Chorizo adalah semacam sosisbabi yang berasal dari Semenanjung Iberia. Chorizo dapat diartikan dari Bahasa Spanyol sebagai "sosis babi yang dibumbui".[2] Makanan ini identik dengan warna merah dikarenakan ia mengandung paprika yang sudah diasap. Chorizo adalah bahan masak mentah, sehingga harus dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Pada Eropa, chorizo juga memiliki variasi dimana ia difermentasi dan diawetkan, memungkinkan konsumsi tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.[3]
Chorizo memiliki dua cara pengucapan, Pada Meksiko, cara pengucapan chorizo adalah "cou-ri-soh", dengan megucapkan huruf "z" seperti huruf "s". Sedangkan pada bahasa Spanyol, cara pengucapannya adalah "cou-ri-thoh", dengan huruf "z" memiliki suara "th". Untuk Bahasa Portugis, makanan ini dinamakan chouriço (Pengucapannya mirip seperti versi Bahasa Spanyol).[7] Terdapat juga variasi nama lain chorizo dari bahasa-bahasa Iberia seperti Chorizu untuk Bahasa Asturleonese, Txorizo untuk Bahasa Basque, Xoriço untuk Bahasa Katala, dan Chourizo untuk Bahasa Galisia.[5]
Sejarah
Chorizo merupakan salah satu sumber pangan paling terkenal pada zaman pertengahan Spanyol, tetapi chorizo pada awalnya tidak mirip seperti chorizo pada zaman modern. Hampir semua masyarakat Spanyol memelihara setidaknya seekor babi dirumahnya untuk disembelih dan diambil dagingnya. Mengawetkan makanan dengan dikeringkan atau diasapkan juga sudah sebuah tradisi pada zaman itu untuk bertahan hidup pada musim dingin.[8] Daging-daging ini memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah dijadikan sebagai sosis. Awalnya warga Spanyol tidak menggunakan bumbu dalam memakan sosis ini dikarenakan bumbu yang biasa mereka gunakan pada zaman modern seperti paprika tidak tersedia di Eropa, melainkan mereka hanya dapat ditemukan di Benua Amerika. Barulah setelah Benua Amerika ditemukan, para Conquistador Spanyol membawa pulang bumbu-bumbu makanan, salah satunya pimentón, yaitu bahasa Spanyol dari paprika. Bumbu inilah yang lalu digunakan para warga Spanyol zaman itu untuk menambahkan cita rasa pada sosis babi mereka, menamakannya sebagai chorizo, dan memberikannya warna merah yang pekat.[7][8][9]
Conquistador Spanyol bernama Hernan Cortes pada masanya di Meksiko mulai menternakkan babi untuk memproduksi chorizo secara massal.[10] Seiring dengan berkembangnya tradisi kuliner, dan harga impor paprika dari Spanyol yang cukup mahal, pembuat Chorizo di Meksiko beralih menggunakan cabai yang lebih mudah diakses oleh orang-orang Meksiko. Inilah salah satu alasan mengapa terdapat dua versi chorizo seperti yang dikenal pada zaman modern, yaitu versi Spanyol dan versi Meksiko.[11] Meskipun versi yang paling terkenal adalah versi Spanyol dan Meksiko, chorizo juga dapat ditemukan di negara Asia Tenggara hasil penjajahan Spanyol dan Portugis seperti Filipina, Timor Leste, dan juga di Goa, India.[5]
Cara Pembuatan
Secara singkat, chorizo dibuat dengan cara membungkus daging babi yang sudah dicincang dan paprika atau bumbu-bumbu masak lain kedalam usus babi atau pembungkus sosis buatan. Usus yang sudah membungkus daging dan bumbu ini pun lalu dimasak dengan cara diasapkan atau difermentasi.[12]
Proses pengawetan dengan cara tradisional adalah dengan meninggalkan chorizo di sebuah ruangan yang gelap dan terbuka. Untuk menghindari gangguan serangga atau hewan lainnya, umumnya ruangan yang pas untuk digunakan adalah ruangan yang memiliki api dan asap. Chorizo yang sudah diawetkan dapat bertahan berbulan-bulan jika disimpan dengan benar.[13]
Bahan utama pembuatan chorizo secara umum adalah daging babi, paprika, bawang putih, dan garam.
Pembuatan chorizo memiliki beberapa tahap:
- Cincang daging babi hingga halus.
- Campurkan dengan semua bahan yang lain.
- Diamkan selama 24 jam.
- Bungkus kedalam usus babi.
- Diamkan pada tempat yang dingin, kering, dan gelap. Lalu biarkan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.[14]
Tipe
Chorizo Spanyol
Chorizo Spanyol dibuat dari daging dan lemak babi, dibumbui dengan pimentón, bawang putih, dan garam. Sosis ini kadang diberi tanda picante (pedas) atau dulce (biasa), tergantung banyaknya paprika yang dipakai. Chorizo memiliki ratusan varian, yang diasapi dan tidak, yang mengandung bawang putih dan tidak, tanaman obat dan bahan lainnya.[15][16]
Chorizo Meksiko
Pada versi Meksiko, chorizo tidak dibumbui dengan paprika atau bawang putih seperti versi Spanyol, melainkan menggunakan cuka dan cabai. Chorizo Meksiko juga tidak diawetkan lagi, dan langsung dimasak ketika sosis masih segar. Versi Meksiko juga kadang tidak diasapkan sehingga ia memiliki tekstur yang lebih lembut.[10][17] Karena tidak menggunakan paprika, Chorizo Meksiko memiliki warna yang lebih dekat ke arah oranye.[18][19]
Chorizo Filipina
Chorizo Filipina biasa disebut dengan Chorizo de Bilbao. Perbedaan chorizo ini dengan yang lain adalah dagingnya ditumbuk sampai lebih halus dan umumnya tidak menggunakan pimentón.[11] Namanya sendiri berasal dari kota di Spanyol bernama Bilbao.[20]