BashofuBashofu (芭蕉布 / Bahasa Okinawa: baashaa, baashaajin) adalah kain tradisional asal Okinawa yang dibuat dari serat pohon pisang. Awal mula dan perkembanganBashofu dibuat dari jenis pisang itobasho (Musa liukinensis), yang berbeda dari pohon pisang yang buahnya diambil untuk dimakan.[1] Itobasho tumbuh merata di daerah hangat di Kepulauan Ryukyu dan telah sejak lama dimanfaatkan sebagai bahan pakaian. Terdapat beberapa catatan awal yang menuliskan tentang bashofu, di antaranya adalah tulisan orang Korea yang terdampar di Ryukyu pada tahun 1546. Dalam catatan itu dijelaskan juga cara-cara membuatnya. Karena kedekatannya dengan Tiongkok, bashofu merupakan salah satu barang yang dikirim oleh Kerajaan Ryukyu untuk upeti kepada Dinasti Ming.[1] Pada tahun 1609 Domain Satsuma (Kagoshima) menyerang Kerajaan Ryukyu dan memerintahkan rajanya memberi upeti ke Jepang. Dari upeti itu terdapat sekitar 3000 gulung kain bashofu. Produksi meningkat pesat pada Periode Meiji dengan diperkenalkannya teknologi baru. Namun demikian, kain bashofu hanya digunakan di Kagoshima. Setelah perang, kerajinan bashofu hampir punah di Okinawa. Sekitar tahun 1950-an dimulai kembali usaha untuk membangkitkan kerajinan bashofu di Kijoka, Ogimi. Sentra pembuatan bashofu di KijokaDahulu bashofu merupakan bahan utama membuat pakaian, mulai dari rakyat jelata hingga kelas bangsawan dan kerajaan.[2] Setelah berakhirnya perang, hanya tersisa satu tempat yang membuat bashofu, yaitu di Kijoka, Desa Ogimi, Pulau Okinawa.[2] Membuat bashofu membutuhkan usaha yang tidak mudah. Proses paling awal adalah menanam dan merawat pohon pisang selama beberapa tahun, termasuk memotong daun dan pucuk pohon tiga sampai empat kali setahun, antara Maret dan September, agar serat menjadi lebih lembut. Mengupas, merebus dan membelah pohon dilakukan pada musim gugur sampai musim dingin.[2] Proses membuat benang dari serat membutuhkan delapan tahap, setelah itu dilanjutkan dengan mencelup dan menenun. Semua tahap dilakukan secara manual dengan tangan.[2] Bashofu merupakan bahan dasar pakaian tradisional yang diminati, terutama untuk musim panas. Kimono dari bashofu terasa ringan dan tipis namun kuat. Pengrajin Toshiko Taira merupakan tokoh utama yang dianugerahi pemerintah sebagai penerus dan pewaris keterampilan membuat bashofu.[3] Pada tahun 1974, keterampilan bashofu dilindungi sebagai warisan budaya penting nasional.[3] Setiap tahun pengrajin hanya bisa menghasilkan 250 gulung kain bashofu. Meskipun merupakan pakaian rakyat jelata pada masa lalu, kini bashofu merupakan barang yang berharga sangat mahal. Harga kimono bashofu bisa mencapai jutaan yen.[2] Referensi
|