Danau MalawenDanau Malawen adalah sebuah danau yang terletak di desa Sanggu, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah,[1]. tepi danau ini terdapat banyak tanaman anggrek dan danau ini juga bagus untuk tempat mancing.[2] danau ini masih terus di kembangkan agar menjadi salah satu objek wisata unggulan daerah Barito Selatan [3] Indonesia. Zamal O'Cdi tepi sebuah hutan di daerah Kalimantan Tengah, Indonesia, hidup sepasang suami-istri miskin. Meskipun hidup serba pas-pasan, mereka senantiasa saling menyayangi dan mencintai. Sudah sepuluh tahun mereka berumah tangga, namun belum juga dikaruniai seorang anak. Sepasang suami-istri tersebut sangat merindukan kehadiran seorang buah hati belaian jiwa untuk melengkapi keluarga mereka. Untuk itu, hampir setiap malam mereka berdoa memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar impian tersebut dapat menjadi kenyataan.Pada suatu malam, usai memanjatkan doa, sepasang suami istri pergi beristirahat. Malam itu, sang Istri bermimpi didatangi oleh seorang lelaki tua. “Jika kalian menginginkan seorang keturunan, kalian harus rela pergi ke hutan untuk bertapa,” ujar lelaki tua dalam mimpinya itu.Baru saja sang Istri akan menanyakan sesuatu, lelaki tua itu keburu hilang dari dalam mimpinya.Keesokan harinya, sang Istri pun menceritakan perihal mimpinya tersebut kepada suaminya dan sang suamipun setuju untuk mencobanya. Keesokan harinya, usai menyiapkan bekal seadanya, sepasang suami-istri itu pun pergi ke sebuah hutan yang letaknya cukup jauh. Setelah setengah hari berjalan, sampailah mereka di sebuah hutan yang sangat lebat dan sunyi. Mereka pun membangun sebuah gubuk kecil untuk tempat bertapa.Ketika hari mulai gelap, sepasang suami-istri itu pun memulai pertapaan mereka. Keduanya duduk bersila sambil memejamkan mata dan memusatkan konsentrasi kepada Tuhan Yang Mahakuasa.Sudah berminggu-minggu mereka bertapa, namun belum juga memperoleh tanda-tanda maupun petunjuk. Meskipun harus menahan rasa lapar, haus dan kantuk, mereka tetap melanjutkan pertapaan hingga berbulan-bulan lamanya. Sampai pada hari kesembilan puluh sembilan pun mereka belum mendapatkan petunjuk. Rupanya, Tuhan Yang Mahakuasa sedang menguji kesabaran mereka.Pada hari keseratus, kedua suami-istri itu benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa lapar,haus dan kantuk. Maka pada saat itulah, seorang lelaki tua menghampiri dan berdiri di belakang mereka. seorang kakek tersebut berkata bahwa mereka lulus ujian dan di suruh berhenti dalam pertapaanya. saat suami istri itu membuka matanya, mereka tidak melihat satu pun lelaki di sekitar mereka.embuka mata dan menoleh ke belakang. Mereka sudah tidakmelihat lagi kakek yang berseru itu. Akhirnya mereka pun memutuskan pulang ke rumah denganberharap usaha mereka akan membuahkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. sesampainya dirumah suami istri itu mulai melakukan kegiatan seari-hari mereka sambil menanti karunia dari tuhan.sampai akhirnya mereka mendapatkan tanda-tanda kehadiran si buah hati pada keluarga mereka. waktu terus berjalan sang buah hatipun lahir dan diberi nama Kumbang Bananung. Tak terasa Kumbang banaung telah menginjak usia remaja. wajahnya sangat rupawan. tapi sifat kumbang tak serupawan wajahnya. dia sering bertindak kasar kepada kedua orang tuanya dan selalu memaksakan kehendak. ketika ayahnya sedang sakit keras, kumbang memaksanya untuk menemaninya pergi berburu. akan tetapi ayahnya tidak kuat untuk menemaninya. meski dengan bersungut-sungut, kumbang akhirnya pergi sendirian. sang ayah memberikan bekal kepadanya berupa piring malawen yang konon bisa membantunya di saat dia kesusahan. kumbang pun pergi berburu. ia menyusuri hutan yang lebat dan tanpa sadar dia telah jauh masuk kedalam hutan sampai dia tersesat. dia terus mencari cari jalan pulang sampai dari kejauhan dia melihat sebuah desa. ia berjalan memasuki desa yang bernama desa Sanggu. di sana sedang diadakan semacam pesta rakyat untuk merayakan masa perubahan anak gadis kepala desa dari gadis kecil keambang dewasa. gadis yang cantik jelita tersebut bernama intan. kumbang terkagum-kagum melihat kecantikan gadis itu. ketika kembali kerumahnya wajah intan masih terbayang-bayang. keesokan harinya kumbang pamit untuk pergi berburu padahal dia bermain ke desa sanggu. dia mencari cara agar bisa berkenalan dengan intan. sampai akhirnya kumbang berhasil berkenalan dengan intan dan cukup lama mereka berbincang-bincang. dari sikapnya intan juga menyimpan rasa kepada kumbang. sejak saat tu kumbang menjadi sering pergi ke desa sanggu untuk menemui intan. suatu hari, intan menceritakan masalahnya kepada kumbang bahwa ayahnya akan menjodohkan intan dengan seorang pengusaha rotan yang kaya raya. kumbang menjadi gundah dan pulang untuk menemui ayahnya agar bisa melamar intan. akan tetapi kedua orang tua kumbang merasa keberatan karena mereka hanya keluarga yang miskin. namun kumbang tetap bersikeras, dia kembali ke desa sanggu untuk membawa lari intan. intanpun mau di ajak kawin lari karena dia tidak mau di jodohkan dengan pengusaha rotan tersebut. mereka pergi mengendap-endap meninggalkan rumah, namun gerak-geriknya di ketahui oleh warga. kumbang dan intan pun lari meninggalkan desa sanggu menuju kedalam hutan. sampai di tepi sungai, merekapun panik untuk menghindari kejaran waraga. tiba-tiba kumbang ingat akan bekal yang di berikannya dari ayahnya dulu. dia megeluarka piring malawen dan melemparkanya kesungai. ajaib sekali piring tersebut berubah menjadi besar. dan mereka melompat ke atas piring tersebut. mereka merasa lega karena telah menghindari kejaran warga. namun di tengah-tengah sungai terjadi badai dasyat di sertai pentir yang menyambar dan hujan yang sangat lebat. piring malawen tidak mampu menahan gelombang dan cuaca seburuk itu. piringpun terbalik dan sungai itupun menjelma menjadi sebuah danau.[4][5] Referensi
|