BarsaumaBarsauma atau Barsauma dari Nisibis (415-491/95) adalah Metropolit Gereja Suriah Timur di Nisibis pada abad ke-5.[1] Ia adalah seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam Gereja Timur sekaligus politisi yang mampu berhubungan baik dengan Raja Peroz I, Raja Dinasti Sassania Persia.[2] Barsauma menganut aliran teologi yang bercorak Nestorian.[2] Di bawah kepemimpinannya, gereja di Persia lebih bercorak Nestorian dan menentang ajaran Monofisit.[2] Barsauma lahir sekitar tahun 415 di Suriah Utara, wilayah lembah Mesopotamia.[3] Ia belajar ilmu teologi sekaligus menjadi guru di sekolah Edessa, dengan mentornya Ibas.[1][2] Kemudian Barsauma, Ibas dan beberapa pengikut mereka diusir dari Edessa karena ajaran mereka bercorak Nestorian, sedangkan ajaran Nestorian telah dinyatakan sesat dan dikutuk dalam Konsili Efesus 431.[2] Mereka kemudian menyingkir ke Nisibis di Persia.[2] Di Persia, Barsauma dengan mudah dapat berhubungan baik dengan Raja Peroz I, tetapi ia berkonflik dengan Babowai, katolikos Seleukia-Ktesiphon.[3] Babaowai sangat menekankan disiplin gereja dan menekankan bahwa seorang imam harus selibat, padahal Barsauma sendiri menikah.[3] Para lawan Bersauma menuduhnya hidup bersama (kumpul kebo) dengan seorang perempuan.[3] Barsauma membela dirinya dengan mengutip perkataan Rasul Paulus "lebih baik kawin daripada terbakar hawa nafsu."[3] Konflik Barsauma dan Babowai ini berlanjut sampai Barasauma menemukan celah untuk menjatuhkan Babowai, yaitu dengan mengadu domba Babowai dengan pemerintah.[2] Babowai sendiri sangat mengkritik pemerintah Persia yang dia rasa menindas orang Kristen di Persia.[3] Konflik ini dimenangkan oleh Barsauma, dan Babowai sendiri dihukum mati oleh pemerintah Persia.[2] Tetapi kemenangan Barsauma tidak bertahan lama karena ia digantikan oleh Akasius, seorang yang pro-monofisit.[3] Referensi
|