Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Bunga tanaman ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30 cm).[2] Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga Matahari juga memiliki perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap / condong ke arah matahari atau heliotropisme. Orang Prancis menyebutnya tournesol atau "pengelana Matahari". Namun, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil.
Bunga matahari merupakan tumbuhan terna semusim yang berasal dari Amerika Tropik bagian utara (Meksiko), tinggi 3m sampai 5m tergantung varietasnya.[2] Bunga ini memiliki daun tunggal lebar dan batang yang ditumbuhi rambut kasar, tegak, dan jarang bercabang.
Bunga matahari tersusun majemuk. Terdapat dua tipe bunga: bunga tepi atau bunga lidah yang membawa satu kelopak besar berwarna kuning cerah dan steril, dan bunga tabung yang fertil dan menghasilkan biji. Bunga tabung ini jumlahnya bisa mencapai 2000 kuntum dalam satu tandan bunga. Penyerbukan terbuka (silang) dan dibantu oleh serangga. Pada hari yang cerah, tandan bunga majemuk mengikuti pergerakan harian matahari (asal nama tumbuhan ini), yang gejalanya disebut heliotropisme. Tumbuhan mendapat keuntungan 10% lebih fotosintesis karena pergerakan ini.
Buahnya bertipe buah kurung (achene). Buah kering berdinding agak keras dan tak terlalu tebal ini sering disangka 'biji' bunga Matahari, karena memang tidak dapat dengan mudah dibedakan. Biji yang sesungguhnya terletak di dalam, terlindung oleh buah yang serupa tempurung.
Kelompok budidaya
Ada empat kelompok budidaya bunga matahari yang dibedakan berdasarkan kegunaannya. Kultivar yang dirakit biasanya diarahkan pada salah satu kegunaan tertentu saja.
Kelompok penghasil minyak dimanfaatkan minyak bijinya. Biji kelompok ini memiliki cangkang biji yang tipis. Kandungan minyaknya berkisar 48% hingga 52%. Untuk menghasilkan satu liter minyak diperlukan biji dari kira-kira 60 tandan bunga majemuk.
Kelompok pakan ternak, dipanen daunnya sebagai pakan atau pupuk hijau.
Kelompok tanaman hias, yang memiliki warna kelopak yang bervariasi dan memiliki banyak cabang berbunga,
Kelompok kuaci, untuk dipanen bijinya sebagai bahan pangan.
Budidaya
Bunga matahari mampu hidup di daerah subtropis maupun tropis bahkan pada ketinggian hingga 1.500 mdpl. Tanaman ini akan maksimal pertumbuhannya pada pH6.5-7.5, suhu pertumbuhan yang optimal berkisar antara 220C-300C, dan cahaya matahari penuh.[2]
Dalam hal penyerbukan, bunga ini memanfaatkan polinator lebah madu untuk terjadinya proses pembuahan putik (bunga betina) oleh benangsari (bunga jantan) dan menghasilkan biji/benih berkualitas.[2]
Varietasnya sangat beragam dan memiliki ciri khas masing-masing. Sebanyak 67. Spesies tanaman Bunga Matahari telah diketahui, dan hanya 417 jenis spesies yang dikembangkan sebagai tanaman hias.[2]
Untuk tumbuh dengan baik, bunga matahari membutuhkan sinar matahari penuh. Mereka tumbuh paling baik di tanah yang subur, lembab, dan drainase yang baik. Dalam penanaman komersial, benih ditanam dengan jarak 45 cm dan kedalaman 2,5 cm (0,98 in). Kuaci, atau biji bunga matahari, dijual sebagai makanan ringan mentah, atau setelah dipanggang dalam oven, dengan atau tanpa garam dan/atau bumbu yang ditambahkan. Bunga matahari dapat diolah menjadi alternatif selai kacang, selai bunga matahari. Di Jerman, biji bunga matahari dicampur dengan tepung gandum hitam untuk membuat Sonnenblumenkernbrot (roti biji bunga matahari), yang cukup populer di Jerman. Biji bunga ini juga dijual sebagai makanan untuk burung atau dapat digunakan langsung dalam memasak ataupun salad. Penduduk asli Amerika menggunakan biji bunga matahari untuk berbagai keperluan, seperti pada roti, salep medis, pewarna dan cat tubuh.[3]
Minyak bunga matahari, yang diekstrak dari biji, digunakan untuk memasak. Minyak bunga matahari juga digunakan untuk membuat margarin dan biodiesel, karena harganya lebih murah daripada minyak zaitun. Setiap varietas bunga matahari memiliki komposisi asam lemak yang berbeda; beberapa jenis "high-oleic" mengandung tingkat lemak tak jenuh tunggal yang lebih tinggi dalam minyak mereka daripada minyak zaitun. Minyak ini terkadang juga digunakan dalam sabun.[4]
Sejarah
Tumbuhan ini telah dibudidayakan oleh orang-orang IndianAmerika Utara sejak ribuan tahun lalu. Selanjutnya tersebar ke Amerika Selatan dan menjadi salah satu sumber pangan bagi warga Inka. Setelah penaklukan oleh orang Eropa, bunga Matahari diperkenalkan ke Eropa dan berbagai penjuru dunia lainnya pada abad ke-16. Semenjak abad ke-17 bijinya digunakan dalam campuran roti atau diolah sebagai pengganti kopi serta cokelat. Penggunaannya sebagai sumber minyak mulai dirintis pada abad ke-19.
Habitat
Bunga matahari menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini menyukai suasana yang cerah. Mengingat asalnya, tumbuhan ini cocok tumbuh pada tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada dataran tinggi. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa tumbuhan ini hanya bisa ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena frost.
Kerapatan tanam biasanya 60000 hingga 70000 tanaman per ha.
Minyak bunga matahari
Seperti telah disinggung pada bagian kelompok budidaya, pemanfaatan bunga Matahari terutama adalah sebagai sumber minyak, baik pangan maupun industri. Sebagai bahan pangan, minyak bunga Matahari cocok dipakai untuk menggoreng, mengentalkan, serta campuran salad. Minyak bunga matahari kaya akan asam linoleat (C18:2), suatu asam lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan manusia. Kepentingan teknik menginginkan minyak dengan kadar asam oleat yang lebih tinggi dan terdapat pula kultivar bunga Matahari yang menghasilkan minyak dengan kualitas demikian (mengandung 80% hingga 90% asam oleat, sementara kultivar untuk pangan memiliki hanya 25% asam oleat).
Tingginya kandungan gizi membuat biji bunga matahari berperan sebagai anti oksidan, mencgah penyakit jantung, peradangan, diabetes dan mencegah kanker. Biji bunga matahari dapat diolah menjadi minyak nabati, kopi, hingga tepung rendah gluten untuk diet.[5]
Dilansir dari Japan Today, bunga matahari dapat membantu mengeluarkan zat radioaktif dalam tanah, juga air, sehingga bunga matahari dapat membersihkan sisa-sisa nuklir yang berbahaya seperti pada bekas reaktor Chernobyl di Ukraina[5]