Ashabulkahfi (Bahasa Arab: اصحاب الکهف, aṣḥāb al-kahf, sahabat gua) atau Tujuh yang Tertidur (Bahasa Yunani Kuno: επτά κοιμώμενοι, hepta koimōmenoi, Bahasa Latin: Septem dormientes,Bahasa Inggris: The Seven Sleepers) adalah kisah agama Kristen dan Islam yang menceritakan tujuh pemuda yang tertidur lelap di dalam gua selama 309 tahun. Para pemuda tersebut bersembunyi di dalam gua yang dikatakan berada di perbatasan kota Efesus untuk melarikan diri dari kekejaman KaisarDecius yang pada saat itu memerintahkan untuk membunuh orang Kristen yang menolak untuk menyembah dewa-dewi Romawi kuno. Manuskrip tertua dari kisah ini datang dari seorang uskup Suriah yang bernama Yakub dari Sarug (450-521). Kisah ini juga ditulis dalam karya uskup Gregorius dari Tours dan dalam buku sejarah orang Lombard karya Paulus Diakonus. Dalam Al-Qur'an, kisah ini termaktub di dalam surah Al-Kahf.
Tradisi Kristen menetapkan nama ketujuh pemuda tersebut sebagai Maximilian, Martinianus, Dionisus, Yohanes, Konstantinus, Iamblikhus dan Antoninus. Dalam De situ terrae sanctae, sebuah kisah perjalanan ke tanah suci dari abad ke-6, dikatakan juga bahwa terdapat seekor anjing yang bernama Viricanus. Sedangkan menurut beberapa sejarawan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika, serta seekor anjing bernama Kithmir yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk surga. Banyak ulama yang berpendapat kisah ini terjadi di Suriah, tetapi ada juga beberapa ahli Al-Qur'an berpendapat bahwa mereka berasal dari Yordania.
Versi Kristen
Kisah
Diceritakan bahwa pada masa persekusi orang Kristen sekitar tahun 250 M oleh Kaisar Romawi Decius, tujuh pemuda Romawi dituduh sebagai pengikut kekristenan. Mereka diberi kesempatan untuk meninggalkan kepercayaan mereka, namun mereka menolak untuk tunduk kepada dewa-dewi Romawi. Mereka memutuskan untuk memberikan semua kepunyaan mereka kepada orang miskin dan mengisolasi diri mereka di sebuah gunung untuk berdoa sampai mereka tertidur. Sang Kaisar, setelah melihat bahwa pendirian mereka tidak berubah, memutuskan untuk menyegel mulut gua tempat mereka bernaung.
Puluhan tahun berlalu. Setelah beberapa lama—pada masa pemerintahan Theodosius II (402-450)—pemilik tanah itu memutuskan untuk membuka mulut gua yang disegel untuk dijadikan kandang sapinya. Setelah dibuka, ia menemukan ketujuh pemuda sedang tidur di dalamnya. Mereka terbangun, dan merasa baru tertidur satu hari saja. Salah seorang dari mereka kembali ke Efesus. Ia tercengang menyaksikan bangunan-bangunan dengan tanda-tanda salib di atasnya. Orang-orang yang ditemuinya tercengang ketika pemuda itu berusaha menggunakan mata uang lama dari pemerintahan Decius. Seorang uskup lalu dipanggil untuk mewawancarai ketujuh pemuda itu. Mereka menceritakan kisah ajaib itu, lalu meninggal sambil memuji Allah.
Peringatan
Hari ditemukannya ketujuh pemuda suci tersebut dinamai sebagai hari pesta Santo Maximilian, Martinianus, Dionisos, Yohanes, Konstantinus, Iamblikhos dan Antoninus dan tanggal peringatannya ditetapkan pada 27 Juli (Katolik) dan 22 Oktober (Ortodoks).
Ketujuh pemuda tersebut dimakamkan di sebuah makam bawah tanah dari era Kristen perdana yang terletak di kaki Gunung Pion atau Gunung Coelian di dekat kota Efesus (kini Selçuk, Turki). Di atas gua tersebut terdapat reruntuhan gereja yang ditemukan pada tahun 1927-1928. Penggalian itu juga secara tidak sengaja membongkar keberadaan beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada ketujuh pemuda itu di dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut. Gua tersebut masih dapat dikunjungi para wisatawan.
