Ajeng Martia Saputri (lahir 30 Desember 1992)[1] adalah seorang seniman muda wanita asal Semarang lulusan Design and Art Institut Teknologi Bandung (ITB).[2] Awalnya ia berkarya di bidang seni grafis. Namun ia merasa materialnya terlalu fragile dan mencoba menggunakan material berbahan kain.[3] Ajeng mulai aktif berkarya dan terlibat di berbagai pameran sejak tahun 2012 silam. Ia pernah berpameran di Bazaar Art Jakarta Booth Bekraf, 2 Young Indonesian Artist di Tentacles Gallery, Bangkok, Kompetisi Trimatra Salihara, serta Kompetisi Seni UOB 2018.
Karya Seni
Karya yang paling dikenalnya yaitu Touching Did Not Hurting yang memiliki daya tariknya tersendiri. Melalui karyanya tersebut ia memenangi kompetisi bergengsi bagi seniman instalasi di Indonesia bertajuk Trimatra 2016. Karya tersebut berkonsep boneka buatan tangan berbahan kain yang terkurung dalam kotak bening plexiglass. Pada karyanya Ajeng memperlihatkan garis-garis arsiran hitam yang sangat kuat pada boneka-bonekanya sehingga terkesan seperti himpunan jarum yang menembus tubuh boneka.
Prestasi lainnya yang diraih yaitu ia memenangkan ajang Kompetisi UOB Painting Of The Year pada tahun 2018. Karyanya yang berjudul Universe Under Our Skin berhasil memenangkan kategori seniman profesional dengan penghargaan gold. Karya yang ditampilkan berupa lukisan pulpen di atas gaun yang dibuat tangan sendiri. Gaun itu dibingkai di atas linen dan dibungkus dalam frame. Ia sendiri mengatakan bahwa karya gaunnya tersebut terdapat suatu pesan tertentu. Menurutnya, pakaian adalah simbol pertama yang diberikan keluarga sebagai identitas perempuan.
Referensi