Ayam panggang Bangka adalah makanan yang dibuat untuk keperluan upacara "Perang Ketupat" yang dilakukan rutin setiap tahun sekali. Bahan yang digunakan untuk pembuatan ayam panggang berupa ayam kampung dengan ukuran relatif lebih besar, dengan bumbu cabe merah, kencur, kemiri, kunyit, lada, laos, bawang putih, bawang merah, kelapa, dan bumbu penyedap, tidak menggunakan garam karena merupakan sesaji permintaan dari mahluk halus. Adapun proses memasak ayam panggang adalah ayam yang masih utuh dimasak dengan air panas supaya memudahkan untuk membersihkan bulu ayam. Setelah ayam dibersihkan, dibelah dadanya dan diambil isi perutnya. Kaki dan sayap ayam diikat dengan tali supaya dapat menyatu. Semua bumbu yang sudah dicuci dan ditiriskan, dihaluskan dengan cara ditumbuk. Berikutnya bumbu ditumis dengan minyak sayur secukupnya pada sebuah wadah "luser" di atas "tungke" atau tungku (alat memasak dengan bahan kayu bakar) atau kompor minyak tanah atau kompor gas. Setelah ditumis dan harum aromanya, masukkan santan kental dari sebuah kelapa, sekaligus masukan ayam, masak menjadi satu hingga bumbu tercampur rata. Masak ayam tersebut sampai matang hingga bumbu agak kering.Siap disajikan. Ayam panggang digunakan sebagai lauk pauk untuk makanan sehari hari.[1]
Referensi
- ^ Rasyid, Harun Nur (2004-01-01). Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia (Sumatra). Direktorat Jenderal Kebudayaan.