Atif Dudaković (lahir 2 Desember 1953) adalah mantan jenderal di Angkatan Darat Bosnia. Selama Perang Bosnia, Dudaković menjadi komandan militer daerah kantong Bihać, yang dikepung dari tahun 1991 hingga 1995, sebagai pemimpin Korps ke-5. Setelah perang, ia menjadi komandan umum Angkatan Darat Federasi Bosnia dan Herzegovina. Pada 2018, dia menjadi tersangka kejahatan perang.
Kehidupan awal dan pendidikan
Dudaković lahir di desa Orahova dekat Bosanska Gradiška. Dia bertugas di Tentara Rakyat Yugoslavia (JNA) dan mengajar di sekolah artileri di Zadar dan akademi militer di Beograd.
Karier
Pada tahun 1991, di awal Perang Kemerdekaan Kroasia, ia menjabat sebagai pengawas artileri Korps ke-9 JNA yang berpusat di kota Knin, dan menjadi bawahan jenderal dan penjahat perang Serbia Ratko Mladić. Pada saat inilah dia meninggalkan Angkatan Yugoslavia.
Setelah pecahnya perang di Bosnia, Dudaković bergabung dengan Tentara Republik Bosnia dan Herzegovina (ARBiH) yang baru dibentuk. Akhirnya, ia menjadi komandan Korps ke-5, yang ditempatkan di Bihać di barat laut Bosnia. Situasi di sana sangat sulit karena Bihać dikepung dari semua sisi oleh musuh ARBiH: oleh Tentara Republika Srpska; oleh Republik Serbia Krajina; dan pasukan Provinsi Otonomi Bosnia Barat, pasukan beretnis Bosniak pimpinan Fikret Abdić yang membelot dari pemerintah Izetbegovic. Korps ke-5 berhasil mempertahankan daerah kantong tersebut dan pada tahun 1995, Korps ke-5 merebut kota Bosanski Petrovac, Bosanska Krupa, Ključ, Sanski Most dan hampir merangsek masuk ke Prijedor dan Banja Luka sebelum tentara Amerika Serikat dan NATO memaksa mereka untuk mengakhiri perang.
Setelah perang, ia terus bertugas di tentara Bosnia, memegang posisi teratas Wakil Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Komandan Komando Gabungan Angkatan Darat Federasi.
Sejak 2005, dia mulai diselidiki atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap etnis Serbia pada tahun 1995.
Pada bulan September 2006, stasiun televisi Serbia B92 dan Radio Televisi Serbia menyiarkan dua kaset video, salah satunya menunjukkan Dudaković memberikan perintah "tembak"[2] atau "bakar semuanya"[3] terhadap sebuah desa Serbia selama Operasi Sana pada 1995.[4] Setelah video itu dirilis, Dudaković memberikan pernyataan yang mengatakan:
Tentara Republik Bosnia-Herzegovina tidak pernah diperintahkan untuk melakukan kejahatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka kasus harus terus diselidiki dan pelakunya harus dihukum. ... Film ini menunjukkan garis depan. Saya biasanya terlibat di garis untuk mengarahkan artileri. Karena saya adalah manusia artileri. Film dan naskahnya adalah produk propaganda Serbia yang biasa kami temui selama perang. Itulah kenapa saya merasa malas menanggapi ini."
[2]
Pada 2010, dia bergabung dengan Partai untuk Bosnia dan Herzegovina pimpinan Haris Silajdžić.
Tuduhan kejahatan perang
Pada April 2018, polisi menahan Atif Dudaković dan 12 orang lainnya karena dicurigai melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang Bosnia. Semuanya adalah anggota Korps ke-5 tentara Bosnia, yang di bawah kepemimpinan Dudaković bertanggung jawab atas wilayah Bihac. Mereka dicurigai melakukan kekejaman terhadap warga sipil termasuk etnis Serb Bosnia dan Bosniak yang setia kepada pemimpin Bosnia lainnya, serta tawanan perang. Kasus yang menjerat mereka didasarkan pada lebih dari 100 wawancara saksi, rekaman video dan bukti dari penggalian.[5] Orang-orang Bosniak berunjuk rasa di ibu kota Sarajevo, membawa spanduk besar bertuliskan "Pahlawan, bukan penjahat!", sebagai bentuk dukungan terhadap para tersangka.[6] Dudaković dan yang lainnya dituduh membunuh lebih dari 300 warga sipil dan penghancuran 38 gereja Ortodoks Serbia.[7] Pada Oktober 2018, Dudaković secara resmi didakwa atas kejahatan terhadap kemanusiaan.[8]
Referensi