Astronomi di Tiongkok memiliki sejarah yang sangat panjang. Menurut para sejarawan, bangsa Tiongkok adalah para pengamat fenomena ruang angkasa yang paling tekun dan cermat di dunia mendahului bangsa Arab.[1] Para cendekiawan Tiongkok awalnya meyakini bintang, matahari, dan bulan sebagai dewa. Namun pada masa Dinasti Han, sekitar 130 M, ilmuwan seperti Zhang Heng mengetahui bahwa bulan adalah bola, diterangi oleh matahari di satu sisi dan gelap di sisi yang membelakangi matahari. Zhang Heng juga memahami penyebab gerhana bulan dan matahari.
Para astronom Tiongkok, sepeti halnya astronom Romawi dan Sassania pada periode yang sama di Eropa dan Asia Barat, amat tertatik pada bintang-bintang untuk alasan keilmuan serta karena mereka meyakini bahwa langit dapat membantu meramalkan masa depan.
Salah satu astronom Tiongkok berhasil membuat sebuah diagram bintang tertua di dunia, yang disebut peta bintang Dunhuang. Diagram tersebut bahkan menyertakan bintang-bintang yang cahayanya lemah dan sulit dilihat dengan mata telanjang, padahal ketika itu teleskop dan teropong belum ditemukan.
Selain berdasarkan bintang, orang Tiongkok juga memiliki panduan ramalan berdasarkan bentuk awan.
Needham, Joseph; Wang Ling (1959,1995). Science and Civilisation in China: Volume 3. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-05801-5.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
Bacaan tambahan
Encyclopaedia of the History of Science, Technology, and Medicine in Non-Western Cultures, edited by Helaine Selin. Dordrecht: Kluwer, 1997. S.v. "Astronomy in China" by Ho Peng Yoke.
Sun Xiaochun, "Crossing the Boundaries Between Heaven and Man: Astronomy in Ancient China" in Astronomy Across Cultures: The History of Non-Western Astronomy, edited by H. Selin, pp. 423–454. Dordrecht: Kluwer, 2000.
Chan Ki-hung: Chinese Ancient Star Map, Leisure and Cultural Services Department, 2002, ISBN 962-7054-09-7