Yáahl, sebuah cerita mengenai gagak Yang ditulis oleh Erma Lawrence (Teks)
Yáahl uu st'igáalaan, hal st'i'áwyaagaan.'Wáadluu xíl hal tlaahláayaan. Gut'iláa ḵ'íit ḵ'uts hal ts'asláangaan. 'Wáadluu sáng ḵwáan hal néilaan gyaan hal 'lagáalaan Asgáayst hal xitgwáangaan táawk uu hal diyáangaan. 'Wáadluu, chíin ḵwáan gándlaay aa hal táagaan. Hal sk'ísdlaayaan gyaan xitgáay aa hal jagíyaayaan. 'Wáadluu hingáan an sáanjuudaayaan. Ahljíihl uu tl' hlgúujuu jahlíis gám 'láa'anggang.
Terjemahan:
Gagak jatuh sakit, dia sangat sakit.
Lalu dia membuat obat.
Dia merebus berbagai jenis akar pohon.
Lalu dia meminumnya selama beberapa hari dan sembuh.
Lalu dia terbang mencari makanan.
Lalu dia makan banyak ikan di sungai.
Dia menjadi kenyang dan tidak bisa terbang.
Jadi, dia beristirahat.
Itulah mengapa tidak ada gunanya menjadi terlalu serakah.
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Haida/ˈhaɪdə/[4] (X̱aat Kíl, X̱aadas Kíl, X̱aayda Kil, Xaad kil,[5]) adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Haida di Kepulauan Haida Gwaii di pesisir Kanada serta di Pulau Pangeran Wales di Alaska. Bahasa ini dianggap sebagai bahasa yang sangat terancam punah oleh UNESCO.[6][7] Jumlah penuturnya tidak lebih dari 20 orang dan kebanyakan adalah lansia, walaupun upaya revitalisasi sedang dilakukan. Pada masa kedatangan bangsa Eropa di Haida Gwaii pada tahun 1774, diperkirakan jumlah penutur bahasa Haida mencapai 15.000. Wabah penyakit kemudian mengurangi jumlah penduduk Haida yang kemudian hanya terbatas di tiga desa: Masset, Skidegate, dan Hydaburg. Upaya asimilasi dan pelarangan bahasa Haida di sekolah mengakibatkan kemunduran bahasa ini, dan kini sebagian besar orang Haida menuturkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.
Klasifikasi bahasa Haida hingga kini masih diperdebatkan. Beberapa ahli bahasa menempatkannya sebagai bagian dari rumpun bahasa Na-Dené, sementara ada pula yang menganggapnya sebagai bahasa isolat. Bahasa Haida sendiri terbagi menjadi dialek utara dan selatan dengan perbedaan fonologi di masing-masing dialek. Dialek Haida Utara memiliki konsonan faringeal yang juga dapat ditemui dalam bahasa Salisha dan Wakasha.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Haida". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^Laurie Bauer, 2007, The Linguistics Student's Handbook, Edinburgh