Bifidobacterium adalah salah satu genus bakteri asam laktat yang hidup di dalam usus besar manusia dan hewan.[1] Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah gram-positif, anaerobik, non-motil (tidak bergerak), tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan memiliki persen G+C (guanosin-sitosin) yang tinggi (55-67%).[2] Sel umumnya terlihat berpasangan membentuk huruf V atau Y.[2] Suhu optimal untuk pertumbuhan Bifidobacterium adalah 37-41 °C dan pH optimum antara 6,5-7.[2] Dari 30 spesies Bifidobacterium yang ditemukan, beberapa di antaranya digunakan sebagai probiotik, yaitu B. infantis, B. lactis, B. adolescentis, B. bifidum, B. breve, B. longum, B. animalis, dan B. thermophilum.[1] Bakteri ini telah digunakan secara komersial sebagai probiotik dalam pembuatan yogurt dan produk olah susu lainnya.[2]
Sejarah
Bifidobacterium pertama kali diisolasi pada tahun 1899-1890 oleh Tissier dari feses (kotoran) bayi yang disusui ibunya.[3] Dia mendeskripsikan bakteri tersebut sebagai mikroorganisme berbentuk batang, tidak memproduksi gas, morfologi bifid, dan kemudian disebut sebagai Bacillus bifidus.[3] Penamaan Bifidobacterium telah beberapa kali mengalami perubahan sejak pertama kali diisolasi. Bakteri ini pernah dimasukkan ke dalam genus Bacillus, Bacteroides, Nocardia, Lactobacillus, dan Corynebacterium, hingga akhirnya pada tahun 1974, bakteri tersebut dipisahkan menjadi genus baru.[3]
Karakteristik dan contoh
Bifidobacterium adalah organisme sakarolitik dan mampu menghasilkan asam laktat dan asam asetat tanpa CO2.[3] Semua Bifidobacterium yang diisolasi dari manusia dapat menggunakan sumber karbon berupa sukrosa, glukosa, galaktosa, dan laktosa.[3] Substrat fermentasi yang dimanfaatkan oleh sebagian besar spesies bakteri ini meliputi D-galakosamin, D-glukosamin, amilosa, dan amilopektin.[3] Untuk mengenai Bifidobacterium, dapat digunakan uji untuk mengetahui keberadaan enzim fruktosa-6-fosfat fosfoketolase yang merupakan enzim kunci dari spesies tersebut.[3] Bakteri ini termasuk organisme fastidius (rewel), sehingga tidak dapat tumbuh di sembarang media.[3] Salah satu media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan Bifidobacterium adalah agar MRS (de Man, Rogosa and Sharpe).[3]
B. breve ditemukan pada saluran intestinal bagian bawah (meliputi sebagian besar usus kecil dan seluruh usus besar) pada bayi serta vagina orang dewasa.[4] Spesies ini telah diteliti dapat menghalangi pertumbuhan E. coli sehingga dapat bermanfaat bagi penderita diare akibat infeksi E. coli.[4]
B. bifidum dominan terdapat pada membran mukus di sekitar usus besar dan saluran vagina.[4] Spesies ini dimanfaatkan sebagai probiotik yang mampu meningkatkan asimilasi mineral yang penting untuk kesehatan tulang, contohnya besi, kalsium, magnesium, dan seng.[4]
B. infantis merupakan probiotik yang penting dan sering ditemukan pada saluran intestinal bagian bawah manusia.[4] Spesies ini memengaruhi sistem imun karena mampu menstimulasi agen imunomodulasi seperti sitokinin dan memiliki efek antibakteri terhadap patogen seperti Clostridium, Shigella, dan Salmonella.[4]
B. lactis ditemukan dalam jumlah besar di usus besar manusia. Spesies ini bermanfaat bagi penderita eksem, serta dapat meningkatkan imunitas tubuh dengan meningkatkan sel limfosit-T dan sel pembuluh alami (natural kill cell, NK).[4] Bakteri ini sangat potensial sebagai probiotik karena tahan asam lambung dan garam empedu sehingga dapat sampai ke saluran pencernaan setelah dikonsumsi.[4]
B. longum memiliki aktivitas antimikroba yang efektif untuk mengobati diare dan penyakit mewabah lainnya.[4] Selain itu, spesies ini juga dapat menstimulasi sistem imun dan mencegah beberapa jenis kanker.[4]
Manfaat
Apabila tubuh memiliki Bifidobacterium dalam jumlah yang cukup, maka bakteri tersebut dapat menempel pada usus dan berkompetisi mendapatkan makanan dan tempat untuk hidup dengan organisme patogen lain, seperti Candida albicans.[5] Patogen yang tidak dapat bertahan akan keluar dari dalam tubuh melalui saluran pencernaan.[5] Bifidobacterium juga dapat hidup di lokasi tanpa oksigen dan di lingkungan asam karena menghasilkan asam asetat dan asam laktat.[5] Tubuh akan terlindungi dari bakteri lain yang memerlukan oksigen atau lingkungan basa untuk hidup. Selain itu, bakteri ini juga memiliki beberapa manfaat positif bagi kesehatan manusia, seperti mampu menghasilkan beberapa vitamin B-kompleks yang bermanfaat bagi tubuh, membantu pengaturan diet bagi sebagian manusia yang menderita kondisi liver tertentu, dan mencegah bakteri yang mengubah nitrat (pada air dan makanan) menjadi nitrit, yang merupakan penyebab kanker.[5]
Referensi