Blok silinder

Blok mesin 6 segaris modern untuk mobil penumpang, bersama dengan crankcase dan semua silinder. Kepala silinder disatukan di permukaan atas.
Blok mesin V6 dengan kedua cabang silinder dan crankcase membentuk en bloc. Lubang besar merupakan tempat silinder, yang kecil tempat mounting dan oval tempat saluran oli atau coolant.
Mesin De Dion-Bouton dengan crankcase diskrit namun dengan integrasi monoblok silinder dan kepalanya, 1905.[1]

Blok silinder adalah struktur terpadu yang terdiri dari silinder dari motor bakar torak dan beberapa atau semua yang terkait struktur sekitarnya (bagian pendingin, bagian bukaan masuk dan keluar bagian, sambungan, dan crankcase). Istilah blok mesin sering digunakan bersama dengan "blok silinder" (meskipun secara teknis dapat dibuat perbedaan antara silinder mesin monobloc silinder sebagai unit diskrit dibandingkan dengan desain blok dengan lebih banyak integrasi yang terdiri dari crankcase juga.

Dalam istilah dasar elemen mesin, berbagai bagian utama dari mesin (seperti silinder, kepala silinder, bagian pendingin, bagian intake dan exhaust, dan crankcase) secara konseptual berbeda, dan konsep-konsep ini dapat semua diturunkan sebagai potongan diskrit yang disatukan. Konstruksi seperti ini sangat luas di awal dekade komersialisasi mesin pembakaran dalam (1880-an sampai 1920-an). Namun, tidak lagi seperti biasa memproduksi mesin bensin dan mesin diesel, karena untuk setiap sistem konfigurasi mesin, ada cara yang lebih efisien untuk merancang pembuatan (dan juga untuk pemeliharaan dan perbaikan). Hal ini umumnya melibatkan integrasi beberapa elemen mesin menjadi satu bagian diskrit, dan melakukan pembentukan (seperti pengecoran, stamping, dan memesin) untuk beberapa elemen dalam satu setup dengan satu mesin sistem koordinat (dari alat mesin atau bagian lain dari mesin manufaktur). Maka, akan menghasilkan satuan biaya produksi serta pemeliharaan dan perbaikan yang lebih rendah.

Blok Silinder adalah salah satu alat pada motor yng bersifat statis yang fungsinya sebagai tempat bergeraknya piston dalam melaksanakan proses kerja motor. Blok silinder dan cara mengatasi kerusakan blok silinder. Silinder motor 4 tak tidak terdapat lubang-lubang apapun di bagian dalam dinding silindernya. Silinder motor 2 tak terdapat lubang-lubang pada bagian dalam dindinmg silinder. Kerusakan yang sering terjadi pada blok silinder adalah tergores / aus / lubang silinder membesar, sehingga hal ini dapat mengakibatkan piston menjadi rusak / kocak/ longgar di dalam silinder.

Komponen di Blok Silinder dan Fungsi Umumnya [1] Diarsipkan 2016-03-08 di Wayback Machine.
  • Water jacket. Pada Blok silinder, terdapat ruang ruang kecil yang disebut water jacket. Water jacket ini sendiri berfungsi sebagai ruang untuk bersirkulasi air yang berguna mendinginkan mesin, lengkapnya ada pada penjelasan sistem pendingin.
  • Piston / Torak. Piston / torak berfungsi untuk menghisap gas yang akan dibakar di ruang bakar serta memberikan tekanan pada saat langkah kompresi.
  • Ring Piston. Ring piston berfungsi untuk menahan kebocoran pada saat terjadi pembakaran di rung bakar serta meratakan oli yang ada di dinding blok silinder. penjelasan selengkapnya ada di penjelasan tentang piston.
  • Batang torak / connecting rod. Batang torak atau connecting rod adalah alat yang berfungsi sebagai penghubung piston dengan sumbu engkol / crank saft.
  • Sumbu engkol / CrankShaft. Sumbu engkol berfungsi sebagai komponen untuk mengubah tenaga vertical ( dari atas ke bawah ) yang dihasilkan piston menjadi tenaga rotari ( berputar )
  • Pulley CrankShaft. Pulley Crank shaft berfungsi sebagai poros di mana dihubungkan dengan poros lain seperti pulley Cam Saft, alternator, untuk memberikan tenaga putaran.
  • Metal. Fungsi dari metal adalah melapisi atau menjadi bantalan untuk stang piston dan berfungsi untuk menjadi bantalan ketika Crankshaft berputar.. sebetulnya metal sendiri terdapat dua jenis yakni metal jalan dan metal duduk.
  • Fly Wheel / Roda Gila. Fly Wheel berfungsi untuk meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh mesin ke sistem pemindah daya seperti kopling, transmisi, dan propeller shaft.

