Blastomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis.[1] Cendawan B. dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan.[1] Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut.[1] Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.[1] Gejala penyakit ini sangat bervariasi karena banyak sistem organ yang berperan dalam penyebarannya.[1] Namun, beberapa gejala yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang berkaitan dengan manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang sering kali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital).[1] Uji keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan tubuh untuk mengkultur dan melihat histopatologinya, mengambil sampel dari sekresi (pembuangan) sisa kotoran tubuh dan jaringan.[2]
Referensi
- ^ a b c d e f (Inggris) Robert H. Gates (2003). Infectious disease secrets. Hanley & Belfus. ISBN 978-1-56053-543-0. Page.194-195
- ^ (Inggris) Frank J. Domino (2006). The 5-Minute Clinical Consult. Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 978-0-7817-6334-9. Page.160-161