Batombe

Batombe merupakan seni pertunjukan balas-membalas pantun[1] yang disampaikan dengan cara mendendangkan pantun antara kaum laki-laki dan kaum perempuan yang berasal dari Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.[2]

Sejarah

Pada awalnya, tradisi kesenian batombe bermula dari tradisi membangun Rumah Gadang.[3] Konon, masyarakat Nagari Abai masih sangat sunyi dan diselimuti beragam ancaman mulai dari beragam satwa liar serta cuaca.[3] Oleh karenanya masyarakat berinisiatif untuk membangun Rumah Gadang yang dapat ditempati bersama-sama.[3] Tradisi Batombe bertujuan untuk memotivasi pria dewasa agar kembali bersemangat menebang pohon ke hutan selepas makan siang.[4] Pohon yang ditebang tersebut akan diolah menjadi tonggak, tiang, dan papan untuk membangun Rumah Gadang pertama di Nagari Abai.[4] Rumah Gadang tersebut dikenal dengan nama Rumah Gadang 21 Ruang, rumah adat terpanjang di Sumatera Barat.[4] Selain berfungsi untuk menjaga keselamatan penduduk dari serbuan binatang buas dan tempat hunian keluarga, pembangunan Rumah Gadang tersebut juga diproyeksikan sebagai tempat pertemuan dan pusat pagelaran seni budaya.[4]

Sebelum tradisi Batombe digelar, terlebih dahulu biasanya dilakukan penyembelihan seekor kerbau atau sapi minimal seekor kambing.[5] Pelaksanaan tradisi Batombe tanpa menyembelih hewan ini dianggap melanggar aturan atau berutang secara adat.[5] Hal ini dikaitkan dengan sebuah cerita turun-temurun dikalangan masyarakat Nagari Abai.[5] Pada awalnya, sebatang pohon yang akan dijadikan tiang Rumah Gadang 21 Ruang tidak bisa ditarik setelah ditebang.[5] Namun, tatkala seekor kerbau disembelih, pohon tersebut bisa ditarik oleh beberapa penduduk Nagari Abai.[5]

Meskipun sejak tahun 1960-an tidak ada lagi pembangunan rumah adat di Nagari Abai, namun tradisi Batombe tetap eksis.[4] Masyarakat Nagari Abai berupaya menjaga dan melestarikan salah satu tradisi lisan Minang ini dengan cara menjadikannya sebagai media hiburan bagi masyarakat, seperti pada pesta perkawinan, pengangkatan datuk, festival kebudayaan, penyambutan tamu khusus, dan ajang promosi pariwisata daerah.[4]

Kesenian

Alur Kesenian Batombe

Batombe diawali dengan pembacaan pantun pembukaan oleh seorang datuk.[6] Para pemain lalu memasuki arena dan membuat lingkaran.[6] Pemain terdiri dari 10 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.[6] 12 di antaranya bergerak menari membentuk garis lingkaran.[6] Sementara 1 lainnya menari di dalam lingkaran.[6] Kesenian Batombe diiringi dengan irama musik yang ceria.[6] Alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari gendang dan talempong.[6] Keduanya dimainkan dengan cepat mengikuti irama tarian dan nyanyian yang dibawakan para pemain batombe.[6] Keceriaan tarian semakin mengajak dan semangat sehingga pada bagian akhir, yang menyaksikan biasanya bergabung dan ikut menari bersama-sama.[6]

Pakaian Adat seni Batombe

Pemain Batombe mengenakan pakaian khusus yang menyerupai pakaian pemain randai atau silat, namun terdapat Perbedaan yakni terletak pada motif yang ada pada lengan baju.[6] Pada randai atau silat biasanya digunakan motif yang polos, sementara pada Batombe ini disulam dengan menggunakan benang emas.[6] Warna pakaian pun lebih bervariasi, seperti merah, hijau, kuning, dan hitam.[6] Pada bagian ikat kepala kepala biasanya memakai warna kuning keemasan, sedangkan pada pinggang dihiasi sehelai kain sulaman benang emas.[6] Sementara untuk celana dirancang lebih besar pada bagian pahanya, sehingga menyerupai sarung.[6]

Referensi

  1. ^ NasuXon, Fitri Haryani (2019-09-17). 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia. Bhuana ilmu populer. hlm. 45. ISBN 978-623-216-532-8. 
  2. ^ batombe ciri khas budaya abai[pranala nonaktif permanen] diakses 13 April 2015
  3. ^ a b c Mengenal tradisi batombe khas sumatera barat Diarsipkan 2014-05-05 di Wayback Machine. diakses 13 April 2015
  4. ^ a b c d e f Batombe[pranala nonaktif permanen] diakses 13 April 2015
  5. ^ a b c d e indonesia[pranala nonaktif permanen] diakses 13 April 2015
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n Batombe tradisi khas masyarakat Sumatra barat[pranala nonaktif permanen] diakses 13 April 2015

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41