Bondol peking atau pipit peking (Lonchura punctulata) adalah sejenis burung kecil pemakan padi dan biji-bijian. Nama punctulata berarti berbintik-bintik, menunjuk kepada warna bulu-bulu di dadanya.
Orang Jawa menyebutnya emprit peking, prit peking; orang Sunda menamainya piit peking atau manuk peking, meniru bunyi suaranya. Di Malaysia burung ini disebut pipit pinang, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Scaly-breasted Munia—lagi-lagi terkait dengan bintik di dadanya yang mirip gambaran sisik.
Pemerian
Burung yang berukuran kecil, dari paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Burung dewasa berwarna cokelat di leher dan sisi atas tubuhnya, dengan coretan-coretan agak samar berwarna muda dan tangkai bulu putih. Tenggorokan cokelat kemerahan. Sisi bawah putih, dengan lukisan serupa sisik berwarna coklat pada dada dan sisi tubuh.[2] Perut bagian bawah sampai pantat putih. Burung muda dengan dada dan perut kuning tua sampai agak coklat kotor, tanpa sisik.[3] Jantan tidak berbeda dengan betina dalam penampakannya.
Iris mata coklat gelap; paruh khas pipit berwarna abu-abu kebiruan; kaki hitam keabu-abuan.[2]
Tempat hidup dan kebiasaan
Bondol peking sering ditemui di lingkungan perdesaan dan kota, terutama di dekat persawahan atau tegalan. Makanan utama burung ini adalah aneka bijirumput-rumputan termasuk padi.[3] Daerah jelajah bondol peking terutama di padang rumput terbuka pada lahan pertanian, sawah, kebun dan semak sekunder.[4]
Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, bondol peking sering teramati bergerombol memakan bulir biji-bijian di semak rerumputan atau bahkan turun ke atas tanah. Kelompok ini umumnya lincah dan bergerak bersama-sama, sambil terus berbunyi-bunyi saling memanggil.
Bunyi dua suku, ki-dii, ki-dii..; panggilan ki-ii.. atau ckii, ckii..; dan suara tanda bahaya tret.. tret.. .[3]
Burung ini tidak segan untuk bercampur dengan jenis bondol lainnya,[2] seperti dengan bondol jawa (L. leucogastroides) atau yang lain. Kelompok bondol ini pada awalnya mungkin hanya terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi dapat membesar hingga mencapai ratusan ekor. Terlihat menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon-pohon tempat tidurnya. Kelompok yang besar semacam ini dapat menimbulkan kerugian yang besar kepada para petani.
Bondol peking kerap menghuni kebun, pekarangan dan tepi jalan. Seperti tecermin dari namanya di Malaysia, bondol ini sering memilih pohon pinang atau palma lainnya, pohon atau semak yang tinggi, untuk tempatnya bersarang. Sarang berbentuk bola atau botol dibangun dari rerumputan, diletakkan tersembunyi di antara daun-daun dan ranting.[3]Telurnya berwarna putih, 4-6(-10) butir, masing-masing berukuran sekitar 15 x 11 mm. Berbiak di sepanjang tahun.[5]
Bondol ini hidup mulai dari ketinggian dekat muka laut hingga sekitar 1.800 m dpl.[2], bahkan hingga 2.200 m di Lombok dan 2.300 m di Timor.[6]
^ abcdMacKinnon, J., K. Phillips, B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan: 425. Seri Panduan Lapangan LIPI. Bogor:LIPI dan BirdLife IP.
^ abcdMacKinnon, J. 1993. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali: 379. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.