Daftar penghargaan dan nominasi yang diterima oleh Jagal
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari List of accolades received by The Act of Killing di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Daftar penghargaan dan nominasi yang diterima oleh Jagal
Joshua Oppenheimer meraih beberapa penghargaan dan nominasi untuk penyutradaraannya dalam film tersebut.
Jagal (bahasa Inggris: The Act of Killing) adalah sebuah film dokumenter Denmark-Inggris-Norwegia tahun 2012 yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer, Christine Cynn, dan seorang sutradara Indonesia yang dirahasiakan identitasnya dan ditulis dalam credit title sebagai Anonim.[1] Film tersebut menyoroti signifikansi sosial dari pembantaian Indonesia 1965–1966 dengan berfokus pada para pelaku dan menampilkan adegan ulang pembunuhan tersebut dengan gaya dari berbagai genre film Hollywood.[1] Tokoh-tokoh utama dalam film Jagal awalnya adalah preman kecil-kecilan, namun kemudian menjadi pasukan pembunuh yang ditakuti pada saat ketegangan anti-komunis meledak dan mengakibatkan kematian sekitar 500,000–2,000,000 terduga komunis, simpatisan komunis, terduga sayap kiri, dan etnis Tionghoa.[2][3][4][5] Karena beberapa lembaga dan orang yang bertanggung jawab atas terjadinya pembunuhan massal ini masih berkuasa, orang-orang yang melakukan pembantaian tersebut tak pernah diadili dan masih memegang jabatan, berkuasa, dan dianggap sebagai tokoh terhormat.[5][6] Oppenheimer tak hanya menyoroti bagaimana para pembunuh massal berusaha membenarkan perbuatannya di masa lalu, namun juga menyoroti keterlibatan mereka dalam pembantaian tersebut lewat sebuah film fiksi, dan memakai film tersebut untuk mengeksplorasi bagaimana peristiwa pembantaian setengah abad silam itu masih sangat berpengaruh pada kehidupan sosial-politik di Indonesia saat ini.[7] Menurut Oppenheimer, film tersebut berkisah "tentang sebuah rezim yang merayakan dan menghadapi genosida secara paradoksal –lewat pembisuan para penyintas, pencucian otak masyarakat luas, sedemikian rupa sehingga para pelaku pembantaian massal bisa menjalani hidup sebagai pahlawan penyelamat bangsa dan bukan sebagai penjahat kemanusiaan."[8]
Film tersebut ditayangkan perdana pada September 2012 di Festival Film Telluride di Colorado, dan ditayangkan perdana ke publik pada 19 Juli 2013, di New York City.[9][10][11] Pendapatan box office internasinal meraih lebih dari $500 ribu USD, dan meraih $1.1 juta dalam penjualan video.[12]Jagal telah meraih sambutan kritis di seluruh dunia. Rotten Tomatoes, sebuah agregator ulasan, mensurvei 137 ulasan dan menyatakan bahwa 96% ulasan memberikan sambutan positif.[13]Metacritic, agregator ulasan lainnya, mengevaluasi 30 ulasan, menyatakan skor rata-rata 89 dari 100, mengindikasikan "sambutan universal".[14]
Jagal meraih penghargaan dan nominasi utamanya dalam kategori dokumenter terbaik dan untuk penyutradaraan, Oppenheimer, selain meraih penghargaan audiens, penghargaan istimewa, dan penghargaan untuk produksi, Signe Byrge Sørensen, serta penyuntingan oleh Janus Billeskov Jansen dan Niels Pagh Andersen. Beberapa penghargaan dalam kategori dokumenter terbaik adalah BAFTA, Penghargaan Film Eropa, dan Robert Award. Jagal juga masuk dalam nominasi untuk Academy Award, Critics' Choice Movie Award, Directors Guild of America Award, Independent Spirit Award, dan International Documentary Association Award. Beberapa penghargaan juga diberikan kepada ko-sutradara Indonesia, Anonim, yang tidak pernah hadir untuk menerima penghargaan karena merasa kemunculannya di publik dapat mengancam keselamatannya ketika ia kembali ke tanah airnya.[15]
Jagal hanya ditayangkan di tempat-tempat tersembunyi di Indonesia, namun sukses meraih sorotan media, menciptakan kontroversi serta medorong dimulainya sebuah perbincangan tentang tentang masa lampau yang lebih luas.[16][17] Dalam pidato penerimaan penghargaan BAFTA Oppenheimer menyampaikan bahwa karya tersebut meraih banyak perhatian, dan film tersebut telah "membantu mendorong terjadinya perubahan dalam cara masyarakat Indonesia membicarakan masa lampaunya".[15] Oppenheimer juga memanfaatkan kesempatan penerimaan penghargaan BAFTA tersebut untuk menyerukan perhatian terhadap "tanggung jawab kolektif" Amerika Serikat dan Britania Raya atas "partisipasi dan pengabaian" kedua negara tersebut dalam kejahatan terhadap kemanusiaan di Indonesia tahun 1965–66.[15] Saat dinominasikan untuk Academy Award, pemerintah Indonesia memberikan tanggapan di halaman muka surat kabarJakarta Globe mengenai pembantaian massal dan film Jagal.[18] Tanggapan tersebut adalah tanggapan pertama pemerintah Indonesia setelah sekian lama film Jagal diluncurkan dan diedarkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dalam banyak pemutaran tertutup dan terbatas.[17] Masuknya film Jagal dalam nominasi Oscar juga sempat memicu perbincangan hangat di Tiongkok, karena kini lebih banyak orang di sana mengetahui bahwa orang Indonesia keturunan Tionghoa juga menjadi target sejumlah kekerasan yang signifikan.[19]
^"Robert Vindere" (dalam bahasa Danish). Robert Awards. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-15. Diakses tanggal 18 February 2017.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)