Al-Mustadrak ala ash-Shahihain
Al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain (bahasa Arab: المستدرك على الصحيحين) adalah kitab koleksi hadits yang disusun oleh Hakim al-Naisaburi (w. 405 H) setebal lima jilid. Al-Hakim menyusun kitab ini pada tahun 393 H (1002 M) ketika dia berumur 72 tahun. Kitab ini memuat 9045 hadits.[1] Dia menyatakan bahwa seluruh hadits didalamnya adalah shahih menurut syarat (metode yang dipakai) Imam Bukhari dan atau Imam Muslim.[2] Namun kitab ini mendapatkan sambutan yang beragam dari para ulama. KritikKitab Al-Mustadrak karya Al-Hakim ini telah menimbulkan kontroversi, ketika Al-Hakim mengaku telah mengkoreksi Al-Bukhari dan Muslim dalam hampir 9000 hadits yang seharusnya dimasukkan keduanya dalam kitab Shahih mereka, karena hadits-hadits tersebut dianggap oleh Al-Hakim telah sesuai dengan syarat (kriteria) keduanya atau salah satunya, atau memiliki sanad yang shahih tetapi tidak memenuhi kriteria salah satu dari keduanya. Kritik terhadap kitab Al-Mustadrak ini disebabkan karena Al-Hakim terlalu mudah dalam menilai “shahih” terhadap hadits-hadits yang tidak shahih. Adz-Dzahabi berkata, “Dalam kitab Al Mustadrak terdapat banyak hadits yang sesuai kriteria Al-Bukhari dan Muslim atau salah satunya. Jumlahnya sekitar separuh dari isi kitab. Seperempatnya memiliki sanad yang shahih, sedangkan sisanya (seperempat lagi) merupakan hadits-hadits munkar yang lemah dan tidak shahih, yang sebagiannya maudhu’ (palsu). ”Ini merupakan hal yang mengherankan, karena Al Hakim termasuk salah seorang ahli hadits yang brilian di bidangnya. Ada yang berkata, "Hal itu disebabkan bahwa dia menulisnya pada akhir masa hidupnya, yang saat itu dia sudah agak pelupa." Bahkan meskipun Adz-Dzahabi membuat ringkasan dari kitab Al-Mustadrak tersebut dia menyayangkan dan berkata:" Akan lebih baik seandainya Al-Hakim tidak pernah menyusunnya."[3] Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Al-Hakim bersikap menggampangkan karena dia mengkonsep kitab tersebut untuk diralat kemudian, tetapi dia meninggal sebelum sempat meralat dan membetulkannya.” Banyak periwayat hadits yang berkata, “Sesungguhnya sikap Al Hakim yang menyendiri dari para Imam hadits dalam men-shahih-kan suatu hadits perlu dikaji, sehingga dapat diketahui mana yang shahih, hasan, dan dha'if.”[4] Menurut Abdurrahman Al-Mu'allimi seorang muhaddits dari Yaman juga Prof. Dr. 'Ali Ash-Shayyah, sikap bermudah-mudahan (tasahul) Imam Al-Hakim ini Hanya pada kitab Al-Mustadrak-nya saja. Adapun di kitabnya yang lain seperti Al-Madkhal ila Ash-Shahih, Su`alat As-Sijziy, Ma'rifah 'Ulum Al-Hadits, dll, dia tidaklah seperti itu. Hal ini semakin menguatkan alasan yang dikuatkan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani bahwa Kitab Al-Mustadrak yang disusun oleh Imam Al-Hakim tersebut ditulis di akhir umurnya ketika kekuatan hafalannya sudah berkurang, oleh sebab itu pernyataan-pernyataannya di dalam Al-Mustadrak sering kali bertentangan dengan pernyataannya di kitab-kitabnya yang lain.[5] RingkasanTalkhis al-Mustadrak' merupakan ringkasan dan koreksi dari Al-Mustadrak yang ditulis oleh Imam Adz-Dzahabi. Di dalam kitab ini dia memberikan komentarnya pada 1182 hadits. Adz-Dzahabi berkata di dalam kitab Tarikh Al-Islam mengenai biografi Al-Hakim ketika menyinggung kitab Al-Mustadrak: "Sebagian darinya adalah hadits palsu. Sayapun maju untuk mengenalinya ketika aku mempersiapkan ringkasan untuk Al-Mustadrak dan menujukan hal (hadits-hadits palsu) tersebut." Dia juga berkata tentang Al-Mustadrak:[6] "Ini adalah buku yang memiliki manfaat. Saya telah membuat ringkasannya yang membutuhkan usaha dan koreksi yang cukup besar." RujukanWikisource Arab memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
|