Beluk ketupa (Ketupa ketupu), atau juga dikenal sebagai burung hantu ikan Melayu adalah burung hantu ikan dalam keluarga Strigidae. Asli dari Asia Tenggara dan termasuk juga beberapa daerah di Indonesia, mereka terutama hidup di hutan tropis dan Lahan basah.
Deskripsi
beluk ketupa memiliki bulu berwarna coklat kekuningan dengan bulu coklat tua di bagian punggungnya.Wajahnya berwarna lebih pucat dengan alis yang berwarna coklat muda. Ukuran Dewasa sekitar 40 sampai 48 cm dan bobot 1.028 hingga 2.100 g, beluk ketupa adalah spesies burung hantu ikan terkecil.[2]
Seperti burung hantu ikan pada umumnya, beluk ketupa memiliki jumbai telinga yang menonjol di sisi kepala. Bulu sayap dan ekornya bergaris lebar berwarna kekuningan dan coklat tua. Sayapnya terlihat jelas berbentuk bulat. Bagian bawahnya berwarna coklat kekuningan, kaya dengan garis-garis berbatang lebar kehitaman. Kakinya panjang dan tidak berbulu.[3]
Telur beluk ketupa banyak ditemukan pada bulan Februari hingga April, jarang ditemukan pada bulan Mei dan di Semenanjung Malaya juga pada bulan September hingga Januari. Beluk ketupa sering bersarang di atas tanaman pakis besar (Asplenium nidus), tetapi sarangnya juga tercatat di beberapa tempat seperti di cabang dahan tinggi yang ditutupi pakis dan lumut, di hamparan anggrek, dan juga di lubang pohon. terkdang juga di tempat Berbatuan, bahkan ada juga yang di belakang air terjun. Sarang burung terbengkalai yang dibangun oleh spesies lain telah digunakan, termasuk sarang elang bondol (Haliastur indus). Hanya satu telur per musim kawin yang pernah tercatat di sarang beluk ketupa, menjadikan mereka ukuran sarang terkecil dari burung hantu mana pun. Rata-rata ukuran telurnya adalah 574 mm × 47 mm (22,6 in × 1,9 in) . Inkubasi telur berlangsung 28 hingga 29 hari dan pertumbuhan telur terjadi setelah enam minggu. Spesies ini umumnya hidup dengan baik sebagai burung pemangsa yang berukuran besar dan secara tidak sengaja dibantu oleh perikanan komersial dan kolam hias, yang mereka kunjungi pada malam hari untuk berburu. Kadang-kadang, mereka mendapat penganiayaan dari pemilik kolam karena mengambil stok. [3][5]
Ancaman
Selama penyitaan sebuah fasilitas di Johor pada tahun 2008, ditemukan 14 beluk ketupa beku yang seharusnya diekspor secara ilegal ke Tiongkok.[6] Di Jakarta, beluk ketupa ditawarkan untuk dijual di tiga pasar burung pada tahun 2010 dan 2012.[7] Pada tahun 2015, 323 beluk ketupa ditawarkan untuk dijual melalui kelompok perdagangan raptor online.[8] beluk ketupa juga diperdagangkan di pasar satwa liar di Bandung, Garut, Surabaya, dan Denpasar.[9]
^ abdel Hoyo, J.; Collar, N. J.; Christie, D. A.; Elliott, A.; Fishpool, L. D. C. (2014). "Buffy Fish-owl (Ketupa ketupu)". Dalam del Hoyo, J.; Elliott, A.; Sargatal, J.; Christie, D. A.; de Juana, E. Handbook of the Birds of the World and BirdLife International Illustrated Checklist of the Birds of the World. 1: Non-passerines. Barcelona, Spain and Cambridge, UK: Lynx Edicions and BirdLife International.
^Nijman, V.; Nekaris, K. A. I. (2017). "The Harry Potter effect: The rise in trade of owls as pets in Java and Bali, Indonesia". Global Ecology and Conservation. 11: 84–94. doi:10.1016/j.gecco.2017.04.004.