Deskripsi

Blok silinder/Silinder

Blok silinder dan ruang engkol merupakan bagian utama dari motor bakar. Bagian-bagian lain dari motor dipasangkan di dalam atau pada blok silinder,sehingga terbentuk susunan motor yang lengkap. Pada blok silinder ini terdapat lubang silinder yang berdinding halus,di mana torak bergerak bolak-balik dan pada bagian sisi-sisi blok silinder dibuatkan sirip-sirip maupun lubang-lubang mantel air pendingin yang digunakan untuk pendinginan motor. Silinder bersama-sama dengan kepala silinder membentuk ruang bakar, yaitu tempat melaksanakan pembakaran bahan bakar.

Blok silinder dan ruang engkol dapat dituang menjadi satu bagian atau terpisah satu sama lain, kemudian disatukan dengan baut-baut. Variasi lain dalam konstruksi blok silinder ialah dengan pemasangan tabung silinder ke dalam blok silinder. Tabung ini dibuat dari besi tuang atau baja tuang.

Fungsi blok silinder:

  • sebagai dudukan kepala silinder.
  • sebagai dudukan silinder liner.
  • sebagai dudukan mekanisme poros engkol.

Fungsi silinder:

  • sebagai langkah bakar torak.

Blok silinder harus memenuhui persyaratan:

  • kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elastisitas pada bentuk.
  • ringan dan kuat.
  • konstruksi memungkinkan pendinginan yang rata.
  • pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang pada blok tersebut (seperti ; poros engkol, kepala silinder).

Silinder harus memenuhui persyaratan:

  • memiliki sifat luncur yang baik, sehingga tahan aus.
  • Tidak mudah berubah bentuk.
  • kuat terhadap tekanan.
  • mudah di overhaul.
Tabung Silinder

Penggunaan tabung silinder memungkinkan silinder diganti setiap saat diperlukan, umpamannya karena aus atau sebab-sebab lain. Hal ini akan menghemat waktu maupun biaya. Tabung tersebut di buat dari besi tuang dan mendapatkan perlakuan panas (heatreatment) untuk memperoleh ketahanan terhadap keausan yang lebih tinngi.

Perlakuan Pemanasan (heatreatmant) pada tabung silinder tekanannya pada temperatur yang sesuai sekitar 5200C bagaimanapun juga di bawah perubahan bentuk titik dan pengaturan pendinginan hingga 3000C pada suhu pendinginan sekitar 300C - 400C/jam. Setelah tungku dingin selanjutnya pendinginan dilakukan dengan pemberian sirkulasi udara.

Ada dua jenis tabung silinder yang digunakan, yaitu tabung basah dan tabung kering. Tipe basah ( wet type), pada silinder blok tipe ini letak water jacket berhubungan langsung dengan liner. Water jacket adalah ruang pada blok yang berisi air pendingin dari radiator. Hal ini membuat liner pada silinder blok tidak cepat panas. Sementara liner itu sendiri adalah sebuah tabung tempat piston melakukan gerakan naik turun.

Tipe kering (dry tipe), pada silinder blok tipe ini letak water jacket tidak berhubungan langsung dengan liner . Hal ini membuat liner cepat panas pada saat mesin hidup.

Tabung kering umumnya dibuat dari baja dan dinding luar maupun dinding dalam nya dikerjakan dengan teliti. Tabung ini ditekan ke dalam blok silinder sehingga terbentuk lapisan pada silinder. Paking untuk mencegah kebocoran air pendingin tidak diperulkan.

