Daerah Keamanan Bersama (DKB) adalah satu-satunya bagian dari Zona Demiliterisasi Korea di mana pasukan Korea Utara dan Selatan berdiri berhadap-hadapan. DKB sering pula disebut sebagai Desa Gencatan Senjata dari Panmunjom (Desa Gencatan Senjata; atau hanya Panmunjom) di media[1][2] dan berbagai akun militer.[3]
DKB digunakan oleh kedua negara Korea untuk keterlibatan diplomatik dan hingga bulan Maret 1991 menjadi lokasi perundingan militer antara Korea Utara dan Komando PBB (UNC).
Desa asli Panmunjom mencakup area yang lebih luas dari wilayah kompleks antarmiliter DKB saat ini, dan kebanyakan terdiri dari peternakan. DKB sendiri sebenarnya berada sekitar 800 meter (1⁄2 mil) sebelah selatan dari lokasi di mana desa tersebut dahulu berada, meskipun masih wilayah pertanian desa yang lama. Kedekatan jarak ini sering menimbulkan kerancuan antara istilah DKB dan Panmunjom. Panmunjom saat ini sudah tidak lagi ada sebagai desa berpenghuni karena desa itu hancur selama perang, dan semua yang masih tersisa sekarang di lokasi desa tersebut adalah bangunan yang dibangun untuk penandatanganan perjanjian gencatan senjata, yang sekarang disebut Museum Perdamaian Korea Utara.
Berlokasi di Zona Demiliterisasi Korea (ZDK) pada bagian dari wilayah Korea Utara, desa ini belum pernah lagi dibangun atau dihuni kembali, tetapi namanya tetap eksis dan sekarang digunakan untuk merujuk pada DKB. Desa ini memperoleh ketenaran abadi sebagai tempat di mana Perjanjian Gencatan Senjata Korea dinegosiasikan. Jenderal Nam Il dari Korea Utara dan Jenderal William Harrison, Jr. dari Komando PBB menandatangani perjanjian gencatan senjata pada pukul 10.00, tanggal 27 Juli 1953, di paviliun yang dibangun dengan tergesa-gesa di Panmunjom.
Jenderal Mark W. Clark, Panglima UNC, kemudian menandatangani dokumen dalam upacara terpisah di Munsan, sekitar 18 km sebelah selatan dari ZDK; dan Marsekal Kim Il Sung, Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea (KPA) bersama dengan Peng Dehuai, Panglima Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok (CPV), menandatangani dokumen itu di Kaesong, sekitar 10 km ke utara, pada upacara terpisah.
DKB telah menjadi tempat berbagai peristiwa besar setelah berdiri pada tahun 1953, yang pertama adalah repatriasi/pemulangan tawanan perang setelah penghentian permusuhan, di Bridge of No Return .
Pariwisata
DKB saat ini memiliki sekitar 100.000 kunjungan wisatawan setiap tahun melalui beberapa perusahaan pariwisata[4][5] dan USO[6] (melalui berbagai komando militer AS di Korea). Sebelum diperbolehkan untuk memasuki DKB, jika berkunjung dari Selatan, wisatawan diberi pembekalan di mana mereka harus menandatangani dokumen yang menyatakan, dalam kutipan, "kunjungan ke Daerah Keamanan Bersama di Panmunjom berarti masuk ke wilayah yang berbahaya dan kemungkinan cedera atau kematian merupakan akibat langsung dari tindakan musuh."[7][8][9]