Andreas Chong Hwa-gyong (1807-1840) adalah seorang martir Katolik Korea. Ia merupakan orang yang sangat bodoh sehingga dia mudah ditipu dengan mudah. Akibatnya, seorang uskup dan banyak orang Katolik ditangkap. Si pengkhianat, Kim Yo-sang berkata kepada dia bahwa orang-orang pemerintahan ingin menjadi Katolik dan akan menyambut para misionaris dari Perancis. Andreas dengan bodohnya mempercayai mereka dan memimpin sekelompok penculik menuju Uskup Imbert, yang mereka tangkap.
Andreas lahir pada tahun 1807 pada keluarga Katolik yang kaya, mereka tinggal di Chongsan di Provinsi Chungchong. Supaya dia dapat menjalankan agamanya dengan lebih bebas, dia meninggalkan rumahnya dan pindah ke Seoul. Dia membantu Gereja dengan semampu yang dia bisa. Bahkan setelah Uskup Imbert ditangkap, Andreas ditipu lagi oleh polisi. Polisi itu berkata kepada dia bahwa tak lama lagi akan ada kebebasan beriman dan polisi menangkap banyak umat yang baru menjadi Katolik.
Polisi berusaha untuk menangkap Pastor Maubant dan Chastan melalui Andreas, namun akhirnya Andreas menyadari kebodohannya dan tidak memberitahukan keberadaan para misionaris. Sebaliknya, dia pergi diam-diam kepada para misionaris dan memberitahu supaya mereka melarikan diri. Andreas mengakui dosa-dosanya, dan dia ingin menyerahkan dirinya sendiri kepada aparat pemerintah.
Akhirnya dia ditangkap, dan kepala polisi memerintahkan supaya dia menyangkal imannya. Walaupun Andreas bodoh, dia memiliki iman yang kuat. Dia terus menerus menolak permintaan kepala polisi dan menahan seluruh rasa sakit karena dipelitir dan ditikam. Dia dipukuli lebih dari seratus kali dan dicekik sampai mati di Seoul pada tanggal 23 Januari 1840, pada usia 33 tahun.[1]
Referensi