British Aerospace Hawk 200 adalah pesawat tempur kursi tunggal, tunggal mesin multirole ringan dirancang untuk pertahanan udara, penolakan udara, anti-pengiriman, dukungan udara, dan serangan darat.
Ini adalah varian yang paling mampu dari garis keluarga Hawk dalam hal pertempuran.
Deskripsi
Hawk 200 merupakan pesawat berkursi tunggal yang diproduksi perusahaan Inggris, BAE System Hawk. Selama ini, Hawk 200 menetap di sejumlah pangkalan AU, salah satunya di Skuadron 12 Rusmin Nuryadin Pekanbaru. Sebagai pesawat tempur, Hawk 200 memiliki spesialisasi untuk multi-peran dalan pertempuran ringan. Selain jadi pertahanan tangguh di udara, Hawk 200 juga memiliki kemampuan untuk menghancurkan pertahanan darat yang dimiliki musuh.
Pesawat tempur ini didesain untuk bisa melakukan sejumlah manuver di udara. Kecepatan saat terbang tercatat bisa mencapai Mach 0,88 dan saat menukik mampu mencapai Mach 1,15. Ini memungkinkan Hawk dijadikan pesawat latih bagi para pilot sebelum menjalani penerbangan supersonik. Mesin yang digunakan adalah Adour 871 twin-spool dengan low bypass ratio turbofan buatan Rolls Royce. Di kokpit pesawat, sudah dilengkapi dengan sistem pengendali Hands on Throttle and Stick (HOTAS). Ini memudahkan pilot untuk mengendalikan pesawat sekaligus melepaskan persenjataan.
Hawk 200 menggunakan radar canggih jenis APG 66, yang juga digunakan pesawat seperti F 16. Air refuelling probe juga digunakan Hawk 200, yang memungkinkannya untuk isi bahan bakar di udara untuk varian tertentu.
Sejumlah senjata canggih pun dilekatkan di Hawk 200. Misalnya saja rudal untuk menghantam pertahanan darat AGM 65 Maverivk, rudal anti-kapal Sea Eagle, serta Torpedo. Tapi Hawk 200 disebut tidak bisa membawa senapan mesin internal, jadi harus memasang senapan mesin di luar tubuh untuk dicantelkan di bagian tengah. Pesawat ini juga menggunakan kursi pelontar untuk mencegah keadaan darurat. Ini juga yang menyebabkan pilot pesawat yang jatuh di Pekanbaru berhasil selamat.
AU dikabarkan sudah menggunakan Hawk 100/200 sejak 1997 atau 1998. Adapun varian pesawat yang digunakan AU merupakan Hawk 209.
British Aerospace Hawk 200 di Indonesia
Hawk merupakan pesawat jet latih interim untuk pesawat tempur jet generasi 4 seperti F-16 dan F-15 pabrikan General Dynamic. Pesawat ini menggunakan radar modern APG-66, khusus varian Mk 200, dan rudal AIM-9 Sidewinder. Hawk Mk 109/209 ialah kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia sejak tahun 1997 untuk TNI-AU. Pada 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53. Hawk Mk 209 dikhususkan mengemban misi penguasaan udara dan penyerang darat. Pesawat ini memiliki varian kokpit berkursi satu.
Namun pada 15 Juni 2020 lalu, salah satu pesawat TNI Angkatan Udara (AU) mengalami kecelakaan di Kampar, Riau. Diketahui pesawat jatuh tersebut diterbangkan oleh Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skuadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, jatuh di Kampar, Riau. Pesawat yang jatuh adalah model BAe Hawk 209 dengan nomor registrasi TT-0209. Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997. Menurut situs resmi TNI Angkatan Udara, Bae Hawk 209 merupakan pesawat jet latih sebelum pilot mengendalikan pesawat tempur jet generasi 4 (F-16, F-15, dan lain-lain) menggunakan radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200 ) dan rudal AIM-9 Sidewinder. AIM-9 Sidewinder adalah sebuah rudal anti pesawat jarak pendek berpandu infra merah buatan Amerika Serikat. Senjata ini merupakan rudal udara-ke-udara paling populer di dunia, dan menjadi senjata standar bagi pesawat tempur buatan negara-negara NATO.[1]
Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk. Pesawat jet ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack sehingga cukup handal untuk digunakan penyerbuan di darat. Tercatat sejak dimasukan sejak 1997 hingga sekarang ini, praktis pesawat jet ini sudah beroperasi selama 23 tahun. Selama itu pula pesawat ini sudah melatih banyak pilot jet Indonesia yang siap untuk bertugas menjaga wilayah serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab resmi Hawk 209 tersebut bisa jatuh dan masih dalam tahap penyelidikan. Namun Pengamat penerbangan, Alvin Lie, memperkirakan bisa saja jatuh karena human error.
Merek-Merek Otomotif yang Memproduksi Pesawat
Salin Bae Hawk asal Inggris yang memproduksi pesawat, ada sejumlah merek lainnya juga yang memproduksi pesawat. Bahkan untuk sejumlah merek otomotif yang ada di Indonesia ternyata beberapa ada yang pernah memproduksi pesawat, dan beberapa diantaranya masih aktif membuat pesawat. Seperti contoh saja Honda yang memulai produksi pesawat jet pada 1990 ketika rancangan awal HondaJet dibuat. Setelah proses pengembangan yang lama, pesawat light jet dengan kapasitas 4-6 penumpang lepas landas untuk pertama kalinya pada 2010, dan kemudian pengiriman pertama kepada pembeli terjadi pada tahun 2017.
Kemudian ada juga Mitsubishi yang pada tahun 2015 memperkenalkan pesawat MRJ (Mitsubishi Regional Jet) di Singapore Air Show. Pesawat ini merupakan jet regional dengan mesin ganda dengan daya angkut 70-90 orang. Menariknya, pesawat berlogo tiga berlian ini ternyata dikembangkan bukan hanya oleh Mitsubishi tetapi bersama dengan Toyota.
Nah yang cukup terkenal adalah Rolls-Royce memiliki peran besar dalam industri penerbangan. Merek asal Inggris inilah yang membuat mesin jet untuk pesawat Airbus dan Boeing modern. Mesin Trent yang dibuat Rolls-Royce bahkan disebut-sebut sebagai mesin propulsi jet paling populer di dunia.[2]