Sebelumnya, Dewan Kekaisaran bertemu di kota-kota lain, tetapi semenjak tahun 1594 mereka hanya berkumpul di balai kota Regensburg. Pada tanggal 20 Januari 1663, Dewan ini berkumpul untuk bersama-sama menghadapi ancaman Kesultanan Utsmaniyah.[1] Semenjak diberlakukannya Perdamaian Westfalen pada tahun 1648, Kaisar Romawi Suci secara resmi harus menerima semua keputusan yang dibuat oleh Dewan. Maka dari itu, atas dasar ketakutan bahwa Kaisar akan mengabaikan peran Dewan dengan tidak menghimpunkan pertemuan Dewan,[2] dewan ini tidak pernah dibubarkan dan menjadi dewan abadi. Pada saat yang sama, laporan terakhir mengenai keputusan Dewan (disebut "reses") juga tidak lagi dikeluarkan.[3]
Dewan Abadi Regensburg tidak hanya dihadiri oleh utusan-utusan dari wilayah-wilayah yang memiliki status imperii, tetapi juga oleh 70 perwakilan (Komitialgesandtern atau Comitia) dari luar negeri. Kaisar diwakilkan oleh Komisioner Utama (Prinzipalkommissar), jabatan yang diberikan kepada keluarga Thurn und Taxis dari tahun 1748.
Pada awalnya, Dewan Abadi Regensburg dimanfaatkan oleh Wangsa Habsburg untuk memperkuat kekuasaan mereka di Kekaisaran Romawi Suci.[4] Namun, pada pertengahan abad ke-18, institusi ini sudah tidak lagi bermanfaat[5] dan "hanya menjadi kongres para diplomat"[3] yang tidak menghasilkan undang-undang yang penting.[3] Institusi lemah ini dijuluki "pisau tanpa ujung dan pegangannya",[6] dan pada masa berdirinya dewan ini Kekaisaran Romawi Suci tidak lebih dari sekumpulan negara-negara yang merdeka secara de facto.[6]
Tindakan terakhir Dewan Abadi Regensburg pada tanggal 25 Maret 1803 adalah pemberlakuan mediatisasi Jerman yang mereformasi dan menyekularisasi Kekaisaran.[7] Setelah itu, dewan ini tidak pernah lagi berhimpun dan akhirnya bubar bersama dengan Kekaisaran Romawi Suci pada tahun 1806.[7]
Catatan kaki
^ abAnton Schindling. "The Development of the Eternal Diet in Regensburg". The Journal of Modern History58 (December 1986). hlm. S64.
^Stéphane Beaulac. The Power of Language in the Making of International Law: The Word Sovereignty in Bodin and Vattel and the Myth of Westphalia. Martinus Nijhoff Publishers, 2004. hlm.93 catatan kaki 420. ISBN978-90-04-13698-4
^ abcHajo Holborn. A History of Modern Germany: 1648-1840. Taylor & Francis, 1959. hlm. 10-11. ISBN978-0-691-00796-0
^Anton Schindling. "The Development of the Eternal Diet in Regensburg". The Journal of Modern History58 (December 1986). hlm. S69.
^Stéphane Beaulac. The Power of Language in the Making of International Law: The Word Sovereignty in Bodin and Vattel and the Myth of Westphalia. Martinus Nijhoff Publishers, 2004. hlm.93. ISBN978-90-04-13698-4
^ abDonald S. Detwiler. Germany: A Short History. SIU Press, 1999. hlm. 83. ISBN978-0-8093-2231-2