Versi Islam
Kisah ketujuh pemuda tersebut juga muncul dalam surah ke-18 di Al-Qur'an, surah Al-Kahf, dari ayat 1 hingga ayat 26. Ayat-ayat tersebut berbunyi:
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok."
"Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik".
"Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya."
"Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak."
"Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka."
"Maka, barang kali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an)."
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya."
"Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering."
"Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?".
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."
"Lalu, Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak bilangannya".[18:11]
"Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)."
"Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk."
"Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran."
"(Mereka berkata pula sesama sendiri): "Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian); Maka, tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap Allah.
"Dan oleh karena kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari Rahmat-Nya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna."
"Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkan-Nya, maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya."
"Dan engkau sangka mereka sadar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah); sedang anjing mereka mengulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau melihat mereka, tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah engkau akan merasa sepenuh-penuh gerun takut kepada mereka."
"Dan demikian pula Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) supaya mereka bertanya-tanyaan sesama sendiri. Salah seorang di antaranya bertanya: "Berapa lama kamu tidur?" (Sebagian dari) mereka menjawab: "Kita telah tidur selama sehari atau sebagian dari sehari". (Sebagian lagi dari) mereka berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui tentang lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu, membawa uang perak kamu ini ke bandar; kemudian biarlah dia memilih mana-mana jenis makanan yang lebih baik lagi halal (yang dijual di situ); kemudian hendaklah ia membawa untuk kamu sedikit habuan daripadanya; dan hendaklah ia berlemah-lembut dengan bersungguh-sungguh (semasa di bandar); dan janganlah dia melakukan sesuatu yang menyebabkan sesiapapun menyadari akan hal kamu.
"Sesungguhnya, kalaulah mereka mengetahui hal kamu, tentulah mereka akan merajam dan membunuh kamu, atau mereka akan mengembalikan kamu kepada agama mereka (secara paksa); dan jika berlaku demikian, kamu tidak sesekali akan berjaya selama-lamanya."
“Dan demikian Kami dedahkan hal mereka kepada orang ramai supaya oang-orang itu mengetahui bahwa janji Allah menghidupkan semula orang mati adalah benar, dan bahwa hari kiamat itu tidak ada sebarang syak padanya; pendedahan itu berlaku semasa orang-orang itu berbantah sesama sendiri mengenai perkara hidupnya semula orang mati. Setelah itu, maka (sebagian dari) mereka berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi gua mereka, Allah jualah yang mengetahui akan hal ihwal mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (pihak raja) pula berkata: “Sebenarnya kami hendak membina sebuah masjid (tempat ibadah) di sisi gua mereka.”
“(Sebagian dari) mereka akan berkata: “Bilangan Ashabulkahfi itu tiga orang, yang keempatnya ialah anjing mereka”; dan setengahnya pula berkata bilangan mereka lima orang, yang keenamnya ialah anjing mereka”, secara meraba-raba dalam gelap akan sesuatu yang tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: “Bilangan mereka tujuh orang dan kedelapannya ialah anjing mereka”. “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit”. Oleh itu, janganlah engkau berbahas dengan sesiapapun mengenai mereka melainkan dengan bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangannya di dalam Al-Qur'an), dan janganlah engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari golongan (yang membincangkannya).”
“Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): “Bahwa aku akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti.”
“Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata): “Insyaallah”. Dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini”.
“Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka: tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli kitab) dan sembilan lagi (dengan kiraan kamu).”
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Allah jua yang mengetahui tentang masa mereka tidur; bagi-Nyalah tertentu ilmu pengetahuan segala rahasia langit dan bumi; terang sungguh penglihatan-Nya dan jelas sungguh pendengaran-Nya (terhadap segala-galanya)! Tidak ada bagi penduduk langit dan bumi pengurus selain daripada-Nya) dan ia tidak menjadikan sesiapapun masuk campur dalam hukum-Nya.”