Bahasa Jah HutJah Hut (Jah Het) adalah sebuah bahasa Austroasia yang dipertuturkan di sekitar Sungai Krau, Malaysia Barat. Penutur bahasa Jah Hut adalah bagian dari Orang Asli. KlasifikasiBahasa Jah Hut termasuk ke dalam cabang bahasa-bahasa Asli dari rumpun bahasa Austroasia. Sebelumnya diklasifikasikan sebagai bagian dari cabang rumpun Asli Tengah, namun kini Jah Hut dianggap sebagai bahasa isolat.[6] Dialek[7]
FonologiBahasa Jah Hut memiliki 9 vokal and 19 konsonan.[8]
MorfologiBahasa Jah Hut tidak mempunyai suku kata terbuka di posisi akhir kata. Sebaliknya, bahasa ini memiliki 15 konsonan yang bisa digunakan untuk menutup suku kata. Jika bunyi vokal sengau atau konsonan muncul di awal kata, konsonan akhir dipecah menjadi bunyi sengau dan glottal stop. Bahasa Jah Hut tidak memiliki batasan untuk kluster konsonan letup non-homorganik. Artinya, banyak kata yang diawali dengan gabungan konsonan yang secara fonetis tidak cocok (misalnya, kata yang diawali dengan ‘tk’ atau ‘bk’). Pola seperti ini lazim ditemui dalam bahasa-bahasa Asli yang lain.[9]
Bahasa Jah Hut berbeda dari bahasa Mon-Khmer lainnya karena ia hampir tidak membedakan panjang vokal secara fonetis.[9] Bahasa ini juga menggunakan semacam imbuhan kausatif, yaitu p- dan –r-. Dengan imbuhan ini, penutur Jah Hut bisa mengungkapkan bahwa sesuatu/seseorang menyebabkan sesuatu/seseorang menjadi/melakukan sesuatu hal lain. Imbuhan -m dapat mengaitkan sebuah kegiatan kepada seseorang. Contohnya, lyep, dalam bahasa Jah Hut berarti menganyam, sementara mlayep diterjemahkan sebagai "orang yang menganyam". Di sisi lain, jika kita ingin menyebut sebuah aksi tanpa merujuk langsung pada manusianya, digunakan awalan atau sisipan -n, tergantung kata. Contohnya bilit, atau membungkus, menjadi bnilit; yang berarti "kegiatan membungkus".[9] SintaksisDi bahasa Jah Hut, semua kata keterangan kecuali objek langsung harus diberi kata depan. Seperti dalam banyak bahasa Asli, penggunaan verba dalam kalimat Jah Hut tidak boleh melebih dua, yang pertama untuk merujuk pada gerakan, sementara verba kedua untuk merujuk pada kegiatan utama. Bentuk penggunaan verba lainnya mendahulukan verba kegiatan utama sebelum verba yang menunjukkan prosesnya. Juga, jika sebuah verba terikat dengan imbuhan pengganti personal, verba ini harus selalu bersepakat dengan agen dari kalimatnya, terlepas dari letak kedua komponen kalimat ini.[9] Referensi
Pranala luar
|