Willy Wonka diperankan oleh Gene Wilder dalam film adaptasi tahun 1971 dan Johnny Depp dalam film adaptasi tahun 2005. Dia akan diperankan oleh Timothée Chalamet dalam film prekuel tahun 2023.
Willy Wonka, tokoh sentral dalam novel Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl dan adaptasi filmnya, merupakan pemilik eksentrik pabrik permen terbesar di dunia. Dia terkenal akan kreasi permen dan cokelat ajaibnya. Dalam cerita, Wonka menggelar kontes sensasional dengan menyembunyikan lima Tiket Emas di bungkus cokelatnya. Pemenang tiket ini mendapat kesempatan jarang ada untuk menjelajahi pabriknya yang misterius dan mendapatkan pasokan cokelat seumur hidup.
Dalam novel, Wonka digambarkan memiliki janggut hitam dan mata yang sangat terang, suara tinggi mirip seruling, serta wajah yang selalu ceria dan penuh tawa. Dia bergerak cepat dan lincah, mirip tupai, dan dikenal sebagai sosok yang antusias, ramah, serta menarik. Meski begitu, kadang-kadang dia tampak tidak peka dan cenderung mengkritik diri sendiri.[1]
Gene Wilder memerankan Wonka dalam film Willy Wonka & the Chocolate Factory. Versi ini mempertahankan sebagian besar kepribadian asli Wonka, meskipun ada sisi menyeramkan dan eksentrik. Wonka versi Wilder sering mengutip karya sastra Romeo and Juliet karya William Shakespeare dan Sea-Fever karya John Masefield, serta puisi Reflections on Ice-Breaking karya Ogden Nash. Di akhir film, ia menguji Charlie dengan teguran yang kemudian terungkap sebagai bagian dari ujian terakhirnya.[2]
Dalam film Charlie and the Chocolate Factory (2005), Johnny Depp memberikan interpretasi yang berbeda untuk Wonka. Film ini menambahkan latar belakang tentang masa kecilnya yang sulit di bawah asuhan ayahnya, seorang dokter gigi yang ketat. Cerita berfokus pada Wonka muda yang melarikan diri dari rumah untuk mengejar impian menjadi pembuat cokelat. Film ini berakhir dengan Wonka yang berdamai dengan ayahnya, menunjukkan perkembangan karakter dan kedewasaan emosionalnya.[3]
Charlie Bucket
Charlie Bucket adalah tokoh sentral dalam novel Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl, sekuelnya Charlie and the Great Glass Elevator, serta adaptasi filmnya. Menurut janda Roald Dahl, Charlie pada awalnya dimaksudkan untuk berkulit hitam,[4][5] menunjukkan visi Dahl yang beragam untuk karakter ini. Charlie digambarkan sebagai sosok yang rendah hati, jujur, dan penuh perhatian. Ia tinggal bersama ibunya, ayahnya, dan keempat kakek-neneknya dalam sebuah rumah kecil dan padat. Dalam film Willy Wonka & the Chocolate Factory tahun 1971, Charlie digambarkan sebagai anak yang rajin dan bertanggung jawab, yang memiliki jalur distribusi surat kabar sepulang sekolah. Ayahnya tidak disebutkan dalam film ini, sehingga ibunya tampak sebagai orang tua tunggal yang merawat Charlie dan keluarga. Film Charlie and the Chocolate Factory (2005) menambahkan detail tentang ayah Charlie yang kehilangan pekerjaan di pabrik pasta gigi. Berbeda dengan empat anak lain yang menemukan Tiket Emas, Charlie tidak pernah serakah atau egois. Ia selalu jujur, murah hati, dan peduli dengan keselamatan anak-anak lain di pabrik, termasuk Augustus dan Veruca, yang menghadapi konsekuensi dari perilaku buruk mereka. Kontras ini terlihat jelas bila dibandingkan dengan penggambaran Oompa-Loompas oleh Dahl dalam novel aslinya, yang awalnya digambarkan secara kontroversial sebagai stereotip rasis dari budak Afrika.[6] Dalam film tahun 1971, Charlie diperankan oleh Peter Ostrum, dalam satu-satunya perannya sebagai pemeran. Sementara di film tahun 2005, Freddie Highmore, mengambil peran Charlie, menghidupkan karakter tersebut dengan kehangatan dan ketulusan [7]
Grandpa Joe
Grandpa Joe adalah salah satu karakter kunci dalam Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl. Sebagai salah satu dari empat kakek-nenek Charlie Bucket, dia tinggal bersama keluarga Charlie dalam satu rumah. Grandpa Joe memegang peran penting dalam menceritakan kepada Charlie tentang pabrik cokelat misterius Willy Wonka dan para pekerja rahasianya. Ia menjadi sumber inspirasi dan dukungan bagi Charlie, terutama saat Charlie menemukan salah satu Tiket Emas yang memberikan akses ke pabrik cokelat Willy Wonka. Meskipun telah terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun, Kakek Joe digambarkan sebagai sosok yang bersemangat dan penuh kehidupan. Ketika Charlie menemukan Tiket Emas, Kakek Joe secara mengejutkan dapat bangkit dari tempat tidur, menunjukkan kegembiraan besar, dan akhirnya menemani Charlie dalam tur pabrik tersebut. Dalam sekuel buku, Charlie and the Great Glass Elevator, Kakek Joe dan keluarga Charlie bergabung dengan Willy Wonka dalam petualangan lebih lanjut.[8]
Dalam film Willy Wonka & the Chocolate Factory (1971), Grandpa Joe diperankan oleh Jack Albertson. Karakter ini ditampilkan sebagai orang yang antusias, terkadang paranoid, dan keras kepala. Grandpa Joe memainkan peran lebih aktif dan bahkan membujuk Charlie untuk mencoba Fizzy Lifting Drinks, sebuah aksi yang hampir berakhir tragis di kipas langit-langit pabrik. Dia juga marah ketika Charlie dihentikan tanpa hadiah dan sempat mempertimbangkan untuk memberikan gobstopper abadi kepada Slugworth, antagonis dalam film tersebut.[2]
Sementara itu, dalam film Charlie and the Chocolate Factory (2005), Grandpa Joe diperankan oleh David Kelly. Versi ini lebih tenang dan bijaksana daripada adaptasi sebelumnya. Film ini menambahkan detail bahwa Grandpa Joe pernah bekerja di pabrik Willy Wonka sebelum pabrik ditutup untuk umum, dan dia membantah tuduhan Wonka bahwa dia adalah mata-mata saingan bisnis.[3]
Meskipun digambarkan secara simpatik dalam semua adaptasi, karakter Grandpa Joe menjadi subjek parodi internet setelah rilis film tahun 2005. Parodi tersebut menyoroti fakta bahwa Grandpa Joe terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun, namun bangkit dengan cepat ketika ada kesempatan menyenangkan seperti mengunjungi pabrik cokelat Willy Wonka.[9][10]