As You Like ItAs You Like It adalah sandiwara komedi karya William Shakespeare yang ditulis sekitar tahun 1599-1600. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesianya berjudul Manasuka dan dilakukan oleh Trisno Sumardjo.[1]
Sandiwara ini mengisahkan seorang adipati yang memerintah di Hutan Arden dan saudaranya yang jahat memerintah di kerajaannya. Rosalind dan Celia, dua orang wanita bangsawan, lari ke hutan untuk menghindari amarahnya. Seorang bangsawan yang lain, Orlando, juga bersembunyi di hutan dari saudaranya yang jahat. Di sana Orlando berlatih menyatakan cintanya kepada Rosalind, yang berpura-pura menjadi seorang gembala domba untuk menguji kedalaman cinta Orlando. Kisah As You Like ItTokoh utama
Waktu dan tempatPada zaman dahulu di Eropa SinopsisPada zaman dahulu ada dua orang saudara yang bertahta, yang satu di kerajaan yang berada di hutan, yang lain di kerajaan yang diambilnya secara licik dan tipuan. Sang Adipati adalah penguasa yang sah, tetapi Frederick mencuri tahtanya dan mengusir kakaknya. Sang Adipati dan pengikutnya pergi ke Hutan Arden. Putri kedua saudara ini saling menyayangi sebagai kakak-adik. Frederick mengizinkan Rosalind, putri kakaknya, untuk tinggal di kerajaan demi putrinya sendiri, Celia. Kedua gadis itu tidak terpisahkan. Suatu hari, mereka berdua melihat kompetisi gulat di halaman istana. Frederick lalu memanggil mereka untuk menasihati seorang muda yang kurus yang menantang juara gulat istana yang kekar; Frederick menyuruh mereka untuk menasihati pemuda itu agar mundur dari kompetisi yang tidak seimbang itu. Ketika kedua sepupu tersebut menasihati sang pemuda, sang pemuda menolak dengan halus serta melankolis, yang mengingatkan Rosalind akan dirinya sendiri. Rosalind lalu berjanji untuk menemaninya. Dalam kompetisi gulat yang berlangsung, pemuda tersebut dengan mudahnya mengalahkan sang juara yang bertubuh kekar. Frederick lalu menanyakan namanya, yang dijawab oleh pemuda tersebut "Orlando, anak Sir Rowland de Boys". Frederick tiba-tiba merasa tidak senang karena ternyata ayah Orlando adalah seorang musuh Frederick, yang adalah teman sang Adipati. Dengan marah Frederick bergegas kembali ke istana. Rosalind lalu mengambil kalung dari lehernya dan memberikannya kepada Orlando, dan sambil tersipu malu bergegas kembali ke istana. Orlando terdiam terpaku saat diberi oleh Rosalind dan tidak dapat berkata apa-apa ketika mereka berdua meninggalkannya di halaman istana. Sang penjaga istana menasihati Orlando supaya segera pergi sebelum amarah Frederick memuncak, yang diiyakan oleh Orlando setelah ia menanyakan nama kedua gadis tersebut. Sambil berjalan pulang Orlando berpikir apakah gadis seperti Rosalind dapat mencintai seseorang yang ditimpa kemalangan seperti Orlando. Ayah Orlando yang telah meninggal mewariskan semua miliknya kepada kakaknya, Oliver. Oliver seharusnya memberikan Orlando pendidikan layaknya seorang bangsawan, tetapi karena ia iri akan ketampanan dan energi Orlando, maka ia selalu memperlakukan Orlando seperti pembantu dan menyuruhnya bekerja di ladang. Setelah Orlando semakin dewasa, Orlando berniat untuk mencari rejeki sendiri, dan lomba gulat tersebut adalah usaha pertamanya. Ia ingin menjadi orang yang berhasil agar layak memperistri Rosalind. Ketika Orlando hendak memasuki rumah, Adam, seorang pelayan keluarga yang tua menghentikannya dan memberitahu bahwa kakaknya berencana untuk membunuhnya malam itu. Adam tidak ingin tinggal dengan Oliver dan keduanya lari ke Hutan Arden yang tidak jauh dari sana. Di istana, Rosalind juga menjadi target kemarahan Frederick yang iri karena Rosalind lebih disayang oleh rakyatnya, terlebih ketika banyak dari rakyatnya yang pergi ke hutan untuk mengikuti sang Adipati. Lalu ia mengusir Rosalind dan berjanji akan membunuhnya jika ia berada dalam radius dua mil dari istana. Putrinya, Celia, marah dengan perlakuan ayahnya dan keduanya lari bersama-sama ke Hutan Arden dengan membawa baju, perhiasan, dan emas. Keduanya mempersiapkan penyamaran mereka. Celia berdandan sebagai wanita penggembala bernama Aliena, dan Rosalind menyamar sebagai seorang laki-laki, saudara Aliena yang bernama Ganymede. Ketika mereka sampai ke hutan keesokan harinya, mereka lapar dan letih. Kebetulan mereka menemukan seorang penggembala yang hendak menjual