Biarkan Kami Bercinta adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 1984 dengan disutradarai oleh Wim Umboh. Film yang diangkat dari novel berjudul Dari Jendela SMP karya Mira W ini dibintangi antara lain oleh Dina Mariana dan Gusti Randa.
Sinopsis
Sebuah kisah cinta pelajar SMP, Jaka (Gusti Randa), anak seorang pembantu sekolah yang selalu bekerja membersihkan sekolah sebelum pelajaran mulai dan sering diejek dan dikerjai oleh Gino (Bagus Santoso). Wulan (Dina Mariana) bersimpati pada Jaka, maka mereka pun saling jatuh cinta. Dengan bantuan Indro, teman kecil dari Jaka, Jaka bisa mengetahui alamat rumah Wulan. Namun naas, ia mencuri mangga dari pohon rumahnya Wulan. Dan dengan bantuan Roni (Septian Dwi Cahyo), Jaka akhirnya berpacaran dengan Wulan.
Perbedaan status sosial dan insiden pencurian mangga menjadi alasan orang tua Wulan menghalangi hubungan mereka, bahkan Santi (Heidy Diana) yang terus mencari perhatian kepada Jaka, tetapi hubungan mereka terus berjalan. Jaka sendiri sebenarnya sangat gelisah dengan keadaan dirinya, dan pertanyaan tentang keberadaan ayahnya yang tidak pernah dijawab oleh ibunya, Inah (Aminah Cendrakasih). Suatu malam dia mendengar percakapan ibunya dengan Kepala Sekolahnya, Pak Prapto (Zainal Abidin), sosok yang selama ini sering menolongnya. Maka yakinlah dia bahwa dia anak Pak Prapto. Jaka yang terguncang memilih lari dari rumah, bekerja di sebuah bengkel dan masuk dalam pergaulan kasar,berjudi dan minum miras. Wulan datang menjenguk Jaka dan terjadilah hubungan layaknya suami istri. Lily (Nicky Astrria), teman Wulan yang mencurigai tentang penyakit Wulan yang sering mual dan tidak kunjung datang bulan, meminta Wulan tes kehamilan hingga akhirnya terbukti positif hamil. Jaka tetap tidak diterima walaupun dia ingin bertanggung jawab, ayah Wulan malah memilih menjodohkan Wulan dengan anak temannya yang berstatus sosial yang setara. Dalam pelariannya ke minuman dia melukai pemilik warung minuman. Dan saat mendengar bahwa Wulan akan dinikahkan dengan orang lain, ia melarikan Wulan. Di pengadilan ia mendapat hukuman bebas, setelah hakim mendengar riwayat dari ibunya dan Pak Prapto yang mengatakan bahwa Jaka adalah anaknya yang hilang entah ke mana. Pak Prapto merasa bertanggungjawab dengan terus membiayai Jaka. Di akhir film, Wulan telah melahirkan anaknya dalam keadaan prematur.
Referensi
Pranala luar