Amanatul UmmahAmanatul Ummah atau dikenal Pondok Modern Amanatul Ummah adalah sebuah pondok pesantren yang berinduk di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Pondok Pesantren ini di pimpin oleh pengasuh Prof.Dr.KH. Asep Saifuddin Chalim. MA dan memiliki ketua yayasan serta Wakil Bupati Mojokerto yaitu Dr.KH. Muhammad Al-Barra. Lc. Mhum.[1]
SejarahPondok pesantren Amanatul Ummah yang didirikan pada tahun 1988 bermula dari KH. Asep Saifuddin Chalim sendiri yang memiliki inisiatif untuk mendirikan sebuah pondok pesantren namun apalah daya karena semua masih terbatas. Pendidikan pada saat itu masih sangat sederhana yaitu mengaji di sebuah vila kecil yang dijadikan sebagai tempat ngaji mereka. Dan pada saat itu jumlah mereka masih sangat sedikit hanya 24 orang saja. Pengajaran kitab-kitab Islam merupakan satu-satunya pengajaran normal yang diajarkan di dalam pondok pesantren. Tujuan pengajarannya adalah untuk mendidik santri-santri dalam menjawab segala persoalan yang menyangkut dengan persoalan agama. Dulu awal pelajarannya adalah huruf hijaiyah seiring berjalannya waktu barulah diajarkan membaca Al-quran serta diajarkan syariat Islam serta cerita akhlak para Nabi dan orang-orang sholeh sehingga diharapkan para santri mampu meneladaninya. Sistem pengajaran juga mengalami perubahan dengan bertambahnya santri yang semakin banyak yaitu digunakan sistem pengajaran seperti yang digunakan di pesantren sesungguhnya yaitu wetonan yang mana seorang Kiai membacakan suatu kitab dalam waktu tertentu dan santri membawa kitab yang sama, kemudian mereka menyimak dan mendengarkan bacaan sang Kiai. Jika ada yang merasa kurang faham maka langsung bisa ditanyakan kepada sang Kiai. Dengan sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren ini mampu meningkatkan daya tarik dan akan sangat diminati oleh banyak calan santri. Suatu pondok pesantren pasti memiliki lembaga pendidikan masing-masing. Pada awalnya metode yang digunakan hanyalah metode-metode klasik seperti mengaji kitab-kitab klasik yang biasanya di laksanakan di langgar atau musholla milik seorang ulama di desa tersebut. Seiring bersamaan dengan itu metode pembelajaran semakin maju dan berkembang. Banyak metode pembelajaran modern yang di gunakan di pondok-pondok salaf ataupun modern. Sekarang juga lembaga pendidikan pondok pesantren sudah menerapkan sekolah formal layaknya sekolah pada sekolah-sekolah umum di luar pondok pesantren. Meskipun sekolah formal sudah diterapkan pada pondok pesantren, tetapi tidak mengurangi ciri khasnya yakni sorogan dan bandongan.[2] PenghargaanPondok Pesantren (PP) Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, kembali menerima penghargaan Indonesia Top Innovative Education Choice Award 2023, kategori "Best Inspiring Islamic School of The Year 2023", Jumat (20/1/2023) malam, di Grand Syahid Jaya Hotel Jakarta.[3][4] Pondok Pesantren Amanatul Ummah kembali mendapat penghargaan. Kali ini pesantren yang memiliki 25.000 santri itu mendapat penghargaan Indonesia Business Professional & Education Award 2023 untuk kategori The Best Islamic Boarding School in Excellent Quality Programme of The Year.[5] Peringatan Hari Santri Nasional, Kiai Asep Terima Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas 2022 dari Gubernur Khofifah.[6] PP. Amanatul Ummah meraih penghargaan Kategori Kualitas Pendidikan terbaik se-Indonesia (Excelence for Quality Education) pada malam penghargaan Indonesia Best of Award: Winner Award in Excelence 2020 di Santika Premiere Hotel Semarang pada tanggal 07 Februari 2020 lalu. Ajang tersebut merupakan ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Indonesia Development Achievment Foundation (IDAF).[7] Program
MusibahPada september 2022 Seorang santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, meninggal dunia secara mendadak, santri tersebut meregang nyawa dalam kondisi mengeluarkan busa dari mulutnya usai sarapan. sebelum meninggal dunia, Satria masih mengikuti apel pagi di Ponpes Amanatul Ummah sekira pukul 07.00 WIB. Selepas rutinitas itu, korban makan pagi (sarapan) bersama teman-temannya sesama santri di samping kelas, sebelum ikut kegiatan belajar di sekolah lingkungan pondok.[8] Referensi
|