gubuknya. Celia lalu membeli gubuk tersebut dengan emas yang dibawanya. Keduanya lalu tinggal di dalam gubuk tersebut. Orlando dan Adam juga sampai di bagian lain hutan tersebut. Sang pelayan tua pingsan karena kelaparan. Orlando berjanji akan kembali dengan membawa makanan, lalu meneruskan perjalanannya. Dalam perjalanannya akhirnya ia sampai di wilayah sang Adipati. Sang Adipati dan bawahannya yang setia berburu makanan mereka sendiri, tetapi tetap hidup sebagai bangsawan di hutan. Hari itu, ketika sang Adipati dan bawahannya sedang akan makan, Orlando tiba-tiba menerobos ke tengah-tengah mereka sambil menghunuskan pedangnya karena tidak menyadari siapa mereka. Sang Adipati lalu menawarkan makanan untuk menunjukkan bahwa mereka bukanlah gerombolan penjahat. Orlando meminta maaf atas tidankannya dan menjelaskan situasinya. Sang Adipati lalu mengundang mereka berdua untuk ikut dalam perjamuan di tengah hutan tersebut. Sang Adipati lalu mengenali Orlando sebagai anak sahabat lamanya, Sir Rowland. Mereka berdua lalu saling bertukar cerita. Sementara itu, saudara-saudara kedua orang tersebut mengalami hal yang kebalikan. Frederick murka ketika mengetahui bahwa Celia telah pergi. Ia dengan putus asa mencoba mencari putrinya. Seorang pembantu mendengar Celia berbicara dengan Orlando pada hari sebelumnya. Frederick mengira Orlando membantu kedua gadis tersebut lari. Ia menyuruh Oliver datang dan menuntut supaya ia menyerahkan Orlando. Oliver yang tidak tahu menahu keberadaan adiknya disita hartanya hingga ia kembali dengan adiknya. Setelah bertanya-tanya, Oliver mencari Orlando ke dalam Hutan Arden. Sementara itu, Orlando yang telah beradaptasi dengan hutan sekitarnya merindukan Rosalind. Setiap kali ia teringat kepada Rosalind, ia menekankan kalung Rosalind ke bibirnya yang akhirnya berbunga menjadi puisi. Ia menuliskan sajak-sajak puisinya yang penuh dengan cinta, tetapi tidak profesional, dan memakukannya di pohon-pohon di sekelilingnya untuk menjadi saksi cintanya. Rosalind yang berada di bagian lain hutan Arden menemukan sajak-sajak yang dipakukan di pohon-pohon tersebut dan membacanya. Ia merasa terkejut, tetapi pada saat itu Orlando lewat di dekat mereka. Kedua sepupu tersebut bersembunyi di belakang pohon sambil mengintip. Wajah Orlando sama tampannya ketika terakhir kali Rosalind melihatnya, dan Orlando masih memuji-muji Rosalind ketika ia lewat di dekat persembunyian mereka. Rosalind yang merasa mereka belum saling mengenal bertanya-tanya apakah rasa cinta Orlando benar-benar tulus. Ia lalu mendapatkan sebuah ide. Rosalind yang sedang menyamar lalu keluar dari balik pohon dan memanggil Orlando. Ia bertanya tentang orang yang menuliskan puisi cinta serta memakukan mereka di pohon yang dijawab oleh Orlando bahwa ia adalah orang tersebut. Orlando menanyakan apakah ia memiliki obat untuk mengobati rasa cintanya, yang dijawab oleh Rosalind/Ganymede bahwa Orlando harus berpura-pura bahwa Ganymede adalah Rosalind dan Orlando harus datang setiap hari untuk berlatih menyatakan cintanya kepada 'Rosalind'. Orlando yang merasa ia dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk berlatih menyatakan cintanya menyetujui ide tersebut karena ia melihat bahwa anak muda tersebut tampak seperti orang baik, bahkan samar-samar mirip dengan Rosalind. Ia lalu berjanji untuk datang setiap hari untuk berlatih. Dalam latihan mereka, Rosalind mendapat kesempatan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Orlando yang tidak dapat dilakukannya jika ia adalah seorang gadis terhormat; dan semakin Rosalind mengenal lebih jauh Orlando, semakin ia menyukainya. Satu-satunya kekurangan Orlando adalah ia tidak pernah tepat waktu, dan Rosalind merasa dalam hatinya bahwa jika Orlando tidak bisa menghormati komitmen yang sederhana tersebut, apakah nanti ia dapat menghormati komitmen pernikahan? Pada suatu hari setelah Orlando berpamitan untuk makan siang (bersama sang Adipati), dan berjanji untuk kembali pukul dua, Rosalind menjawab bahwa Orlando harus datang tepat waktu, tidak boleh semenit pun terlambat atau ia akan dianggap orang yang tidak menepati janjinya. Orlando pun berjanji. Namun dua jam kemudian, Celia melihat Rosalind masih menunggui Orlando. Dari seberang kali, seorang gembala bernama Silvius terlihat mengejar seorang wanita