KRT Andjar Any Singanagara (nama lahir Andjar Mudjiono, 3 Maret 1936 – 13 November 2008) adalah pencipta lagu langgam Jawa, sastrawan (terutama sastra Jawa modern), wartawan, dan kritikus seni asal Surakarta.[1]
Dengan nama seni Andjar Any, seniman serbabisa ini telah menciptakan 1050-an lagu yang tercatat oleh Museum Rekor Indonesia (namun rekan-rekannya menduga ada sekitar 2000-an lagu telah diciptakannya).[2] Di antara lagu ciptaannya yang populer adalah Jangkrik Génggong, Yèn ing Tawang Ana Lintang, Blitar Kawentar, Nyidham Sari, Kasmaran (Iki Wèk-é Sapa), Lintang Panjer Rina, Petruk Dadi Ratu, serta Taman Jurug.
Pada tahun 1960-an langgam Jawa mulai disukai orang. Penyanyi langgam Jawa populer saat itu, Waldjinah menyanyikan sejumlah lagu karangan Anjar Any. Lagu-lagu karangannya juga dipopulerkan oleh Ki Narto Sabdo dan Gesang. Pada saat musik campursari dan congdut mulai populer pada akhir 1980-an sampai pertengahan dekade 2000-an, lagu-lagunya banyak dinyanyikan oleh tokoh-tokohnya, seperti Manthous dan Didi Kempot.
Selain dikenal sebagai penulis lagu, Andjar Any banyak menulis cerpen (bahasa Jawa: cerkak, singkatan dari crita cekak (cerpen) serta puisi bebas berbahasa Jawa (geguritan). Cakupan minat seninya juga merambah ke aspek seni pertunjukan. Ia pernah menjadi pembina suatu organisasi reog. Selain itu, ia mendirikan pula grup campursari "Sangga Buana" dan grup keroncong "Hanjaringrat".
Sebagai wartawan ia pernah mengasuh koran lokal Pos Kita. Sejumlah tulisannya merupakan kronik sejarah.
Andjar Any menikah dengan Piyatni ("Niek ") dan pasangan ini dikaruniai lima anak. Pada bulan Maret 2008 ia masih sempat merayakan perkawinan emasnya (50 tahun). Ia wafat setelah sakit strok beberapa waktu. Jenazahnya dimakamkan di Astana Bibisluhur, Surakarta.
Rujukan
Dalam teks
Tambahan
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|