Tabung jenis basah langsung berhubungan dengan air pendingin. Berbeda dengan tabung jenis kering, pemasangannya memerlukan paking untuk mencegah kebocoran air pendingin.

Bila mesin digunakan dalam waktu yang cukup lama, dinding silinder akan sedikit menjadi aus, ini dapat diperbaiki dengan jalan mengebor kembali dinding silinder, silinder yang telah dibor memerlukan torak dengan ukuran lebih besar disebabkan bertambahnya diameter linier silinder.

Bila dinding silinder yang terbuat dari besi tuang aus dan pengeboran tidak dapat dilakukan maka silinder masih dapat diperbaiki dengan jalan memasangkan pelapis silinder (tabung silinder).

Pada umumnya, bentuk dan kontruksi blok silinder pada beberapa faktor . Faktor-faktor itu antara lain jumlah silinder, susunan silinder, diameter silinder, langkah torak, volume langkah, perbandingan kompresi, susunan katup, cara pendinginan silinder, bahan yang digunakan, bentuk tuangan, cara penungan dan penyelesaian benda tuang.

Jenis konstruksi berdasarkan susunan silinder

Konfigurasi mesin adalah sebuah istilah yang menunjuk kepada "layout" piston dalam sebuah mesin pembakaran dalam. Istilah "blok" sering digunakan juga sebagai pengganti kata mesin dalam terminologi, penggunaan umumnya adalah blok V dan mesin V, keduanya menunjuk ke hal yang sama. Dalam dunia permesinan dapat dikategorikan sesuai fungsi-fungsinya tersendiri,teknologi permesinan maupun teknik mesin Automotif sangat memiliki ketergantunga terhadap kemajuan teknik mesin produksinya juga atau yang sering kita kenal dengan “mesin perkakas”. Di dalam perancangan segala konstruksi mesin yang ada pada mekanika otomotif pada dasarnya bersumber dari perancangan sejak dasar oleh permesinan produksi.

Kategorisasi Dengan Pergerakan Piston. Tipe-tipe mesin termasuk:

Mesin Inline Sejajar ( Straight Engine )

Dalam konfigurasi sebuah mesin, mesin segaris adalah sebuah mesin pembakaran dalam yang semua silindernya terletak segaris. Mesin seperti ini sudah banyak digunakan di dunia otomotif, penerbangan, dan lokomotif.Mesin segaris lebih mudah dibuat dari mesin jenis lainnya, seperti mesin flat atau mesin V karena hanya membutuhkan satu cabang silinder dan crankshaft. Mesin ini juga membutuhkan cylinder head dan camshaft yang lebih sedikit. Tipe ini Banyak dipakai di mesin mesin yang kita gunakan seperti Mesin Mobil Toyota Avanza, Kijang Innova, Suzuki Carry, Mitsubishi Kuda dan lain lain. sedang dalam mesin dieselnya seperti Isuzu Panther, Pajero, Everest, Captiva diesel dan lain lain. Mesin Tipe Inline sejajar memiliki konfigrasi 2,3,4.6 ataupun 8 silinder. Mesin jenis ini memiliki keuntungan dari segi kemudahan dalam hal segi konstruksi dn pembuatan. Selain itu tipe mesin dapat dibuat kompak sehingga menguntungkan pada penempatan di dalam kabin mesin. Tentunya kalau ada keuntungan pasti ada kerugiannya, ya kerugian mesin jenis ini bila semakin banyak silindernya maka makin sulit dicapai kesimbangan ( balance dari mesin itu sendiri )

Mesin V ( V Engine )

Sesuai namanya maka mesin ini berbentuk seperti huruf V di mana memiliki sudut tertentu, Cara termudah melihatnya coba anda amati motor Harley davidson. Ya itu adalah mesin tipe V. Mesin V pertama kali dipatenkan oleh Karl Benz pada tahun 1896 ), Dalam perkembangnya penamaan mesin V sesuai jumlah silindernya, V2 untuk 2 silinder, V4, V6, V8, V10, V12,V16, V18,V20, bahkan sampai ke V24 ( 24 silinder ). Mesin V memiliki Nilai gravitasi yang lebih rendah dan pengunaan pada mesin dengan silinder yang lebih banyak akan menghasilkan torsi maksimum yang lebih besar daripada mesin inline pada kapasitas mesin dan tehnologi yang sama.

