Ali Abdullah al-Banjari
Ali bin Abdullah Wujud Al-Banjari, adalah seorang ulama besar di bidang ilmu Fiqih Pengarang kitab Al-Kaukab Al-Barri Fi Tsabat Al-Banjari dan merupakan cucu Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.[1] KehidupanBeliau bernama lengkap Ali bin Abdullah Wujud bin Mahmud bin Muhammad Arsyad Banjar Al-Martapuri Al-Makki Asy-Syafi’i. Dia lahir di Kota Makkah, Al-Mukarramah pada hari Senin tanggal 14 Sya’ban tahun 1285 H, yang bertepatan dengan tanggal 29 atau 30 November tahun 1868 M.[1] Ayahnya merupakan seorang ulama besar bernama, Syaikh Abdullah bin Mahmud merupakan ulama besar di Makkah Al-Mukarramah. Ayahnya memiliki kemampuan ketika dia sedang berdzikir, tubuhnya tidak dapat dilihat secara kasat mata, yang tampak hanya pakaian dan sorbannya. oleh karena itu, ayahnya dijuluki dengan julukan Syaikh Abdullah Wujud.[2] PendidikanDikarenakan berasal dari keluarga yang terbiasa dalam mempelajari ilmu agama mendorong Syekh Ali Banjar untuk memperdalam ilmu agama semenjak dia kecil. Syekh Ali Banjar menyelesaikan hapalan Al-Qur'an dan menguasai beberapa dasar ilmu Islam dan bahasa Arab sebelum dewasa, lalu dia rutin dalam menghadiri kajian beberapa kitab para ulama yang berada disekitar Kota Makkah Al-Mukarramah. Beberapa ulama yang menjadi tempatnya belajar adalah Syekh Muhammad bin Yusuf Al-Khayyath, Sayid 'Alawiy bin Ahmad As Saqqaf, Mufti Mazhab Malikiyah Syekh 'Abid bin Husain Al-Malikiy, dan Syekh Muhammad Mahfuzh Tremas. Namun, dia adalah ulama yang fokus untuk menuntut ilmu di hadapan mereka adalah Syekh Abu Bakar Syatha, dan Syekh Muhammad Sa'id Yamaniy.[1] Salah seorang gurunya, yaitu Syekh Abu Bakar Syatha merupakan seorang ulama yang mengajarkan kitab Fath al-Mu’in karya Al-Allamah Zainuddin al-Malibari, di Masjidil Haram. Dengan melihat kesungguhan dan pemahamannya yang mendalam di bidang fikih, Syekh Abu Bakar Syatha mempercayakannya sebagai juru tulis dalam menulis Kitab ‘Ianah Al-Thalibin. Kitab tersebut merupakan penjelasan dari kitab Fath al-Mu’in karya Al-Allamah Zainuddin al-Malibari yang diajarkan oleh gurunya saat di Masjidil Haram.[2] Silsilah : 1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam 2. Fatimah Az-Zahra 3. Husein Asy-Syahid 4. Ali Zainal Abidin 5. Muhammad Al-Baqir 6. Ja'far Ash-Shadiq 7. Muhammad Ad-Dibaj 8. Ismail 9. Muhammad 10. Ahmad 11. Sajun 12. Ahmad 13. Muhammad 14. Sulthan Hawi Al-Makaram 15. Hamid 16. Rafa' 17. Yusuf 18. Abdul Aziz 19. Abul Qasim 20. Mahriz 21. Muhammad 22. Abu Bakar 23. Majliddin 24. Ismail 25. Ahmad 26. Muhammad 27. Ahmad 28. Ahmad 29. Muhammad 30. Abul Hasan 31. Muhammad 32. Khairuddin 33. Ahmad 34. Jalaluddin 35. Salim Badruddin 36. Sulaiman 37. Ibrahim 38. Abdullah 39. Muhammad Badruddin 40. Ali 41. Mahmud Zainuddin 42. Muhammad Zainal Abidin 43. Sayyid Abu Bakar Al-Bakri Utsman Syatha KematianSyekh Ali Banjar wafat pada hari Jumat tanggal 12 Zulhijah tahun 1370 H, yang bertepatan dengan 14 September tahun 1951 M, di usianya yang ke-85 tahun. Dia dimakamkan di pemakaman Ma'lâh, yang berada Kota Makkah Al-Mukarramah.[1] Referensi
|