All the Knowledge in the World: The Extraordinary History of the Encyclopedia adalah buku nonfiksi karya Simon Garfield, seorang jurnalis dan penulis nonfiksi asal Inggris. Buku ini membahas sejarah ensiklopedia mulai dari Yunani Kuno hingga Wikipedia, dengan fokus pada Encyclopædia Britannica.[1][2]
Ikhtisar
Garfield menyusun dua puluh enam bab dalam buku ini secara alfabetis, dari “Ahh, Here Comes Andrew Bell” dan “Accumulation”, hingga “Zeitgeist” dan “Zywiec.” Setiap bab dalam buku ini terdiri dari beberapa potongan teks terpisah (vignette) yang tidak perlu dibaca secara berurutan.[1][2]
Lebih dari 270 tahun setelah Denis Diderot menyatakan bahwa tujuan ensiklopedia adalah “mengumpulkan semua pengetahuan yang tersebar di permukaan bumi,” orang-orang yang menyukai dan berkecimpung dalam dunia ensiklopedia masih mengemban tugas besar tersebut.[2] Garfield berpendapat bahwa ensiklopedia semakin lama semakin besar: lebih banyak kata, entri, jilid, dan merek-merek ensiklopedia yang saling bersaing. Karena satu set lama Encyclopaedia Britannica memiliki harga lebih murah dari biaya pengirimannya, Garfield menyebut fenomena ini sebagai “sekumpulan informasi yang paling cepat menurun nilainya yang pernah diketahui.” Garfield menulis, “Apa yang merupakan pengetahuan yang bernilai dan tidak bernilai, serta bagaimana cara terbaik untuk mempresentasikannya, telah menjadi masalah yang selalu ada bagi setiap editor ensiklopedia dalam sejarah.”[3]
Dalam buku ini, Garfield menaruh fokus lebih pada pada Encyclopedia Britannica, yang telah berdiri sejak tahun 1768, sehingga membuat The New York Times menyebutnya sebagai “tokoh utama de facto.”[2] Garfield mencatat bahwa raksasa ensiklopedia ini membayar para ahli untuk menjadi penulis tunggal artikel tentang topik studi mereka. Sebagai contoh, Sigmund Freud menulis tentang psikoanalisis, Marie Curie menulis tentang radium, dan Alfred Hitchcock menulis tentang produksi film. Britannica memperkirakan bahwa mereka mengeluarkan biaya sebesar $32 juta untuk membuat edisi ke-15, tidak termasuk biaya pencetakan. Oleh karena itu, Garfield menyebut Britannica sebagai “investasi swasta tunggal terbesar dalam sejarah penerbitan”.[1]
Garfield juga membahas Yongle Dadian, sebuah dokumen yang sangat masif, dengan 11.095 jilid naskah. Proyek penulisan Yonge Dadian ini ditugaskan oleh kaisar Zhu Di dari dinasti Ming di Tiongkok.
Penghargaan
The New York Times memuji Garfield karena telah menggambarkan para pembuat ensiklopedia dalam sejarah menjadi karakter yang menarik, “Walaupun pengetahuan terasa seperti kutu buku, Garfield melawan stereotipe ini dengan bahasan yang ringan dan menyenangkan”.[2]
Joshua Kim dari Inside Higher Ed menulis bahwa narasi tentang kejatuhan Britannica ke dalam ketidakjelasan (obscurity) kurang “inside story tentang bagaimana Britannica mencoba beralih ke era digital.”[4] Ia menambahwa bahwa Britannica terbagi menjadi dua divisi untuk media cetak dan internet, dan bahwa pada tahun 1999, ketika Britannica membuka konten ensiklopedianya secara gratis secara online, situs Britannica crash karena saking banyaknya pengunjung.[4]
Publishers Weekly memuji buku ini karena “padat-fakta dan memiliki pace yang cepat”.
Referensi
- ^ a b c "Review | As Wikipedia dominates, an homage to the encyclopedia". Washington Post (dalam bahasa Inggris). 2023-02-26. ISSN 0190-8286. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ a b c d e Tsu, Jing (2023-03-23). "Everything, Everywhere, in One Big Book". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ ALL THE KNOWLEDGE IN THE WORLD | Kirkus Reviews (dalam bahasa Inggris).
- ^ a b Kim, Joshua. "Print Encyclopedias, Universities and 'All the Knowledge in the World'". www.insidehighered.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-09.