Mesin W

Adalah Tipe mesin dengan pengaturan menyerupai huruf W, Pemakaian pertama digunakan pada sepedamotor Anzani pada tahun 1906. Pada Perkembangannya Pabrikan yang banyak mengembangkan Mesin Tipe W adalah Group Volkswagen. Seperti Penamaan pada mesin konsvigura V dalam Konfigurasi W penamaan juga sesuai dengan jumlah silindernya misalnya saja Mesin W8 difunakan pada VW Passat, W12 Pada Mesin VW Phaeton, Toureg, Bentley Continental GT. Puncak Perkembangan Mesin W terjadi pada tahun pada tahun 2006, dengan dikeluarkannya mesin W16 kapasitas 8 liter yang dipasangkan pada mesin Bugatti Veyron. diperlengkapi dengan 4 buah Turbo charger dan menghasilkan tenaga 1000Ps/6000 rpm.

Mesin X

Bila Sebuah Mesin W dikembangkan dari mesin V maka pada mesin jenis X ini merupakan gabungan mesin V blok horizontal menentang satu sama lain. Jadi, silinder tersebut diatur dalam empat bank, dilihat silinder hedanya ini akan muncul sebagai X. Konfigurasi ini sekarang sangat jarang ditemukan, terutama karena berat dan kompleksitas dibandingkan dengan mesin tipe biasa. Kebanyakan contoh mesin X ada dan dipergunakan pada era Perang Dunia II, dan dirancang untuk pesawat militer besar. Sebagian besar adalah X-24s berdasarkan ada V-12s. sedangkan pengembannya sebagian diantaranya adalah Ford, X-8 prototipe tahun 1920, Daimler-Benz DB 604, yang dikembangkan untuk program Bomber B Luftwaffe (angkatan Udara Jerman Pimpinan Goering) Isotta-Fraschini Zeta R.C. 24/60, dikembangkan untuk Caproni F6 tempur, (1943) Rolls-Royce Exe, sebuah lengan katup mesin prototipe berpendingin udara.

Mesin U

Mesin jenis ini adalah seperti dua buah mesin inline sejajar yang akan tampak seperti huruf U, kedua mesin ini memiliki poros engkol sendiri sendiri yang kemudian dihubungkan dtu dengan yang lain dengan geer atau rantai, mesin ini akhirnya juga tidak berkembang karena lebih berat dan kompleks. Contoh penggunaan mesin U adalah pada sepedamotor Ariel Square Engine (1931-1959). Desain ini dihidupkan kembali sebagai versi dua-stroke pada beberapa motor Suzuki balap, dan selanjutnya diproduksi massal menjadi Suzuki RG500. Walaupun beberapa mesin jenis U berhasil dalam Dunia balap, tetapi pada perkembangannya tidak begitu laku dalam produksi massal.

Mesin H

Sebuah mesin H (atau H-blok) adalah sebuah konfigurasi mesin di mana silinder sejajar sehingga jika dilihat dari depan, mereka tampak dalam susunan vertikal atau horisontal H. Sebuah mesin H dapat dilihat sebagai dua mesin datar, satu di atas atau di samping yang lain. Masing-masing memiliki crankshaft sendiri, yang kemudian didigabungkan bersama-sama di salah satu ujungmya. Konfigurasi H memungkinkan didesain mesin multi-silinder yang lebih pendek, kadang-kadang memberikan keuntungan pada pesawat. Untuk aplikasi balap mobil ada kelemahan karena memiliki konfigurasi H maka mesin harus dibuat agak lebih tinggi agar knalpot dapat tersalurkan dengan baik, padahal dengan mesin yang tinggi maka pusat grvitasi akan semakin tinggi hingga mengurangi kestabilan kendaraan itu sendiri.

