Alu Alkhanov

Alu Alkhanov

Alu Dadashevich Alkhanov adalah presiden Republik Chechnya Rusia. Ia terpilih pada 30 Agustus 2004 dalam keadaan yang kontroversial. Pada 15 Februari 2007, Presiden Rusia Vladimir Putin memecat Alkhanov sebagai Presiden Chechnya dan mengangkatnya sebagai Wakil Menteri Kehakiman Rusia. Ia juga memperoleh Bintang Jasa Tanah Air.

Biografi

Alkhanov dilahirkan di Kazakhstan pada 20 Januari 1957. Ia bergabung dengan Tentara Soviet setelah lulus sekolah. Ia masuk dalam dinas Militsiya Soviet pada 1983, lulus dari sekolah polisi transportasi di Mogilev (kini Mahilyow di Belarus). Ia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Kepolisian di Rostov na Don sebelum menjadi Wakil Kepala Departemen Transportasi Kaukasus Utara dari bekas pemerintah Chechnya-Ingushetia di Grozny pada 1992. Ia kemudian dipromosikan menjadi kepala departemen itu, dan jabatan ini dipegangnya hingga 1997.

Ketika Perang Chechnya Pertama pecah pada 1994, Alkhanov mendukung pihak Rusia dalam melawan para pemberontak nasionalis. Ia dianugerahi Bintang Keberanian atas tindakan-tindakannya selama serangan kaum separatis terhadap Grozny pada 1996. Pada April 2003, ia diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Chechnya dalam pemerintahan Akhmad Kadyrov dan diberikan pangkat Mayor Jenderal dari kepolisian Chechnya. Ketika Kadyrov dibunuh pada 9 Mei 2004, Akhnanov menjadi calon favorit pemerintah Rusia.

Pada 1 Juni 2006, Alu Alkhanov mengatakan ia lebih suka bila republiknya diatur oleh Syariat Islam dan dalam suatu pembicaraan di Paris, setelah perundingan yang tidak membawa hasil dengan Dewan Eropa, ia mengusulkan agar hukum Islam ini diadaptasi. "Bila Chechnya diatur oleh Syariat Islam, keadaannya pasti akan berbeda dengan sekarang ini," kata Alkhanov tentang republiknya yang dilanda masalah. "Bila anda melihat apa arti Syariat untuk hak-hak perempuan, misalnya, anda akan terkejut."

Banyak orang melihat bahwa ia berkonflik dengan Ramzan Kadyrov, seorang bekas pejuang pemberontak dan Perdana Menteri Republik Chechnya yang memiliki ambisi-ambisi untuk menjadi presiden.

Alkhanov menikah dan mempunyai tiga orang anak.

Kontroversi pemilihan umum

Pemilihan umum Alu Alkhanov pada Agustus 2004 sejak semula sudah kontroversial. Pendahulunya terpilih di tengah-tengah berbagai tuduhan bahwa kertas suaranya ditambahkan, para pemilih diintimidasi oleh tentara-tentara Rusia dan para kandidat yang diduga separatis tidak diizinkan ikut serta. Sebagai seorang birokrat karier, Alkhanov tidak mempunyai basis rakyat yang jelas dan dilihat oleh banyak orang sebagai orang yang ditempatkan oleh pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin. Para kritik kebijakan Rusia di Chechnya mengklaim bahwa pemerintah tidak akan membiarkan Alkhanov dikalahkan, dan bahwa hasil suaranya sudah ditetapkan jauh sebelumnya. Sebagai tanggapan, banyak analis yang mengatakan bahwa Alkhanov didukung oleh warga Negara Chechnya karena mereka sudah lelah berperang dan tidak menginginkan situasi di Chechnya semakin memburuk, dan pemilihan atas calon yang didukung Kremlin memberikan kemungkinan terbesar untuk perdamaian.

Alkhanov menghadapi tujuh penantang. Yang paling serius di antaranya adalah Malik Saidullayev, seorang pengusaha Chechnya yang berbasis di Moskwa, dilarang ikut bertarung dengan alas an teknis bahwa ia tidak mengisi formulir pendaftarannya dengan benar. Keenam penantangnya yang lain tidak banyak dikenal di Chechnya dan beberapa mempunyai kaitan dengan pemerintah. Mereka adalah:

  • Abdula Bugayev, seorang sejarahwan dan direktur cabang Chechnya dari Akademi Humaniora Modern. Ia menduduki tempat kedua yang jauh dari Kadyrov pada 2003 dengan 5,7% suara.
  • Movsar Khamidov, seorang kolonel di Departemen Dinas Keamanan Federal (FSB) Chechnya, pengganti KGB.
  • Vakha Visayev, seorang ekonomi dan penasihat penjabat presiden Chechnya, Sergey Abramov.
  • Mukhmud-Khasan Asakov, seorang anggota staf Dewan Negara Chechnya.
  • Magomed Aidamirov, seorang pengusaha dari desa Tolstoy-Yurt.
  • Umar Abuyev, direktur jenderal Perusahaan Petrokimia Chechnya.

Program Alkhanov praktis merupakan kelanjutan dari kebijakan-kebijakan pendahulunya, dengan Chechnya tetap menjadi bagian dari Rusia; otonomi ekonomi; menarik bantuan dan investasi; mengurangi pengangguran dan kehadiran militer Rusia; dan membuka perundingan damai dengan pemimpin separatis Aslan Maskhadov.

Pada akhirnya, Alkhanov menang dengan mayoritas besar, 73,67% dari seluruh suara dengan 85,25% pemilih ikut serta. Khamidov menduduki tempat kedua, dengan 8,95%, dan Abdula Bugayev di tempat ketiga, dengan 4,5%. Visayev di tempat keempat, Abuyev kelima, Asakov keenam dan Aidamarov ketujuh, dengan jumlah suara antara 0,6% hingga 4,3% dari seluruh suara. 1% dari pemilih “menolak semua kandidat”.

Hasil pemilihan umum ini diterima dengan skeptis oleh sejumlah pengamat asing dan oposisi Chechnya. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, dan Federasi Internasional Helsinki untuk Hak Asasi Manusia memeprtanyakan kejujuran pemilihan umum ini dan menyoroti didiskualifikasinya Saidullayev. Pemilihan umum ini dimonitor secara internasional oleh para pengamat dari CIS dam Liga Arab; para pengamat barat tidak ikut serta memonitor pemilui ini meskipun mereka diundang. Kondisi-kondisi tempat pemungutan suara dipertanyakan.; Khamidov pernah mengatakan bahwa staf kampanyenya telah mencatat berbagai penyimpangan dan akan menantang hasil pemungutan suara ini di pengadilan.

Lihat pula

Pranala luar

Didahului oleh:
Akhmad Kadyrov (penjabat)
Presiden Republik Chechnya
20052007
Diteruskan oleh:
Ramzan Kadyrov (penjabat)