Daijō Tennō atau Dajō Tennō (keduanya adalah bacaan yang diterima dari 太上天皇) adalah sebuah gelar untuk Kaisar Jepang yang turun takhta pada masa jabatan penerusnya. Istilah tersebut sering disingkat menjadi Jōkō (上皇).
Menurut Kode Taihō, meskipun pensiun, Daijō Tennō masih dapat memegang kekuasaan. Contoh pertamanya adalah Permaisuri Jitō pada abad ke-7. Kaisar yang pensiun sering kali masih komunitas kebiaraan Buddha, menjadikannya Kaisar bersuluk. Praktik tersebut merupakan hal umum pada zaman Heian.
Kaisar terakhir yang menjabat sebagai Jōkō adalah Akihito (1989–2019), sebelumnya Kaisar Kōkaku (1779–1817). Kaisar kemudian membuat insiden yang disebut "insiden Songo" ("insiden gelar kehormatan"). Kaisar dipersengketakan Keshogunan Tokugawa terkait pemberian gelar Kaisar Turun Takhta (Daijō-tennō) kepada ayahnya, yang merupakan seorang Pangeran Kekaisaran Sukehito.[1]
Sebanyak 63 kaisar Jepang turun takhta.
Lihat pula
Referensi
Catatan
Daftar pustaka
- Brown, Delmer and Ichiro Ishida, eds. (1979). [ Jien (1221)], Gukanshō; "The Future and the Past: a translation and study of the 'Gukanshō,' an interpretive history of Japan written in 1219" translated from the Japanese and edited by Delmer M. Brown & Ichirō Ishida. Berkeley: University of California Press. ISBN 0-520-03460-0
- Ponsonby-Fane, Richard A. B. (1956). Kyoto: The Old Capital of Japan, 794-1869. Kyoto: The Ponsonby Memorial Society.
- Titsingh, Isaac, ed. (1834). [Siyun-sai Rin-siyo/Hayashi Gahō (1652)], Nipon o daï itsi ran; ou, Annales des empereurs du Japon. Paris: Oriental Translation Fund of Great Britain and Ireland.--Click for digitized, full-text copy of this book (in French)
- Varley, H. Paul, ed. (1980). [ Kitabatake Chikafusa (1359)], Jinnō Shōtōki ("A Chronicle of Gods and Sovereigns: Jinnō Shōtōki of Kitabatake Chikafusa" translated by H. Paul Varley). New York: Columbia University Press. ISBN 0-231-04940-4
Pranala luar