Mesin Flat/Boxer

Mesin flat pertama dipatenkan oleh ahli teknik Jerman Karl Benz. Mesin flat (juga dikenal dengan mesin boxer) adalah sebuah konfigurasi mesin pembakaran dalam yang pistonnya bergerak secara horizontal. Crankshaftnya ada satu dan silindernya diletakkan di sisi kiri dan kanan, membentuk sudut 180 derajat. Konsep mesin ini sendiri ditemukan oleh ahli teknik Jerman Karl Benz tahun 1896, 8 tahun setelah ia menemukan mobil pertamanya yang sukses.

Mesin VR6

Mesin VR6 adalah konfigurasi mesin pembakaran dalam yang terdiri dari 6 silinder. Mesin ini dikembangkan oleh produsen Jerman Grup Volkswagen di akhir 1980-an. Mesin ini mirip dengan Mesin V, hanya saja antar cabang silindernya dibuat sudut lebih lancip, sekitar 10.6 atau 15 derajat - dibandingkan dengan sudut 45°, 60°, atau 90° seperti yang biasa ditemukan di mesin V.

Mesin Wankel / Rotary Engine

Mesin wankel atau disebut juga mesin rotary adalah mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran diubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang menggerakkan sumbu. Mesin ini dikembangkan oleh insinyur Jerman Felix Wankel. Dia memulai penelitiannya pada awal tahun 1950an di NSU Motorenwerke AG (NSU) dan prototypenya yang bisa bekerja pada tahun 1957. NSU selanjutnya melisensikan konsepnya kepada beberapa perusahaan lain di seantero dunia untuk memperbaiki konsepnya. Karena mesin wankel sangat kompak, ringan, mesin ini banyak digunakan pada berbagai kendaraan dan peralatan seperti pada mobil balap, pesawat terbang, go-kart, speed boat.

Oversize / Perubahan ukuran silinder

Oversize adalah perbaikan mesin dengan cara mengganti piston dengan ukuran yang lebih besar. Jadi piston yang lama diganti dengan piston baru yang ukurannya lebih besar dari pistton lama. Tujuan dilakukan oversize disebabkan mesin susah hidup atau sama sekali tak bisa hidup, tenaga mesin kurang, dan untuk keperluan modifikasi mesin. Dan masih banyak alasan lainnya kenapa dilakukan oversize.

Perubahan ukuran silinder (Oversize / korter) terdiri dari 4 tahap yaitu:

  • 0,25 berarti: over size 0,25mm, yaitu silinder mengalami perubahan untuk pertama kalinya.
  • 0,50 berarti: over size 0,50mm, yaitu silinder mengalami perubahan untuk kedua kalinya.
  • 0,75 berarti: over size 0,75mm, yaitu silinder mengalami perubahan untuk ketiga kalinya.
  • 1 berarti: over size 1mm, yaitu silinder mengalami perubahan unkuran untuk keempat kalinya atau terakhir kalinya.

Setelah pada tahap silinder over size 1mm maka silinder sudah tidak bisa di korter lagi. Dan langkah perbaikannya adalah dengan mengganti blok silinder baru, atau blok silinder lama di shock kembali. Pekerjaan over size silinder ataupun sok silinder adalah dilakukan oleh bengkel bubut. Pemakaian blok silinder, piston dan ring piston harus dalam satu ukuran, misalnya: silinder masih ukuran standar maka piston dan ring piston harus menggunakan ukuran standar juga.

Adakalanya para penghobi otomotif menambahkan ukuran oversize pada parubahan pertama, kedua dan ketiga sebesar 0,03mm. Jadi perubahan ukuran oversize adalah 0,28mm: 0,53mm: 0,78mm sedangkan perubahan keempat tetap 1mm.

Silinder motor 4 tak di mana dari titik mati atas sampai titik mati bawah tidak terdapat lubang. Silinder blok motor 2 tak berbeda bentuknya dengan motor 4 tak di mana untuk motor 2 tak bentuk silinder antar titik mati atas dan titik mati bawah terdapat lubang atau saluran gas buang dan gas baru dan saluran bilas.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Kennedy, Rankin (1912 edition of 1905 book.). The De Dion-Bouton Engine and Cars. The Book of Modern Engines and Power Generators. London: Caxton. hlm. 78–89. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41