penggembala yang bernama Phebe supaya tidak meninggalkannya. Phebe yang suka mempermainkan cinta Silvius mendorong Silvius serta berkata supaya ia tidak mengikutinya lagi. Rosalind yang melihat hal itu menegur sang gembala domba dan berkata bahwa sang gembala domba tersebut seribu kali lebih berharga daripada wanita penggembala tersebut. Silvius yang terkejut pun mundur beberapa langkah. Namun Phebe menyukai komentar pedas Rosalind yang menyamar sebagai Ganymede dan menggodanya. Rosalind yang waspada lalu menasihati Phebe seraya tertawa supaya ia jangan jatuh cinta padanya. Lalu ia dan Celia kembali ke gubuk mereka. Dalam perjalanan, mereka menemukan seorang asing yang memakai baju yang sobek-sobek dan kotor. Ia bertanya apakah mereka pemilik gubuk tersebut dan memperkenalkan dirinya sebagai Oliver, saudara Orlando. Ternyata Oliver sewaktu tidur di bawah pohon di dalam hutan tiba-tiba dililit ular dan akan dipatuk. Karena nasib mujur, maka Orlando datang ke tempat tersebut. Ular tersebut lari, tetapi seekor singa betina dari semak-semak lalu menerjang. Singa yang hendak menerjang Oliver tersebut dihalangi oleh Orlando, dan singa tersebut akhirnya mundur, tetapi sebelumnya sempat mencabik Orlando terlebih dahulu. Terkesima akan pengorbanan saudaranya, Oliver tiba-tiba mengalami perubahan. Ia meminta maaf akan segala kesalahannya kepada saudaranya dan bersumpah untuk membantunya. Orlando saat ini sedang beristirahat di tempat sang Adipati. Oliver lalu menjelaskan bahwa ia diutus untuk meminta maaf karena ia melanggar janjinya untuk tepat waktu. Orlando menitipkan saputangannya yang berlumuran darah kepada sang gembala muda yang dipanggilnya 'Rosalind'. Melihat darah di saputangan tersebut, Rosalind tiba-tiba pingsan. Oliver lalu membantu mereka kembali ke gubuk mereka. Sama cepatnya ketika Rosalind dan Orlando jatuh cinta, maka secepat itulah Celia dan Oliver jatuh cinta. Dalam hitungan jam mereka telah setuju untuk menikah. Oliver segera kembali memberitahukank Orlando bahwa ia akan mewariskan peninggalan ayah mereka kepadanya dan ia berencana untuk tinggal di hutan bersama wanita penggembala tercintanya. Orlando merasa sedikit iri dengan pertunangan Oliver, yang ia ungkapkan ke Rosalind pada pertemuan selanjutnya. Rosalind yang merasa bahwa Orlando telah membuktikan dirinya seorang yang berani dan jujur, lalu berkata bahwa ketika saudaranya (Oliver) menikah dengan Aliena/Celia, maka pada saat yang sama ia akan menikah dengan Rosalind, ia berjanji untuk mendatangkan Rosalind yang asli dengan 'sihir'. Sebelum Orlando sempat menjawab, Phebe terlihat mendatangi dengan diikuti oleh Silvius. Phebe menuntut bahwa Rosalind/Ganymede telah memperlakukannya dengan tidak baik. Rosalind lalu tertawa dan berkata bahwa ia akan menikahi Phebe pada saat ia menikah besoknya, tetapi jika Phebe menolak untuk menikah dengannya, maka Phebe harus menikahi Silvius. Phebe lalu menyetujuinya sementara Silvius kebingungan. Rosalind menyuruh mereka untuk menemuinya besok pada pernikahan Oliver dan Aliena di tempat sang Adipati. Pada sore harinya Rosalind dan Celia kembali berdandan dengan busana istana mereka. Mereka saling mengenakan perhiasan dan dengan bergandengan tangan berjalan menuju tempat sang Adipati. Ketika Orlando melihat Rosalind, maka ia terkesima dan kebingungan, tetapi kemudian ia menyadari apa yang terjadi. Ia tidak merasa marah, malah merasa bahwa Ganymede telah menyembuhkannya dari penyakit cinta dengan memberikannya apa yang ia maui. Phebe yang terkejut dengan perubahan Rosalind dari Ganymede akhirnya pasrah dan menikah dengan Silvius. Sang Adipati yang melihat putrinya dan keponakannya yang telah lama hilang merasa sangat bahagia. Ia memanggil ketiga pasangan tersebut dan memberkati pernikahan mereka. Ketika para pasangan tersebut berciuman, seorang pengantar pesan datang dengan berita yang tidak terduga-duga. Frederick saat itu juga berada di Hutan Arden, ia berencana untuk membunuh saudaranya, tetapi di tengah jalan ia bertemu dengan seorang suci, dan orang suci tersebut menobatkan Frederick menjadi rahib yang hidup menyendiri. Frederick lalu mengembalikan takhta yang ia curi dari kakaknya kepada sang Adipati. Celia dan Rosalind tersenyum satu sama lain. Semuanya sudah sesuai dan seperti yang mereka kehendaki. Catatan kaki |