DNV
DNV (sebelumnya bernama DNV GL) adalah sebuah pendaftar terakreditasi dan biro klasifikasi internasional yang berkantor pusat di Høvik, Norwegia.[2] Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 12.000 orang di 350 kantornya yang tersebar di lebih dari 100 negara, dan menyediakan jasa untuk sejumlah industri, seperti kelautan, minyak & gas, energi terbarukan, listrik, makanan & minuman, dan perawatan kesehatan. DNV GL dibentuk pada tahun 2013 sebagai hasil dari penggabungan antara Det Norske Veritas (Norwegia) dan Germanischer Lloyd (Jerman). Pada tahun 2021, DNV GL mengubah namanya menjadi DNV.[3] DNV adalah biro klasifikasi terbesar di dunia, menyediakan jasa untuk 13.175 kapal dan unit lepas pantai bergerak dengan total berat mencapai 265,4 juta ton kotor, yang berarti sekitar 21% dari pangsa pasar global.[4] DNV juga merupakan penyedia jasa konsultansi dan pengawasan teknis untuk energi terbarukan (terutama angin, ombak, pasang, dan surya) serta industri minyak dan gas terbesar di dunia —65% jalur pipa lepas pantai di dunia dirancang dan dipasang sesuai standar teknis dari DNV. Sebelum bergabung, DNV dan GL telah mengakuisisi sejumlah perusahaan, antara lain Hélimax Energy (Kanada), Garrad Hassan (Britania Raya), Windtest (Jerman), dan KEMA (Belanda), yang menjadi dasar keahlian DNV di sejumlah sektor. Selain menyediakan jasa penilaian teknis, sertifikasi, manajemen risiko, dan pengembangan perangkat lunak, DNV juga berinvestasi besar-besaran pada riset. Remi Eriksen adalah Presiden dan CEO DNV sejak tanggal 1 Agustus 2015, menggantikan Henrik O. Madsen.[5] Gambaran umumDNV memulai sejarahnya pada tahun 1864, saat Det Norske Veritas didirikan di Norwegia untuk memimpin evaluasi dan inspeksi teknis terhadap kapal dagang asal Norwegia.[6] Sementara itu, Germanischer Lloyd didirikan di Hamburg pada tahun 1867 oleh 600 pemilik kapal, produsen kapal, dan perusahaan asuransi.[7] Perusahaan ini merayakan hari jadinya yang ke-150 pada tahun 2014.[8] Pada tanggal 20 Desember 2012, kedua perusahaan tersebut mengumumkan bahwa mereka akan bergabung,[9] yang kemudian disetujui oleh otoritas kompetisi di Korea Selatan, Amerika Serikat, Uni Eropa[10] dan Tiongkok, sehingga memungkinkan kontrak penggabungan antara keduanya dapat diteken pada tanggal 12 September 2013. Det Norske Veritas Foundation memegang 63,5% saham perusahaan hasil penggabungan (DNV GL), sementara Mayfair Vermögensverwaltung memegang sisanya hingga bulan Desember 2017, saat Mayfair menjual saham yang mereka pegang ke Det Norske Veritas Foundation.[11] Pada tanggal 1 Maret 2021, DNV GL mengubah namanya menjadi DNV.[3] Bersama Bureau Veritas dan American Bureau of Shipping, DNV adalah salah satu dari tiga biro klasifikasi terbesar di dunia, dengan 300 kantor di 100 negara. Perusahaan ini juga merupakan pemain kunci di bidang inovasi strategis dan manajemen risiko untuk sejumlah industri, termasuk energi terbarukan (terutama angin dan surya), minyak dan gas, pembangkitan dan distribusi listrik, petrokimia, dirgantara, otomotif, keuangan, makanan & minuman, perawatan kesehatan, perangkat lunak, dan teknologi informasi. RisetTiap tahun, DNV berinvestasi besar-besaran pada riset dan pengembangan, hingga sekitar 5% dari total pendapatannya.[12] Sejak tahun 1864, DNV telah memiliki departemen yang khusus melakukan riset untuk mengembangkan dan memperbaiki layanan, aturan, dan standar untuk berbagai industri. Sejumlah inovasi dan temuan DNV pun kerap digunakan sebagai dasar untuk standar internasional. Hingga tahun 2021, program riset utama DNV[13] meliputi kelautan, listrik & energi terbarukan, minyak & gas, pengobatan presisi, penjaminan digital, kecerdasan buatan, dan transisi energi. DNV juga menerbitkan Energy Transition Outlook tiap tahun.[14] Edisi kelima diterbitkan pada tahun 2021. OrganisasiDNV dibagi menjadi enam area bisnis, yakni:[15]
Standar & aturanStandar dan aturan yang diterbitkan oleh DNV antara lain:[butuh rujukan]
Referensi
|