Badruddin al-Hutsi
Badruddin bin Amiruddin bin Husain al-Hutsi, atau singkatnya Badruddin al-Hutsi (Arab: بدر الدين الحوثي, Inggris: Badr al-Din al-Houthi; 23 November 1926 – 25 November 2010) adalah seorang tokoh ulama Syiah Zaidiyah dari Yaman.[7] Kehidupan awalBadruddin lahir di kota Dhahiyan, Sha'dah, yang terletak di bagian utara Republik Yaman. Al-Hutsi merupakan keluarga Zaidiyah terkemuka keturunan Bani Hasyim.[8][9] Nama keluarga (nisbah) "Al-Hutsi" merujuk pada Al-Huts (الحوث), sebuah kota dagang yang terletak di jalan utama antara Sana'a dan Sha'dah.[8] Ia mendukung kebangkitan mazhab Zaidiyah dan telah menulis banyak risalah yang mengkritik paham Wahhabiyah.[9] Pada tahun 1984, ia menjadi pengajar di Asy-Syabab al-Mu'minin, yang mengajarkan mazhab Zaidiyah bagi para pengikutnya.[9] Pemikiran agamaDalam hal pemikiran agama, Badruddin yang berpaham Jarudiyah berselisih pendapat dengan banyak ulama Zaidiyah Yaman lainnya.[10] Ia mempertahankan pendapat bahwa persyaratan pemimpin harus dari kalangan Ahlul bait Nabi, sedangkan ulama Zaidiyah lainnya berpendapat bahwa persyaratan tersebut sudah tidak relevan.[10] Konflik yang terjadi bahkan sampai membuat sekelompok ulama tersebut mendeklarasikan penolakan mereka terhadap Al-Hutsi sebagai bagian dari mazhab Zaidiyah.[10] Pemikiran Badruddin yang condong kepada mazhab Itsna Asyariyah, mendorongnya untuk pindah ke Iran dan tinggal di sana selama beberapa tahun.[10] Setelah ia kembali ke Yaman, ia melanjutkan penyebarkan pandangannya mengenai shahabah, khumus, dan hal-hal lainnya, yang menunjukkan pengaruh Itsna Asyariyah.[8][10] Memimpin pergerakanBadruddin semasa hidupnya adalah pemimpin spiritual gerakan bersenjata Harakah Ansharullah, yang dikenal pula sebagai kelompok Hutsi (Houthi).[7][9] Abdul Malik al-Hutsi dan Yahya Badruddin al-Hutsi adalah anak-anaknya yang saat ini menjadi pimpinan Pemberontakan Hutsi, sebagaimana pula mendiang anak-anaknya Hussain Badruddin al-Hutsi dan Abdul Karim al-Hutsi.[7][9] Saat kematian Hussain pada tahun 2004, ia sempat secara sementara mengambil alih kepemimpinan gerakan Hutsi.[11][12] WafatBadruddin meninggal karena penyakit tua yang berhubungan dengan komplikasi asma pada tanggal 25 November 2010.[8][13] Lihat pulaReferensi
|