Bondol haji
Bondol haji (Lonchura maja), pipit haji, atau yang dalam bahasa Jawa disebut emprit haji, adalah burung yang termasuk dalam suku Estrildidae hidup di Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Bali dan pulau-pulau di sekitarnya. Burung ini dinamakan emprit haji karena bagian kepala hewan ini berwarna putih, yang seolah memakai peci putih yang dalam masyarakat Indonesia dipakai setelah pulang dari haji. Asal mulaAsal mula dan filogeni emprit haji diperoleh Antonio Arnaiz-Villena et al.[1] Estrildinae mungkin berasal dari India dan setelah itu menyebar (menuju habitat Afrika dan Samudra Pasifik). Ciri-ciriBertubuh kecil (11 cm), burung ini berwarna putih cokelat seperti finch. Mirip dengan bondol oto-hitam namun pucat cokelat, sementara seluruh kepala dan tenggorokan putih. Burung muda berwarna cokelat pada bagian atas badannya, dengan tubuh bagian bawah dan wajah kuning tua. Iris berwarna cokelat; paruh abu-abu kebiruan; dan kaki biru pucat. Adapun suaranya bernada tinggi seperti seruling, berbunyi: "puip" bila mengelompok.[2] Sewaktu masih remaja, bagian belakang telinga bondol dan bagian bawah burung itu berwarna putih. Sementara itu, paruhnya berwarna biru abu-abu.[3] RasBerikut ini subspesies bondol haji:[4]
Penyebaran & habitatBurung ini tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi, Thailand & Vietnam selatan. Di introduksi di Jepang (Osaka & Okinawa).[5][6] Di Sumatra (termasuk pulau-pulau sekitarnya), Jawa dan Bali burung ini cukup umum dan tersebar luas sampai ketinggian 1.500 m dpl.[2] Kebiasaan emprit ini sering mengunjungi rawa-rawa dan sawah, emprit ini suka memakan padi.[7] Tempat hidupMudah dijumpai, mengunjungi rawa dan rawa-rawa buluh sampai ketinggian 1.500 mdpl. Membentuk kelompok besar selama musim panen padi, tetapi tersebar berpasangan selama musim kawin. Tingkah laku umumnya seperti bondol (pipit) lain.[5] Mereka juga hidup di dataran terbuka dengan rerumputan dan kebun.[8] PerkembangbiakanBiasanya, bondol haji hidup tidak dalam pasangan pada waktu di luar musim kawin. Namun, pada saat musim kawin, burung ini hidup berpasangan.[8] Telurnya 4-5, terkadang 6, telur putih diletakkan pada sarang khas bondol yang berupa sarang berbentuk bola dari rumput.[7] Di Jawa Barat, perkembangbiakan dimulai pada Februari. Bahasa lain
GaleriReferensi
Daftar pusaka
Pranala luar
|