar harus dihapuskan ketika mereka dijadikan sebagai objek pemujaan/penghormatan.
9. Perkawinan tidak dilarang dalam Kitab Suci untuk semua golongan pria, tetapi perzinahan dan kecemaran dilarang untuk semua.
10. Karena, menurut Kitab Suci, seorang yang secara terbuka berzinah harus diekskomunikasi, maka dapat disimpulkan bahwa ketidaksucian dan selibasi yang tidak murni lebih merusak bagi para klerus dibandingkan bagi golongan lainnya.
Semua bagi kemuliaan Allah dan Firman-Nya yang kudus.[7]
Tesis-tesis ini disusun oleh Berchtold Haller dan Franz Kolb, dan dikirim ke Zwingli yang menyarankan beberapa revisi yang kemudian diberlakukan.[8] Haller adalah teman dekat Zwingli, dan tesis-tesis tersebut dengan jelas menunjukkan pengaruh Zwingli, serta pengaruh negatif dari Disputasi Baden pada tahun 1526.[9][3]
Keputusan
Karena sebagian besar perwakilan Katolik Roma tidak hadir, jumlah perwakilan Protestan jauh melebihi jumlah perwakilan Katolik Roma kali ini, dan membalikkan semua keputusan Disputasi Baden.[1] Dewan ini juga menyetujui 10 tesis, dan sebagian besar klerus di Bern mengikutinya.[1][8] Hal ini menyebabkan dihapuskannya Misa serta gelombang ikonoklasme.[2](hlm.149)
Akibat
Kesepuluh tesis ini disetujui oleh dewan kota Bern pada tanggal 7 Februari 1528. Dewan juga menyetujui 13 artikel tambahan yang dirancang oleh Zwingli yang melanjutkan reformasi gerejawi yang menghapuskan imamat dan menetapkan liturgi baru.[1][10][9][2](hlm.150) Bern akan menjadi tuan rumah tiga disputasi besar lainnya pada tahun 1530-an, meneruskan reformasi di Swiss, dan membedakannya dengan Reformasi Lutheran di Jerman.[11]