Coffee Talk adalah novel visual yang dikembangkan oleh studio indie Indonesia Toge Productions, dan dirilis pada 29 Januari 2020 untuk Microsoft Windows, macOS, Nintendo Switch, PlayStation 4, dan Xbox One. Game ini dirilis di Jepang untuk Nintendo Switch sehari kemudian pada 30 Januari 2020.[1] Permainan ini mengikuti seorang barista yang bekerja di sebuah kedai kopi di Seattle versi fantasi saat mereka mendengarkan kekhawatiran dari berbagai pelanggan kedai kopi dan menyiapkan minuman. Permainan ini menampilkan estetika yang terinspirasi oleh anime 90-an, seni piksel, dan genre musik lo-fi chillhop.[2]
Permainan mengikuti seorang barista yang merupakan pemilik dan satu-satunya karyawan Coffee Talk, kedai kopi eponimus, yang terletak di Seattle, Washington, dalam versi fantasi dunia nyata yang dihuni oleh berbagai ras fantasi, seperti peri, orc, putri duyung, dan lainnya.[4] Berbagai anggota ras ini berperan sebagai pelanggan toko. Alur cerita permainan ini berjalan selama dua minggu, dengan setiap hari bertindak sebagai sketsa di mana berbagai karakter mengunjungi kedai kopi dan mendiskusikan kekhawatiran mereka dengan barista dan satu sama lain.[5] Karakter permainan termasuk Freya, seorang wanita peri dan seorang jurnalis untuk surat kabar fiksi The Evening Whispers dan seorang penulis fiksi yang bercita-cita tinggi; Rachel, mantan anggota band putri yang mencoba memulai karir sebagai musisi solo; Neil, seorang alien yang mengunjungi Bumi dengan misi berkembang biak dengan penghuninya; pasangan muda yang terdiri dari Lua, seorang succubus, dan Baileys, seorang peri, yang keluarganya tidak menyetujui hubungan mereka karena perbedaan ras mereka; dan lain-lain.[5][6]
Alur permainan
Coffee Talk adalah permainan novel visual, dan sebagian besar alurnya terdiri dari dialog antar sesama karakter. Dialog ini secara berkala dipecah menjadi permainan mini di mana pemain menyeduh berbagai minuman menggunakan bahan-bahan yang tersedia di kedai kopi. Minuman tertentu memberi pemain pilihan untuk membuat seni latte. Minuman yang dibuat oleh pemain dapat memiliki efek pada peristiwa alur cerita permainan, dan dengan demikian permainan mini ini berfungsi sebagai sarana utama interaksi dengan permainan yang tersedia untuk pemain.[2] Karakter pemain dapat mengakses ponsel cerdas mereka kapan saja untuk melihat profil media sosial dari karakter permainan, merujuk daftar resep minuman yang diketahui, membaca fiksi pendek yang diterbitkan di koran fiksi game, dan mengubah lagu yang sedang diputar.[5]
Pengembangan
Coffee Talk dikembangkan oleh Toge Productions. Menurut Lasheli Dwitri, penanggung jawab humas di studio indie, tujuan dari Coffee Talk adalah untuk menciptakan media di mana orang bisa nyaman dan merasa hangat, seperti duduk di kafe yang nyaman sambil menyeruput secangkir kopi.[7]
Acara TV Jepang berjudul Midnight Diner menjadi pengaruh terbesar untuk Coffee Talk. Kisah Midnight Diner berkisar pada seorang koki di sebuah restoran yang hanya buka pada tengah malam, dan keterlibatannya dalam kehidupan pelanggan.[7]
Untuk menciptakan 'rasa memiliki' dengan pemain dari seluruh dunia, permainan ini menampilkan berbagai minuman nyata, seperti Masala Chai dari India, Teh Tarik dari Malaysia, dan Shai Adeni dari Yaman. Di Coffee Talk, bersama manusia, ras fantasi seperti peri, succubi, orc, vampir, dan manusia serigala ada. Salah satu alasan mereka ditambahkan adalah untuk mewakili pengalaman kehidupan nyata. Meskipun merupakan karakter fantasi, pihak studio berusaha membuat konflik dalam game ini serealistis mungkin.[7]
Menulis untuk Game Informer, Kimberley Wallace memberikan ulasan positif kepada game tersebut, menyebut game itu "pengalaman yang menarik" sambil menyatakan bahwa beberapa topik dalam game dapat dieksplorasi lebih lanjut. Dia juga memuji karakter dalam game.[6] Chris Moyse dari Destructoid memberi Coffee Talk ulasan yang beragam, dengan mengatakan bahwa permainan "sangat tidak cocok", menyebutkan kurangnya fokus sebagai aspek negatif dari permainan. Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa "filosofi kasual terkadang sulit untuk ditelan, [tetapi] visual yang bagus, mode sisi yang menyenangkan, dan titik harga anggaran menunjukkan bahwa, untuk beberapa pembaca, Coffee Talk masih akan berjalan mulus".[12] Dalam ulasan untuk permainan edisi Nintendo Switch, Dom Reseigh-Lincoln positif terhadap game, menyebut alur permainan yang santai dan memuaskan, meskipun mengkritik panjang alur cerita.[13]
Catatan
^Diterbitkan sendiri di Microsoft Windows, macOS, dan Nintendo Switch