Halaman ini berisi artikel tentang organisme parasit. Untuk infeksi, lihat Enterobiasis.
Halaman ini berisi artikel tentang the nematoda dari familia Enterobius, dikenal sebagai pinworm di USA (Cacing kremi di Indonesia). Untuk nematoda lain yang juga disebut pinworm, lihat Strongyloides stercoralis.
Cacing kremi termasuk dalam kelompok nematoda.[3] Nama ilmiah untuk cacing keremi ialah Enterobius vermicularis.[4] Nama cacing keremi diberikan karena ukuran tubuhnya yang sangat kecil. Panjang tubuh cacing keremi hanya berkisar antara 10–15 sentimeter.[5]
Anatomi
Tubuh cacing kremi berukuran sangat kecil.[6] Besarnya hanya seukuran beras.[7] Panjang tubuhnya hanya berkisar antara 10–15 sentimeter. [5] Cacing kremi mirip seperti parutan kelapa karena tubuhnya berwarna putih.[8]
Penularan penyakit
Parasitisasi
Cacing keremi merupakan salah satu parasit pada saluran pencernaan yang menyebabkan enterobiasis.[9] Penyakit enterobiasis dapat diderita oleh manusia pada segala umur. Namun umunmnya diderita oleh anak berusia 5–14 tahun. Lingkup penularannya dapat mencapai lingkup keluarga atau lingkungan yang sama. Penularannya dapat melalui debu atau dari mulut ke tangan.[10] Cara masuknya dapat melalui dubur.[11]
Pada anak-anak, cacing kremi tertinggal di dalam kuku atau jari tangan anak-anak ketika bermain di tanah. Wujud cacing kremi ketika menempel masih dalam bentuk telur.[12] Ketika anak-anak makan tanpa mencuci tangan, maka telur cacing keremi akan ikut tertelan. Telur kemudian menetas ketika mencapai usus.[13] Setelah itu, cacing keremi memasuki bagian usus untuk tumbuh dan berkembangbiak. Keberadaan cacing keremi di dalam tubuh menyebabkan penyakit enterobiasis.[14] Peneluran telur cacing kremi dilakukan pada malam hari ketika penderita sedang tertidur.[15]
Pengobatan
Cacingan yang disebabkan oleh infeksi cacing kremi dapat diatasi dengan obat albendazol. Obat ini digunakan dengan cara diminum melalui mulut. Albendazol dapat membunuh cacing kremi karena kemampuannya dalam mengurangi persediaan glikogen yang berakibat kepada berkurangnya pembentukan adenosina trifosfat. Larva cacing ataupun cacing dewasa diblok dari memperoleh glukosa oleh albendazol.[16]
Rasa gatal yang ditimbulkan oleh cacing keremi pada dubur juga dapat diatasi dengan menggunakan tiga jenis ramuan. Ramuan pertama ialah tiga siung bawang merah yang telah digiling atau diparut. Setelah itu, ramuan ditempelkan pada dubur sebelum tidur. Ramuan kedua ialah campuran parutan temu hitam dan sesiung bawang putih yang ditambahi dua sendok madu. Ramuan diminum dari hasil perasan. Perasan ini kemudian diberikan ke dubur setiap dua kali seminggu. Ramuan ketiga ialah dua sampai tiga siung bawang putih yang telah digiling. Setelah itu, ramuan ditempelkan pada dubur sebelum tidur.[17]
^Neal, M, J. (2006). Safitri, Amalia, ed. At a Glance Farmakologi Medis [Medical Pharmacology at a Glance Fofth Edition]. Diterjemahkan oleh Surapsari, Juwalita. Jakarta: Penerbit Erlangga. hlm. 88.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abSiagian, Gunaria (November 2020). Taksonomi Hewan(PDF). Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung. hlm. 52. ISBN978-623-6608-59-3.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Astari, R., dan Triana, W. (September 2018). Fatmawati, Fatimah, ed. Kamus Kesehatan Indonesia-Arab(PDF). Sleman: Trussmedia Grafika. hlm. 38. ISBN978-602-5747-22-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^ abcdef"Enterobius". NCBI taxonomy (dalam bahasa Inggris). Bethesda, MD: National Center for Biotechnology Information. Diakses tanggal 28 February 2019.
^Hasegawa H, Takao Y, Nakao M, Fukuma T, Tsuruta O, Ide K (February 1998). "Is Enterobius gregorii Hugot, 1983 (Nematoda: Oxyuridae) a distinct species?". The Journal of Parasitology. 84 (1): 131–4. doi:10.2307/3284542. JSTOR3284542. PMID9488350.
^Nakano T, Okamoto M, Ikeda Y, Hasegawa H (December 2006). "Mitochondrial cytochrome c oxidase subunit 1 gene and nuclear rDNA regions of Enterobius vermicularis parasitic in captive chimpanzees with special reference to its relationship with pinworms in humans". Parasitology Research. 100 (1): 51–7. doi:10.1007/s00436-006-0238-4. PMID16788831.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Totkova A, Klobusicky M, Holkova R, Valent M (2003). "Enterobius gregorii—reality or fiction?"(PDF). Bratislavské Lekárske Listy. 104 (3): 130–3. PMID12940699. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 10 September 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)