Batik Malaysia adalah seni tekstil yang berasal dari Malaysia, khususnya di pesisir timur Malaysia (Kelantan, Terengganu dan Pahang). Kebanyakan motif populernya adalah dedaunan dan bunga. Batik Malaysia yang menggambarkan manusia atau hewan terbilang jarang karena hukum Islam melarang penggambaran makhluk hidup sebagai dekorasi. Batik Malaysia juga terkenal dengan desain geometrisnya, seperti bentuk spiral. Metode pembuatan batik Malaysia juga sangat berbeda dari batik Jawa Indonesia, polanya lebih besar dan lebih sederhana, jarang, bahkan tidak menggunakan canting untuk membuat pola yang rumit dan sangat bergantung pada metode melukis kuas untuk menerapkan warna pada kain. Warnanya juga cenderung lebih terang dan lebih hidup daripada batik Jawa yang berwarna gelap.
Sejalan dengan konsep budaya Malaysia, pemerintah Malaysia kini mendukung batik Malaysia sebagai pakaian nasional untuk semua lapisan masyarakat, dengan meminta desainer lokal untuk menciptakan desain batik baru yang mencerminkan ide Malaysia.[1]
Di Malaysia, batik juga dianggap sebagai ikon budaya, dengan adanya "Hari Batik Malaysia" yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 3 Desember. Banyak warga Malaysia yang terus mengenakan batik Malaysia setiap hari baik untuk acara kasual maupun formal.[2]
Asal usul produksi batik di Malaysia diketahui dari hubungan dagang antara Kerajaan Melayu di Sumatera dan kota-kota pesisir Jawa yang telah berkembang pesat sejak abad ke-13. Daerah-daerah penghasil batik di pesisir utara Jawa (Cirebon, Lasem, Tuban, dan Madura) telah memengaruhi batik Jambi. Batik Jambi (Sumatera) ini, seperti halnya batik Jawa, telah memengaruhi kerajinan batik di Semenanjung Melayu.[3]
Menurut Museum Sejarah Budaya Oslo, diketahui secara pasti bahwa orang Jawa memengaruhi pembuatan batik Melayu secara teknis maupun dalam pengembangan desain. Pada tahap awal, orang Malaysia menggunakan balok kayu untuk menghasilkan tekstil yang menyerupai batik. Hingga akhir tahun 1920-an, para pembatik Jawa memperkenalkan penggunaan balok lilin dan tembaga di pantai timur Malaysia.
Produksi komersial dimulai pada tahun 1960-an. Kerajinan ini telah mengembangkan estetika dan desainnya sendiri, khususnya di Malaysia. Batik Malaysia yang baru jelas berbeda dari batik khas Jawa yang dilukis dengan tangan.[4]
Batik Malaysia dapat ditemukan di pantai timur Malaysia seperti Kelantan, Terengganu, dan Pahang. Batik di Johor jelas menunjukkan pengaruh Jawa dan Sumatera karena populasi Jawa dan Sumatera yang besar di Malaysia selatan.